Tips dan Trik

Ganti Ban Baru Mobil, Sebaiknya Dahulukan Pasang yang Depan atau Belakang?

Ban termasuk komponen fast moving di mobil. Si karet hitam ini memiliki usia pakai maksimum dan bakal aus seiring pemakaian. Kita perlu ganti ban mobil bila tapaknya sudah aus atau usia ban sudah tua.

Ban Assurance DuraPlus 2 lansiran Goodyear

Saat kita ingin ganti ban mobil secara parsial, sebaiknya dahulukan ban belakang (Foto: Carmudi/Dimas)

Bila tapaknya sudah botak, Anda tentu wajib mengganti dengan yang baru karena terkait kenyamanan dan keselamatan saat berkendara. Nah, bagaimana jika waktunya mengganti ban namun uang terbatas?

Kalian sebenarnya bisa saja tidak mengganti keempat buah ban di mobil. Alternatifnya, bisa mengganti sepasang ban terlebih dahulu untuk menghemat biaya.

Pertanyaan lainnya, di mana ban baru itu sebaiknya dipasang?

Pemasangan ban ini terkait dengan pengendalian mobil. Menurut para pakar dari perusahaan ban, pemasangan ban baru wajib dipasang di roda belakang. Pemasangan ini tidak bergantung dari jenis penggerak mobil itu, apakah front wheel drive atau rear wheel drive.

Ban mobil memiliki pekerjaan yang berat sebagai bantalan beban kendaraan dan berputar ratusan kali setiap harinya.

Bagian tapaknya terkena banyak permukaan yang cukup keras dan unsur-unsur seperti sinar matahari, panas, dingin, bahan kimia dan bergesekan dengan permukaan aspal.

Baca Juga: Tanda Ban Mobil Harus Diganti yang Nggak Boleh Diremehkan

Posisi Pemasangan Saat Ganti Ban Baru

Banyak macam ban jenis radial, pilih sesuai dengan kebutuhan. Foto/GT Radial.

Apabila memasang ban baru di roda depan jelas berisiko, karena membiarkan ban di roda belakang kondisi kembangnya sudah tipis. Alasannya, ban baru memiliki daya buang air yang sangat bagus.

Perlu Anda ketahui bila mobil butuh traksi paling bagus di roda belakang. Sebab, roda depan masih bisa dikendalikan melalui setir. Apabila ban belakang sudah jelek, risikonya malah terkena buangan air yang besar dari roda depan sehingga rentan aquaplanning atau selip.

Ban belakang akan kewalahan membuang air yang dilindas sekaligus ditambah dengan hempasan air dari ban depan. Ban baru justru dapat menuntaskan pembuangan air yang dilimpahkan dari ban depan.

Apabila ban belakang memakai ban yang bagus maka buangan air ketika melewati genangan semakin baik. Gejala selip pun bisa dihindari karena kembangan tapaknya masih tebal.

Pemasangan Ban Baru di Belakang Menghindari Oversteer

Ban Mobil Bias dan Radial (Foto: Carmudi)

Roda belakang butuh traksi yang paling besar. Bia memakai ban yang sudah mulai gundul, jelas traksi berkurang drastis.

Kita analogikan, keempat ban mobil sudah mulai gundul, lalu pemilik mobil malah mengganti kedua ban depan depan terlebih dahulu. Kehilangan traksi atau oversteer lebih rentan terjadi di roda belakang karena ban yang kurang mengigit.

Alasan pemilik mobil yaitu sengaja mendahulukan ban depan untuk diganti demi antisipasi saat pecah ban. Padahal alasan tadi sebenarnya kurang tepat.

Untuk mengantisipasi ban pecah, alangkah idealnya tekanan angin seluruh ban berada dalam kondisi ideal sesuai rekomendasi pabrikan. Bila ban berada dalam kondisi kurang angin jelas lebih berisiko pecah, sekalipun itu ban baru. Sekalipun kondisi alur ban hanya tersisa 20%, masih tetap aman apabila tekanan udara didalamnya sesuai.

Rotasi Ban Setelah Pemakaian Ban Baru Sekian Waktu

Rotasi Ban Bias (Foto: Kiosban)

Bicara seputar kondisi ban, maka tingkat keausan ban tidak seluruhnya merata. Maka dari itu, perlu adanya rotasi ban untuk meratakan tingkat keausan. Jika Anda ingin melakukan rotasi jangan sembarangan, karena ada tata caranya.

Rotasi ban perlu untuk dilakukan terutama saat menghadapi pergantian musim dari panas ke hujan. Roda depan butuh traksi lebih baik saat berbelok, sementara saat musim panas dua roda depan itu pasti cepat tergerus aspal terutama bagi mobil berpenggerak rods depan.

Rotasi ban sebaiknya dilakukan setiap 10 ribu kilometer. Bahkan, untuk mobil berpenggerak empat roda (4WD), rotasinya dipercepat jadi setiap 6 ribu kilometer. Cara rotasi ini dengan menukar posisi dari keempat ban dari depan hingga belakang secara menyilang.

Rotasi ban juga mencakup ban serep apabila memakai jenis full size seperti roda utama. Buku manual juga mencantumkan rotasi 4 roda pada mobil dengan ban serep yang dimensinya tidak sama seperti ban terpasang.

Pada mobil yang bannya memiliki arah (directional) atau tulisan outside dan inside. Pertukarannya hanya bisa depan-belakang saja, tidak bisa menyilang.

Rotasi pada ban tanpa directional bisa dilakukan menyilang. Artinya, dari ban belakang sebelah kanan di pasang ke kiri depan dan sebaliknya.

Jangan lupa untuk memasang ban serep di salah satu poros untuk jenis full size. Jika ban serep baru pertama dipakai, berarti ada di bagian kanan depan.

Mobil yang menggunakan ukuran ban depan yang berbeda dengan ban belakang, seperti mobil sport tidak perlu melakukan rotasi karena malah akan berbahaya.

Baca Juga: Arti Huruf dan Angka pada Kode Ban Mobil

Isi Angin dengan Tekanan Sesuai Rekomendasi Pabrikan

tekanan angin ban

Penting untuk mengecek tekanan angin ban dua minggu sekali (Foto: Yongki/Carmudi)

Jika sudah melakukan rotasi secara merata, sesuaikan lagi tekanan angin ban. Jangan terlalu keras, karena bantingan mobil jadi tidak enak.

Angin dalam ban akan berfungsi menopang beban mobil dan muatan di dalamnya. Maka dari itu, memeriksa tekanan angin ban ini sangat penting terutama dalam perjalanan jauh dan membawa beban berat.

Jangan pula terlalu kurang karena mobil jadi berat, boros bahan bakar serta berisiko pecah ban. Untuk mengetahui tekanan ideal, bisa membaca pada stiker yang biasanya ditempel pada pilar pintu.

Jangan Terlalu Sering Menyemir Ban Mobil yang Baru Ganti

Menyemir ban bermanfaat mencegah dinding ban getas

Produk semir ban tak terhitung lagi brand-nya di luar sana. Masalahnya di sini adalah produsen mana yang sekiranya tidak memiliki kualitas untuk kondisi ban di jangka panjang.

Tidak bisa dipungkiri, banyak juga merek yang hanya membuat produk yang baik untuk dilihat. Mereka tidak pedulu konsekuensinya dalam jangka panjang.

Dampak atau efek samping penggunaan produk semir ban dengan ban adalah pertanyaan yang harus ditanyakan pada siapa yang membuat produknya.

Dampak Penggunaan Produk Semir pada Ban

Skenario produk semir ban bisa saja menyebabkan kerusakan ban, dan ini benar-benar mengerikan. Anda lebih baik mencoba menggunakan produk semir ban ‘alami’ seperti teh basi, ketimbang produk yang sarat dengan bahan kimia.

Untuk cara mudah mengetahui semir ban itu bagus atau tidak, bisa dilihat setelah sekian waktu usai ban disemir. Semir ban yang jelek memiliki kecenderungan menguap.

Itu bisa menyebabkan masalah pada ban karena berpotensi menyebabkan getas. Namun, ketika tidak ada penguapan dan ban senantiasa mengkilap, Anda mendapatkan manfaat terbaik dari silikon.

Ada juga produk semir ban berbasis air cukup sempurna dalam membentuk perisai, sama halnya dengan yang berbasis silikon. Kelemahannya hanya ketika hujan lebat, yang masih mungkin menyebabkan lapisannya menghilang.

Cara Aman Menyemir Ban Mobil yang Baru Ganti

Menyemir ban harus pintar memilih produk semir yang berkualitas

Ban yang masih baru ganti perlu juga disemir agar terlihat mengkilap dan segar. Menyemir ban juga bertujuan mencegah dinding ban getas karena terpapar panas. Hal penting ketika menyemir ban adalah ban harus bersih sebelum penyemiran dilakukan.

Sekali lagi, Anda harus memilih produk yang berkualitas. Kemudian Anda juga perlu memiliki sikat yang tepat untuk membersihkan ban.

Ketika menggunakan semir ban, dianjurkan untuk mengoleskannya di spons dan kemudian baru diaplikasikan ke ban.

Dengan cara ini, Anda menghindari dampak apapun pada ban Anda. Setelah disemir, pasti menjadi pemandangan yang menyenangkan ban terlihat selalu bersih dan hitam mengkilap.

Baca Juga: 9 Panduan Merawat Ban Mobil, Jangan Asal!

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Download Carmudi di Google Play Store Download Carmudi di App Store

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts