7 Kebiasaan Buruk Mengemudi Mobil Orang Indonesia yang Harus Ditinggalkan
Jakarta – Mengendarai mobil sudah menjadi aktivitas sehari-hari bagi sebagian besar warga perkotaan. Mengendarai mobil bukan hanya sebatas menginjak pedal gas, memindahkan tuas transmisi, hingga mengendalikan lingkar kemudi, tapi juga harus fokus dan perlu konsentrasi penuh.
Kebiasaan buruk pengemudi di Indonesia adalah melakukan aktivitas lain ketika sedang mengemudikan mobil. Padahal tanpa disadari hal itu bisa menggangggu konsentrasi. Bukan tidak mungkin kecelakaan bisa saja terjadi.
Dilansir dari berbagai sumber berikut ini tujuh kebiasaan buruk mengemudi mobil orang Indonesia yang harus ditinggalkan:
Isi Konten
1. Menggunakan Telepon Genggam Saat Berkendara
Sudah menjadi pemandangan biasa di jalan raya melihat pengemudi menggunakan telepon genggam. Berbicara atau membalas pesan singkat (Whatsapp) di telepon genggam bisa menurunkan konsentrasi.
Sebagian orang berpendapat penggunaan fitur hands-free untuk menjawab atau melakukan panggilan telepon saat mengemudikan mobil dinilai lebih aman. Sebenarnya itu tidak 100 persen benar, penelitian menunjukkan cara tersebut juga dapat mengalihkan perhatian pengemudi.
Cara teraman adalah dengan memberhentikan atau meminggirkan kendaraan di tempat aman sebelum menjawab panggilan masuk.
2. Mengabaikan Lampu Lalu Lintas
Entah terburu-buru atau malas menggunggu, seringkali pengemudi mobil melanggar lampu lalu lintas di persimpangan jalan. Kebanyakan kasus yang sering terjadi adalah menerabas lampu lalu lintas ketika kondisi lampu berwarna merah masih menyala. Tindakan tidak terpuji itu sangat berisiko memperburuk kondisi arus lalu lintas. Selain itu bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan.
3. Tidak Menggunakan Sabuk Pengaman
Berdalih tidak nyaman dan bebas bergerak, sebagian besar pengemudi serta penumpang menolak menggunakan sabuk pengaman. Kurangnya pengetahuan mengenai pentingya memakai sabuk pengaman menjadi salah satu faktor penyebab penghuni kabin mobil mengabaikan penggunaannya.
Sabuk pengaman adalah salah satu fitur keselamatan utama di mobil. Peralatan keselamatan ini diklaim mampu mengurangi cedera ketika terjadi kecelakaan.
Guna meningkatkan kesadaran pengemudi dan pemumpang dalam penggunaan sabuk pengaman, semua pabrikan mobil telah memasangkan alarm. Jadi ketika kendaraan sudah melaju tapi penghuni kabin tidak mengenakan sabuk pengaman, maka secara otomatis alarm akan berbunyi sebagai tanda pengingat.
Namun sayangnya tidak sedikit di antara mereka yang mengakali supaya alarm berhenti berbunyi. Caranya menarik tali sabuk pengaman lalu menguncinya kemudian duduk diatasnya.
4. Melawan Arus dan Mengabaikan Marka Jalan
Beberapa pengemudi mobil di Indonesia lebih memilih melawan arus ketimbang harus memutar balik di titik yang sudah di tentukan. Ada juga pengendara melanggar marka jalan seperti mendahului kendaraan di depannya di jalan menikung.
Padahal sudah tampak jelas ada garis putih panjang di setiap jalan menikung. Itu artinya dilarang mendahului. Sebab di khawatirkan ada kendaraan lain datang dari arah berlawanan yang tidak terlihat.
5. Tidak Menjaga jarak aman dari mobil di depan
Jarak mobil terlalu dekat dengan kendaraan di depannya merupakan pemandangan umum di jalan raya di Indonesia. Jarak aman mobil dengan kendaraan yang berada di depannya adalah 3 detik. Tujuannya supaya pengemudi mempunyai waktu cukup dalam melakukan tindakan ketika mobil di depannya mengerem mendadak, pecah ban dan lainnya.
6. Penggunaan Lmpu Utama Tidak Tepat
Hanya untuk sekedar gaya-gayaan, tidak sedikit pemilik kendaraan mengganti lampu utama mobil dengan cahaya lebih terang. Tanpa disadari penggunaan lampu utama yang terlampau terang dapat menggangu penghlihatan pengguna jalan lain.
7. Mengemudi dalam Keadaan Mabuk
Banyak pemilik mobil mengemudikan kendaraannya dalam kondisi mabuk. Ketika mabuk secara otomatis fokus dan konsentrasi pengemudi menurun, hal itu tentunya bisa menyebabkan kecelakaan. Bila Anda dalam kondisi mabuk sebaiknya meninggalkan kendaraan di tempat parkir dan menggunakan taksi.
Dari hal bahasan di atas dapat di simpulkan kalau hal yang selama ini sering diabaikan sebagai penyebab meningkatnya angka kecelakaan. Sebenarnya itu dapat dihindari dengan kedisiplinan kita dalam berlalu lintas.
Ingatlah kalau pengguna jalan tidak hanya kita, tapi juga orang lain dan yang terpenting ada keluarga yang menunggu kita di rumah. Jadilah pelopor keselamatan di jalan. (dol)