Dengan Teknologi Digital, Suara Audio Bisa Lebih Enak Didengar

Jakarta – Mungkin masih segar dalam ingatan kita khususnya pecinta audio, mengenal dengan ekualiser 31 band yang terdiri dari potentiometer slider sebanyak kiri dan kanan. Pada profesional audio biasanya ada mixer yang begitu kompleks.
Dan biasanya terdiri atas mixing input, kontrol tone sederhana, slider volume tiap channel dan sebagainya. Nah bagi Anda yang bermain di profesional audio dan audio mobil biasanya akan sering berurusan juga dengan yang namanya crossover (tapis). Ini ada yang aktif maupun pasif.
Nah untuk era sekarang semua alat yang disebutkan diatas yang merupakan pengolahan sinyal audio, biasanya mempunyai beberapa fungsi. Seperti penggabungan dua atau lebih signal masukan, Tapis pembagi rentang kerja suara atau yang biasa disebut dengan crossover.
Bisa juga sebagai pewarna yang kadang sederhana (bass, trabel) sampai yang paling rumit 31/64 band equalizer. Pada masa kini ada fitur-fitur baru seperti pengontrol datangnya suara dengan cara menunda keluaran suara pada pengeras suara yang akan berbunyi bareng dengan speaker lainnya.
Ini adalah kemajuan trend teknologi pada audio yang membuat Anda bisa menikmati kenyamanan dalam kabin mobil. Tak hanya trik namun juga diperlukan alat yang mumpuni untuk mendukung hasil yang maksimal.
Digitalisasi Audio
Apa yang terjadi sekarang ini tidak lepas dari teknologi chip yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan. Seperti AKM, Analog Device, Texas Instrument maupun Cirrus Logic.
“Dimasa lalu sebagai contoh sebuah equalizer akan menggunakan paling tidak 31 unit op-amp disetiap chanelnya untuk tipe yang 31 mono. Bayangkan coloration dan distorsi yang terjadi, belum lagi masalah fase,” ujar Wahyu Tanuwijaya saat acara whorshop singkat tentang audio digital (4/10) di Jakarta.
Menurutnya, dengan teknologi digital, signal suara analog diubah menjadi data digital. Maka perubahan suatu titik frekuensi atau loudness hanya sekedar perubahan data. Sedangkan pada ekualizer digital, yang terjadi adalah pertukaran data dari satu seri data ke data yang baru.
Sehingga tidak ada pewarnaan karena sinyal hanya berganti data, bukan sinyal suara yang jalan dalam rangkaian.
“Pada suatu rangkaian digital untuk suara, yang sangat diperlukan adalah kecepatan banyaknya sampling data/jumlah bit” pungkasnya.