Komersial

Bagaimana Perawatan Bus Saat Tidak Beroperasi?

Perusahaan bus perlu melakukan perawatan ekstra saat kendaraannya tidak beroperasi

Jakarta – Selama berlakunya program PSBB, tidak semua perusahaan bus beroperasi secara normal. Banyak perusahaan yang berhenti sementara, terutama untuk bus pariwisata serta sebagian bus antar kota. Sekalipun tidak beroperasi, namun tetap saja bus perlu mendapat perawatan rutin.

Terlalu lama diam dan tidak digunakan dapat menyebabkan kondisi kendaraan menjadi kurang baik serta dapat menurunkan performa saat kembali digunakan. Salah satunya adalah bus merek Mercedes-Benz. Terdapat beberapa cara tepat untuk perawatan rutin supaya kendaraan selalu siap dan prima saat nantinya kembali beroperasi.

Kebersihan interior bus juga wajib terjaga (Foto: Mustika Holiday)

Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu lakukan pencatatan dan pengamatan kondisi masing-masing unit yang ‘nganggur’. Kaca depan atau panel kendaraan diberi tanda yang memberitahukan bahwa kendaraan tidak dapat dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Kemudian, bagian luar dan dalam bus dicuci sampai bersih.

Tak lupa melindungi intake udara mesin dengan benar untuk mencegah masuknya air ke mesin dan mencegah kerusakan pada filter. Saat membersihkan bagian dalam kendaraan seperti instrument cluster, setir, dan komponen plastik lainnya, digunakan kain lembab. Bagian ini sangat menghindari penggunaan produk pembersih berbahan keras seperti sabun colek atau lainnya.

Perusahaan Bus Wajib Melakukan Perawatan Mesin Secara Berkala

Perawatan bus secara berkala wajib dilakukan sekalipun tidak beroperasi (Foto: Mustika Holiday)

Untuk perawatan teknis bus, hal yang perlu diperhatikan yaitu memeriksa sistem pelumasan. Mulai dari level oli gardan penggerak, oli transmisi manual/otomatis, retarder, transfer case dan gigi kemudi. Oli diganti jika perlu dengan pelumas yang direkomendasikan pabrikan. Tidak lupa bersihkan dan tutup saluran pernapasan dengan selotip (transmisi/gardan/mesin) selagi bus tidak berjalan cukup lama.

Setelah itu, sistem bahan bakar dalam tangki ditiriskan sampai habis. Sebab, bahan bakar biodiesel rentan terhadap pembentukan lumpur, mikroba, akumulasi air yang terkondensasi dan potensi penyumbatan kotoran. Bahan bakar dalam filter pemisah air juga kemudian ditiriskan.

Pentirisan biasanya menggunakan wadah plastik/jeriken untuk menyimpan sisa solar yang sudah dikuras dan tutup wadahnya dengan rapat. Jeriken disimpan atau tempatkan di ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung.

Hal yang juga perlu dilakukan pada bus yang akan ‘hibernasi’ yaitu menguras semua oli mesinnya. Sebelum dikuras, mesin akan dinyalakan sampai mencapai suhu operasi normal 70°C hingga 95°C. Setelah itu, mesin dimatikan dan oli pelumas ditiriskan dari bak mesin.

Selama bus tidak berjalan cukup lama, saat parkir tidak menggunakan hand brake. Untuk mensiasati mobil agar tidak bergerak selama diparkir biasanya akan diletakkan ganjalan ke roda atau dengan menopang pada gardan. Rem parkir dilepaskan dan semua sistem udara tekan dikosongkan sepenuhnya. Pada kendaraan yang dilengkapi dengan rem cakram, akan diberi lapisan tipis pelumas serba guna seperti WD-40 ke piringan cakram.

Tekanan Ban dan Suspensi Udara

Air suspension perlu dibuang anginnya saat parkir lama (Foto: karoseri.id)

Kondisi bus yang diparkir cukup lama bisa membuat tekanan ban terus menyusut. Tim mekanik perusahaan bus perlu menambah tekanan angin ban sekitar 2 bar di atas tekanan yang disarankan untuk mencegah ban berubah bentuk akibat kempis. Ban juga akan dihindarkan dari kontak langsung dengan oli atau tumpahan solar yang dapat merusak karet.

Untuk bus dengan air suspension alias suspensi udara, wajib mengosongkan angin dalam tabung sistem pneumatic (rem dan suspensi). Setelahnya, batang kendali suspensi udara (jika ada) dilepaskan dan diturunkan ketinggiannya dengan hati-hati. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan pada balon/kantung udara. Balon harus dipastikan tidak tersangkut di antara stopper suspensi dan pelat saat tidak terisi udara.

Nah, sudah tahu kan seperti apa ribetnya perawatan bus jaman sekarang?

 

Penulis: Yongki Sanjaya

Editor: Dimas

Baca Juga:

Cara Gampang Perawatan Mobil Selama PSBB, Bisa Dikerjakan Sendiri

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts