Berita

DFSK Bakal Terus Tambah TKDN Gelora E Agar Dapat Subsidi

Lampung — PT Sokonindo Automobile selaku Agen Pemegang Merek (APM) DFSK mengaku akan terus meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mobil listrik Gelora E.

Marketing Head DFSK Achmad Rofiqi menyampaikan hal tersebut untuk memanfaatkan program subsidi mobil listrik dari pemerintah.

tkdn dfsk

TKDN DFSK Gelora E masih mencapai 35 persen, sedangkan syarat untuk program subsidi adalah 40 persen.(Foto: DFSK)

Saat ini, TKDN DFSK Gelora E masih mencapai 35 persen, sedangkan syarat untuk program subsidi adalah 40 persen.

“Ketika menggunakan komponen dari dalam negeri itu ternyata sudah meningkatkan TKDN 35% untuk baterai saja. Kami juga ada beberapa seperti vendor baterai yang melakukan pendekatan,” katanya saat ditemui di Lampung, Jumat (19/5/2023).

Oleh karenanya, Ahmad menyatakan secara gamblang pihaknya akan menggunakan baterai yang diproduksi secara lokal.

Bahkan tak hanya untuk DFSK saja, nantinya baterai tersebut akan dipakai untuk kebutuhan merek lain.

“Jadi rencananya akhir tahun baterai itu sudah dipersiapkan. Tidak hanya untuk DFSK tapi brand lain juga ya,” sambung Rofiqi.

Penambahan TKDN ini juga tentunya membuktikan keseriusan DFSK untuk mengarungi kompetisi industri otomotif Tanah Air.

Terbukti DFSK saat ini telah memproduksi secara lokal Gelora E di pabrik Cikande, Serang, Banten.

Fokus ke Fleet, Penjualan Meningkat

DFSK Gelora E IIMS 2023

Setelah dibuat lokal, DFSK Gelora E tipe mini bus kini dibanderol Rp399 juta dan blind van dijual Rp350 juta. (Foto: DFSK)

Sejak diproduksi lokal, DFSK mengeklaim penjualan Gelora E mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Terbukti sejak pertama kali dijual sejak 2021 lalu Gelora E sudah terjual lebih dari 100 unit.

“Penjualan itu sudah ada sekitar 100 unit. Terbaru ini yang kami dapat bertambah 75 unit. Itu merupakan total penjualan sejak kami mulai jual pada April 2021 sampai sekarang,” kata Achmad Rofiqi.

Salah satu alasan penjualan DFSK Gelora E meningkat salah satunya produksi lokal.

Harga yang ditawarkan setelah diproduksi lokal dapat terpangkas lebih dari Rp50 jutaan.

Awalnya DFSK menjual Gelora E dengan skema impor (CBU) dari Cina yang dijual dengan harga Rp582,1 juta untuk tipe mini bus dan Rp484 juta untuk blind van.

Setelah dibuat lokal, tipe mini bus kini dibanderol Rp399 juta dan blind van dijual Rp350 juta.

Hal inilah yang mendorong penjualan model tersebut meningkat.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini DFSK lebih memfokuskan Gelora E kepada pembeli perusahaan atau pembelian dengan jumlah banyak (fleet).

“Jadi penjualan mulai naik ini ketika Gelora E sudah mulai diproduksi lokal di pabrik Cikande. Beberapa di antaranya konsumen kami dari DHL sudah pesan sekitar 25 unit dan saat ini JNE beli satu unit, Pupuk Kaltim juga beli 5 unit. Jadi kebanyakan konsumen Gelora E adalah fleet,” terangnya.

Perusahaan yang memesan mayoritas menggunakan mobil ini sebagai operasional.

Biaya operasional perusahaan pengguna Gelora E pun diklaim dapat terpangkas hingga 95% dibandingkan penggunaan mobil bermesin konvensional.

tkdn dfsk

DFSK Gelora E menggunakan baterai tipe Lithium-ion dengan kapasitas 43 kWh dengan jarak tempuh 300 km. (Foto: Santo/Carmudi)

Sebagai informasi, DFSK Gelora E sendiri menggunakan baterai tipe Lithium-ion dengan kapasitas 43 kWh dengan jarak tempuh 300 km.

Motor yang digunakan memakai permanent magnet synchronous motor yang bisa menghasilkan tenaga 80,4 hp dengan torsi 200 Nm.

DFSK mengatakan hingga saat ini mereka masih memiliki penawaran menarik bagi pembeli 1.000 unit pertama, yaitu bonus fasilitas pengisian listrik secara gratis.

Setiap pembelian Gelora E akan dilindungi garansi selama 3 tahun atau 120 ribu km untuk komponen dan sistem kelistrikan hingga 5 tahun atau 200 ribu km selama pemakaian.

Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Download Carmudi di Google Play Store Download Carmudi di App Store

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Related Posts