Sumber informasi

Bambu Kuning Motor dan Romantika Bisnis Mobil Bekas

SEKITAR 30 tahun yang lalu pemuda dengan perawakan pendek dan kurus ini mendatangi suatu diler mobil bekas di kawasan Harmoni, Jakarta. Kedatangannya dianggap remeh oleh sang pemilik diler, berpakaian sederhana, terkadang baju penuh keringat, sang pemuda mecoba membeli mobil bekas di diler itu. Kendati berpenampilan seadanya, pemuda ini selalu membeli mobil tanpa banyak menawar.

Hal inilah yang membuat sang pemilik diler mobil bekas tersebut kagum. Begitulah cerita masa silam pendiri diler mobil bekas Bambu Kuning Motor, Haji Zulman. “Pemilik diler itu bilang, kamu kecil-kecil beli mobil engga pakai banyak nawar, langsung beli. Beda sama pembeli lain yang tampangnya aja kayak orang kaya, tapi beli nawar terus,” kisah H. Zulman saat ditemui Carmudi Indonesia beberapa waktu lalu.

Zulman kembali bercerita, pada awalnya dia berbisnis mobil bekas ketika masih berusia 22 tahun. Pertama dia hanya menjual satu unit mobil dengan mengandalkan iklan di Koran. Selanjutnya, perputaran mobil bekas yang sangat cepat pada waktu itu menggoda dirinya untuk serius berbisnis mobil bekas.

“Dulu jual pertama kali Datsun 120Y tahun 1975. Harganya Rp1,250 juta, jam 11 siang dapat mobil terus diiklankan di koran, besoknya jam 9 pagi mobil sudah laku,” ujar H. Zulman.

Setelah satu mobil bekas, bisnisnya mengembang jadi 6 unit mobil bekas dipajang di jalan depan rumahnya. Pada waktu itu tahun 1988, bisnis mobil bekas sangat cepat perputarannya, tidak seperti saat ini dimana sudah banyak penjualnya. H. Zulman mengatakan dulu omzet penjualan mobil bekasnya bisa mencapai 60-80 unit dalam sebulan.

bambu kuning-2

Bambu Kuning Motor Komplet dan Besar

Dengan penjualan sebanyak itu membuat H. Zulman terus berekspansi dengan membuka tiga diler mobil bekas lainnya di Jakarta dan sekitarnya.  Pada awalnya hampir semua merek mobil bekas pernah dijual diler Bambu Kuning Motor, mulai dari sedan Eropa hingga mobil kecil Jepang. Kini, belajar dari pengalaman ternyata mobil yang paling cepat laku terjual adalah mobil keluarga keluaran pabrikan Jepang.

“Kalau jual sedan Eropa sekelas BMW atau Mercy, untungnya lumayan tapi lama lakunya. Jadi secara bisnis perputaran uang jadi lambat. BMW bisa untung Rp30-40 juta per mobil, sementara mobil-mobil Jepang Rp7-10 juta. Meskipun mobil Jepang Cuma untung tipis, tapi perputarannya cepat,” jelas H. Zulman yang didampingi keponakannya Fadli saat sesi wawancara.

 Kini diler Bambu Kuning Motor yang terletak di Jalan Cipinang Baru Bunder No. 12 B, Rawamangun, Jakarta Timur berdiri sangat megah. Dengan luas diler 800 meter persegi, dan luas bangunan 560 meter persegi, H. Zulman bisa memuat 35 unit mobil bekas yang siap dijual untuk konsumen.

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts