Mobil Reviews

Berbagai Kelemahan Honda Brio, Pertimbangkan Sebelum Membelinya

Salah satu kelemahan Honda Brio generasi kedua adalah harganya yang mahal dibanding para rival

Jakarta – Honda Brio termasuk salah satu primadona di segmen city car. Sebab, Brio menawarkan berbagai fitur yang komplit diantara para rivalnya dan bahkan menyediakan Brio Satya untuk ‘versi murah’. Anda yang berniat membeli Honda Brio baik baru atau bekas sebaiknya mengetahui kelemahan yang ada di mobil ini sebagai pertimbangan.

Sebelum kita mengupas soal kelemahan Brio, Carmudi akan membahas terlebih dahulu secara singkat perjalanan city car ini di Indonesia. Dari sini, kita bisa mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pemilik Brio sejak generasi pertama.

Brio diperkenalkan mulai pada tahun 2011, dan saat itu pernah hadir dengan mesin 1.300 cc. Seiring regulasi pemerintah yang menghadirkan kelas mobil murah atau low cost green car di tahun 2013, Honda lantas meluncurkan Brio Satya bermesin 1.200 cc. Pada kesempatan yang sama, mesin 1.200 cc ini sekaligus menggantikan generasi 1.300 cc keluaran pertama.

Kemudian pada tahun 2018, PT Honda Prospect Motor selaku produsen meluncurkan Brio generasi kedua bertepatan pada ajang GIIAS 2018. Ubahan mencolok hadir pada sisi desain dan setting mesin. Sementara itu, basis kendaraan dan mesin belum banyak berubah dari generasi sebelumnya.

Kelemahan Honda Brio Generasi Pertama

Jajaran Mobil Terlaris Honda

Honda Brio generasi pertama

Sekalipun Brio cukup memuaskan dari sisi harga dan fitur, namun mobil ini juga tak luput dari keluhan akibat cost down produksi. Pada generasi pertama, pemilik Honda Brio telah mengeluhkan panel penutup airbag penumpang di dashboard yang kurang rapat. Ini membuat penampilan dashboard di sisi penumpang jadi ada rongganya.

Keluhan ini dialami oleh hampir semua pemilik Brio, bahkan saking banyaknya sampai disebut sebagai ciri khas dari mobil ini. Lagi-lagi karena kastanya sebagai ‘mobil murah’, pemilik brio mengeluhkan peredaman kabin khususnya di pilar A yang masih bising. Berdasarkan informasi dari forum hondabrio.org disebutkan bila di bagian pilar bersuara gruduk-gruduk apabila mobil melewati jalan rusak.

Menurut pemilik Brio yang telah memeriksakan ke bengkel resmi, suara bising ini berasal dari bagian dashboard yang pemasangannya kurang rapat dari pabriknya. Namun, keluhan ini bisa diatasi dengan mengencangkan baut-baut dudukannya oleh bengkel resmi.

Honda Brio RS

Interior Honda Brio RS (Foto : Carmudi Indonesia/Sano)

Kelemahan berikutnya yang cukup sering dikeluhkan oleh para pemilik Honda Brio ialah soal konsumsi bahan bakar yang relatif boros. Memang, karakter Honda Brio ini lincah dan akslerasinya bertenaga sejak putaran bawah.

Untuk pemakaian dalam kota, konsumsi bahan bakarnya berkisar 8-10 km/liter. Sementara itu, konsumsi bahan bakar luar kota sekitar 14 km/liter untuk pemakaian normal. Ini sedikit melenceng dari klaim Honda yang menyebut konsumsi BBM Honda Brio mencapai 20 km/liter untuk mesin 1.300 cc.

Kelemahan Honda Brio Generasi Kedua

All new Honda Brio yang kini berubah tampilan. Foto/Carmudi.

Tak dapat dipungkiri desain eksterior Honda Brio 2018 ini jadi lebih stylist dan berbeda dari generasi pertama. All New Brio hadir dengan desain ekor bulat mirip kapsul sedangkan generasi sebelumnya memiliki ciri khas pintu setrika karena desainnya yang rata.Selain itu, mesin 4-silindernya juga menghasilkan getaran mesin yang lebih halus.

Seperti aji mumpung, Honda langsung menaikkan harga jual Brio generasi kedua jadi lebih mahal karena banyaknya peminat. Bisa dilihat pada kelas LCGC, Brio Satya dijual lebih mahal dibanding kompetitor seperti Toyota Agya dan Daihatsu Ayla, yaitu Rp. 140 – 163,5 Juta.

Harga Brio Satya bahkan hampir menyamai Suzuki Ignis yang notabene bukan masuk segmen LCGC. Sebagaimana diketahui, harga Suzuki Ignis berkisar antara Rp 157 – 186 juta. Dibalik harganya yang cukup mahal ini, Honda tidak meningkatkan kualitas material interior agar terkesan wah.

Bahkan, material interior Honda Brio begitu terlihat bahan plastik yang terkesan tipis dan murah. Semestinya, Honda mensiasati desain interiornya agar panel-panel plastik ini terkesan mewah. Bukankah para konsumen Honda ini memembeli mobil dengan tujuan agar kastanya sedikit lebih tinggi dibanding mobil sejenisnya?!

Tidak hanya mengurangi kualitas material panel dashboard, Honda juga terkesan tidak jor-joran untuk fitur Honda Brio RS sebagai tipe tertinggi. Sebagai perbandingan, Brio kalah dari New Sirion karena tidak memiliki Vehicle Stability Control (VSC) dan Traction Control. Brio juga kalah dari Mirage dan March karena absennya Keyless Start-Stop engine Button.

Sekian dari Carmudi pembahasan mengenai kelemahan di Honda Brio. Dari penjelasan ini semoga menjadi bahan pertimbangan para Carmudian yang ingin berburu city car.

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts