Ekspor Mobil Meningkat, Bagaimana Pertumbuhan Komponen Lokal Otomotif?
Jakarta – Penjualan mobil domestik selama tujuh bulan terakhir mengalami kemerosotan. Turunnya angka penjualan mobil dipengaruhi oleh banyak faktor satu di antaranya Pemilihan Umum (Pemilu). Lantas bagaimana dengan mobil-mobil yang dikirim ke luar negeri? Nasibnya jauh berbeda. Mobil dan komponen buatan Indonesia yang di ekspor ke berbagai negara justru menunjukkan capaian positif.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, ekspor produk otomotif dan komponennya terus menunjukkan peningkatan. Pada 2018, ekspor mobil dalam bentuk utuh atau Completely Built Up (CBU) dan Completely Knock Down (CKD) tercatat sebanyak 347 ribu unit. Sedangkan komponen lebih dari 86,6 juta pieces.
“Hingga per Juli 2019, nilai ekspor produk tersebut telah melampaui 50 persen dari pencapaian ekspor tahun 2018,” ungkap Airlangga dalam keterangan resminya.
Menperin pun merasa yakini hingga akhir 2019, akan terjadi peningkatan volume ekspor. “Sepanjang 2019, ekspor kendaraan CBU ditargetkan mencapai 400 ribu unit dan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya sehingga pada tahun 2025 industri otomotif nasional dapat melakukan ekspor kendaraan CBU sebesar 1 juta unit ke lebih dari 80 negara,” paparnya.
Mengoptimalkan Penggunaan Komponen Lokal Otomotif
Di samping mendorong peningkatan ekspor produk otomotif, pemerintah Indonesia juga mengajak supaya pelaku industri otomotif menggunakan lebih banyak lagi komponen lokal otomotif dalam negeri. Tujuannya untuk memacu daya saing industri otomotif, dan mampu bersaing di pasar global.
“Di sektor industri otomotif, pemerintah terus mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam negeri (TKDN) setinggi-tingginya. Jadi, ketersediaan komponen di dalam negeri menjadi satu mata rantai pasok yang sangat menentukan bagi daya saingnya,” kata Airlangga.
Industri komponen lokal otomotif di Indonesia saat ini ditopang oleh 1.500 perusahaan. Itu terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 240 perusahaan merupakan anggota Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM). Kemudian, sekitar 122 perusahaan adalah anggota Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).
“Sebagai mitra pemerintah dan pelaku ekonomi di sektor kendaraan bermotor, asosiasi industri komponen otomotif memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong industri komponen kendaraan bermotor agar dapat berdiri tangguh dan kokoh dalam menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing kuat di pasar global,” pungkas dia.