Berita

DFSK Minta Pemerintah Subsidi Baterai Mobil Listrik

Jakarta – PT Sokonindo Automobile selaku agen pemegang merek DFSK di Indonesia berharap pemerintah subsidi baterai mobil listrik. Harapannya dengan begitu harga mobil listrik di dalam negeri bisa jadi lebih murah.

“Jadi setiap kita beli mobil listrik baterainya disubsidi pemerintah, mungkin 25% dulu. Itu akan menggerakkan industri otomotif itu sendiri,” ucap Rifin Tanuwijaya, Sales and Marketing Director PT Sokonindo Automobile, Jumat (24/4/2021) di Jakarta.

DFSK Berharap Pemerintah Subsidi Baterai Mobil Listrik

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Seperti diketahui, sebenarnya pemerintah telah memberi sejumlah dukungan untuk percepatan mobil listrik. Contohnya berupa keringanan pajak, pembebasan ganjil genap, dan gratis parkir di beberapa area.

“Kenapa enggak subsidi ke baterai listriknya? Beda kalau di Eropa, di sana itu pemerintah subsidi baterai mobil listrik,” kata Rifin.

Sudah bukan rahasia bahwasanya baterai adalah komponen paling mahal dari sebuah mobil listrik. Rifin mengatakan nilai sebuah baterai mobil listrik bisa mencapai 50% dari harga mobil itu sendiri.

Baterai Mobil Listrik DFSK Gelora E

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Dorong Penjualan DFSK Gelora E

Diketahui bersama, saat ini PT Sokonindo Automobile tengah berusaha mendorong penjualan mobil listrik DFSK Gelora E yang telah resmi meluncur di pameran IIMS Hybrid 2021.

Mobil yang diimpor secara Completely Built UP (CBU) dari China tersebut hadir dalam dua varian, yakni minibus dan blind van.

Adapun harga yang ditawarkan kepada konsumen adalah Rp510 juta – Rp520 juta untuk model minibus dan Rp480 juta – Rp490 juta untuk model blind van. Angka yang beredar saat ini memang masih perkiraan sampai unitnya benar-benar bisa diserahkan ke konsumen.

“Karena pre booking harganya range. Jadi saat konsumen beli nanti harganya tidak akan lebih dari Rp520 untuk tipe minibus dan Rp490 untuk blind van,” jelas Achmad Rofiqi, Public Relations and Media Manager PT Sokonindo Automobile.

Mobil Listrik DFSK Glory E

(Foto: Carmudi/Mada Prastya)

Dirinya menambahkan bukan hanya baterai yang membuat harga mobil listrik belum bisa bersaing dengan mobil bermesin internal combustion engine (ICE).

Untuk produk CBU seperti halnya DFSK Gelora E pajak impor juga diharapkan bisa lebih ditekan.

“Untuk tax-nya antara 40-50%. Jika ada insentif pajak yang membuatnya bisa turun ke nol atau sampai 5% minimal, itu harga (DFSK Glory E) bisa di bawah Rp400 juta. Sehingga gap-nya enggak terlalu jauh dari mobil ICE,” tuturnya.

Baca Juga:

Penulis: Mada Prastya

Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts