Mobil Tips dan Trik

Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Penting Fungsinya di Mobil Pribadi

APAR di Mobil Penting Untuk Cegah Meluasnya Kebakaran

Insiden kebakaran bisa terjadi kapan saja, baik itu di rumah atau bahkan kendaraan. Insiden kebakaran bahkan lebih rentan terjadi di mobil karena terdapat bahan bakar, udara, serta sumber api. Munculnya api di mobil wajib diwaspadai. Namun jika terjadi potensi kebakaran, penanggulangan yang tepat harus dilakukan.
Adanya fakta tersebut belum menggugah pemilik mobil.

Masih banyak dari mereka belum menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk mencegah api semakin besar. APAR lebih sering tersedia pada truk tangki BBM atau kendaraan komersial. Untuk kendaraan pribadi, APAR kebanyakan berada di mobil modifikasi untuk balap.

Mobil memiliki potensi kebakaran yang cukup besar. Salah satu kebakaran yang mungkin terjadi yaitu disebabkan oleh benda cair mudah terbakar. Mengingat di mobil tersimpan benda cair mudah terbakar seperti bensin, oli, solar dan sebagainya.

Jika kalian suka memodifikasi mobil, dikhawatirkan juga akan menyebabkan malfungsi elektrikal pada mobil. Oleh sebab itu, kelas kebakaran C yang disebabkan malfungsi elektrikal bisa juga terjadi di mobil milik kamu.

Ada baiknya pemilik kendaraan menyediakan peralatan pemadam api ringan atau yang lebih akrab disebut APAR. Peralatan ini memang tidak menjadi suatu perangkat khusus yang diwajibkan dalam kendaraan pribadi. Perda Nomor 8 Tahun 2008 di DKI Jakarta misalnya, hanya mewajibkan perangkat ini ada pada kendaraan umum ataupun kendaraan khusus namun tidak ada ketentuan pada kendaraan pribadi.

APAR saat ini sudah cukup banyak dijual di berbagai toko online atau toko khusus penjual alat pemadam kebakaran. Jenis dari APAR ini juga beragam, bisa kita sesuaikan dengan potensi kebakaran yang mungkin muncul.

Jenis dan Fungsi Penting APAR

APAR untuk mobil pribadi terbagi beberapa jenis (Foto: Agen Pemadam Api)

APAR atau yang juga disebut Fire Exthinguiser bentuknya beragam jenis. Setidaknya terdapat empat hingga lima jenis bahan pemadam dalam kemasan tabung yang lazim dipakai menjinakan api berbentuk powder, foam, Co2, liquid gas dan water.

APAR untuk kebakaran kelas A menggunakan air dengan tekanan tinggi. APAR jenis ini paling ekonomis dan hanya bisa digunakan untuk memadamkan api yang disebabkan bahan padat non logam seperti kertas, kain, karet, plastik dan sebagainya.

APAR untuk mengatasi kebakaran kelas B memakai bahan jenis busa atau foam. Busa yang disemprotkan akan menutup bahan yang terbakar, sehingga oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR ini cocok untuk kebakaran yang disebabkan cairan seperti minyak, alkohol dan kebakaran kelas A.

Jenis APAR selanjutnya yaitu untuk kebakaran kelas C dengan bahan dari bubuk kimia kombinasi mono-amonium dan ammoium sulphate. Alat ini cocok digunakan untuk kebakaran akibat kelistrikan. Sementara untuk kebakaran kelas D, memakai APAR dengan bahan karbon dioksida (CO2). APAR tersebut cocok untuk kebakaran kelas B dan kelas C.

Khusus untuk APAR di dalam mobil, tidak disarankan memakai bahan pemadam berbasis air dan foam. Sebab, kebakaran di kendaraan bermotor melibatkan minyak.

Dry Chemical Powder bekerja dengan cara mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran agar api dapat padam. Partikel keringnya yang digunakan dapat mencegah api (membentuk penghalang) pada area yang sudah dipadamkan agar tidak muncul api lagi. Dry Chemical Powder sendiri juga bersifat isolator yang tidak menghantarkan listrik.

Dua bahan tadi bahkan bisa memicu kebakaran lain yang dipicu oleh hubungan pendek arus listrik, sebab air dan foam bisa menghantarkan listrik. Bahan pemadam api yang ideal yaitu berbentuk powder, bisa digunakan dalam hampir semua media yang terbakar (kecuali logam).

Pentingnya APAR di Mobil Pribadi

APAR berukuran kecil cocok dibawa di mobil pribadi (Foto: Agen Pemadam Api)

Tiap mobil semestinya tersedia APAR. Untuk aplikasi di mobil, bisa menggunakan APAR dengan kapasitas 1 hingga 3 kg. Ini untuk berjaga-jaga, jika ada api kecil timbul tinggal kita semprot.

