Berkendara Saat Hujan, Kenali Bahaya dan Cara Menghadapi Aquaplaning

Jakarta – Daihatsu kembali menyelenggarakan acara Ngobrol Asik, dengan fokus pembicaraan yang diangkat seputar mengenal dan cara menghadapi kondisi Aquaplaning saat berkendaraan di tengah guyuran hujan.
Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia) Sony Susmana menjelaskan berkendara mobil saat hujan harus siap menghadapi kondisi aquaplaning. Di mana ban kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi.
Efeknya, pengendara akan merasakan mobil seolah-olah melayang di atas jalanan yang berair.
“Aquaplaning merupakan penyebab kecelakaan saat hujan, karena pengemudi salah mengatisipasi kondisi ini,” ungkap Sony Susmana, dalam keterangan resminya, Selasa (1/12/2020).
Dirinya menambahkan, sebagai upaya mengurangi peluang terjadinya kecelakaan akibat Aquaplaning, sebaiknya pengendara mobil mengurangi kecepatan. Bila perlu, berkendaralah di jalur lambat untuk keamanan diri.
“Perlu juga mengamati kondisi sekitar. Kalau pandangannya kurang, bantu dengan menyalakan lampu utama. Jangan menyalakan lampu hazard saat hujan karena akan membuat pengemudi belakang menjadi bingung,” sambung dia.
Disarankan pula, apabila hendak melewati genangan air, sebaiknya angkat kaki dari pedal gas, tahan kemudi ke arah depan. Lalu, jangan melakukan pengereman agar laju mobil tetap lurus dan tidak mengalami selip.

Dijelaskan Sony, apabila terjadi kondisi selip, pengemudi mobil dianjurkan untuk merasakan apakah kondisi selip terjadi pada roda bagian depan atau roda belakang.
Apabila selipnya berasal dari roda depan (understeer) dan mobil mengarah ke kiri atau kanan, segera lawan setir secara halus ke arah tujuan, untuk meminimalisir gejala understeer.
Sebaliknya, jika selip terjadi pada roda belakang alias oversteer, segera putar setir sesuai dengan arah mobil tersebut. Tidak disarankan melakukan banting setir agar mobil berputar pada porosnya.
“Namun yang perlu tetap diingat, tingkat keberhasilannya sangat ditentukan bergantung pada kondisi,” papar Sony.
Ban Sudah Melalui Berbagai Pengetesan
Sementara itu, Zulpata dari GT Radial menjelaskan, ban merupakan faktor terpenting dalam menghadapi kondisi aquaplaning.
Walaupun ban sudah melewati berbagai uji pengetesan, termasuk diperuntukkan untuk kondisi jalan yang basah, tapi pengemudi mobil harus mengecek kondisi ban saat menghadapi musim hujan.
“Ulir atau pola kembangan pada ban adalah tempat mengalirnya air saat melewati genangan air. Jika ban tidak ada kembangannya atau sudah botak, maka risiko selip menjadi lebih besar. Walaupun ban tidak ada masa kedaluwarsa, ban harus tetap dirawat agar tetap awet dan tidak cepat botak. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan tekanan angin di dalam ban,” ujar Zulpata.
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas
Baca Juga: Hujan Tak Menentu, Begini Cara Aman Berkendara Sepeda Motor