Tabung APAR berikut isi didalamnya memiliki bobot bervariasi, dari yang ringan sampai yang lumayan berat. Untuk lokasi pemasangan atau peletakan APAR sendiri pun disesuaikan dengan besar kecilnya tabung alat pemadam yang kalian gunakan.

Semakin besar mobil tentunya semakin besar pula tabung yang digunakan. Tabung APAR harus dikaitkan dengan baik supaya tidak terlempar atau berpindah-pindah tempat. Jika alat pemadam tersebut hanya berukuran sangat kecil, seukuran tabung spray berkapasitas 500ml hingga 1000ml, bisa disimpan di bagian laci mobil, di kolong jok mobil kursi pengemudi.

Sedangan untuk APAR yang berukuran besar seperti APAR 3 kg, anda bisa menyimpannya di bagian kolong jok kursi penumpang bagian depan maupun di bagian kolong jok paling belakang.

Penyimpan APAR ukuran besar perlu memakai braket khusus

Tabung APAR berukuran cukup besar perlu braket khusus yang benar-benar mengikatnya dengan kuat. Hal terpenting lainnya, braket APAR ini harus memiliki mekanisme yang membuat APAR mudah dilepas saat dibutuhkan.

Pada mobil balap contohnya, tabung APAR diikat pada batang rollbar sehingga mudah dijangkau pembalap atau navigator. Nah, untuk mobil penumpang bisa disimpan di bawah jok depan. Ini masih memudahkan pengemudi atau penumpang di depan mengambilnya saat muncul percikan api.

Perawatan Tabung APAR di Mobil Pribadi

APAR juga perlu perawatan supaya bisa tetap digunakan kapanpun saat kondisi darurat. Untuk jenis APAR Dry Chemical Powder ini, cukup putar posisi APAR secara terbalik. Putar tabung APAR dari posisi atas ke bawah secara berkala dua minggu sekali.

Kemudian, dengarkan apakah serbuk di dalam APAR masih bisa turun naik. Hal ini berfungsi agar serbuk tersebut tidak menggumpal dan menjadi kristal. Jika hal ini rutin dilakukan, maka umur APAR bisa bertahan sampai 5 tahun.

Titik Rawan Api di Mobil

Truk Fuso

Truk Colt Diesel yang diaplikasikan sebagai pemadam kebakaran. Foto/Carmudi Indonesia.

Beberapa bagian harus diperiksa demi mencegah kebakaran mobil. Dalam kondisi tertentu, mobil bisa saja tiba-tiba terbakar. Untuk meminimalkan potensi terjadinya kebakaran, ada beberapa pemeriksaan penting pada kendaraan yang wajib dilakukan pemilik mobil.

Sekering contohnya, kondisi yang sudah jelek atau tidak sesuai spesifikasi bisa mengantisipasi hubungan pendek yang terjadi pada sirkuit kelistrikan. Akibatnya setelah sekering putus, malah meleleh atau terbakar.

Pastikan apakah sekring yang dipakai sesuai dengan spesifikasi, misalnya 10A, 15A, atau 30A. Jika perlu mengganti sekring, gunakan komponen orisinal, atau aftermarket yang sudah memiliki nama bagus.

Perhatikan Saluran Bahan Bakar

Titik rawan kebakaran berikutnya yaitu saluran bahan bakar. Jadi jika selang bbm sudah getas atau klem telah aus segera ganti dengan yang baru. Gunakan komponen orisinal untuk memastikan kualitasnya.

Kerusakan slang atau sambungan bisa menyebabkan bensin menetes. Bila tetesan bensin tersebut mengenai bagian yang panas atau mengandung listrik akan menimbulkan percikan api dan selanjutnya menyebabkan terjadinya kebakaran.

Sistem Kelistrikan Rawan Korsleting

Kabel listrik juga bisa menjadi sumber api, karena hubungan pendek arus. Ini terjadi apabila ada kabel yang terkelupas lantas bagian tembaga (-) dan (+) menyatu. Sebaiknya, hindari melakukan jumper untuk kabel yang rusak, dan apabila memang terpaksa lakukan pemasangan yang aman dan rapi.

Untuk bagian kabel ini perlu pemeriksaan menyeluruh ketika jadwal servis rutin. Anda perlu meminta mekanik untuk mengganti bagian yang sudah getas atau rusak. Perbaikan kabel body perlu dilakukan secara hati-hati supaya sambungannya tidak bocor dan menyebabkan hubungan pendek arus listrik.

Salah satu penyebab kebakaran di mobil biasanya dimulai dari kesalahan pemasangan instalasi modifikasi. Untuk melakukan modifikasi, kita sebaiknya melakukannya di bawah penanganan instalatur atau spesialis yang benar-benar paham soal kelistrikan di tiap mobil.

Akibat asal pasang dan jumper sana-sini, tidak cuma jadi penyebab kebakaran tapi juga sistem elektrikal ikut kacau. ECU di mobil pun bisa jadi korban jadi eror, karena kesalahan pemasangan di sistem audio.

Penulis: Yongki

Editor: Lesmana

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts