Sepeda motor Tips dan Trik

Ganti Knalpot Racing di Motor Injeksi, Bagaimana Pengaruhnya?

Knalpot racing lumrah digunakan di motor injeksi (foto: YouTube)

Jakarta – Salah satu cara instan menaikkan performa sepeda motor yakni dengan mengganti saluran pembuangan atau knalpot bawaan dengan produk aftermarket. Sekalipun motor keluaran terbaru memakai sistem injeksi, tidakmmenghalangi banyak orang yang tetap menggantinya dengan knalpot racing.

Penggantian ini membuat pembuangan tidak terhambat atau plong. Namun, apakah benar langsung meningkatkan tenaga? Bagaimana dengan konsumsi bahan bakarnya?

Sebelum membahas lebih dalam, Anda perlu mengetahui lebih dahulu perbedaan antara knalpot standar dan aftermarket. Perbedaan dari kedua jenis knalpot ini hanya terletak pada ada tidaknya komponen catalytic converter yang berfungsi menyaring sisa gas buang di produk aftermarket.

Beda Knalpot Standar dan Aftermarket Untuk Motor Injeksi

Tampilan knalpot Kawasaki W175 TR

Tampilan knalpot standar Kawasaki W175 TR

Pada knalpot standar bawaan pabrik, umumnya dilengkapi dengan filter sehingga suaranya terdengar adem dan halus. Tenaga mesin yang dihasilkan juga standar karena pabrikan lebih memprioritaskan pada konsumsi bahan bakar agar efisien.

Knalpot aftermarket berjenis freeflow membuat tarikan motor menjadi lebih bertenaga dan suara yang dihasilkan pun terdengar garang. Dengan tidak adanya komponen catalytic didalam saluran knalpot, membuat aliran gas buang menjadi lancar.

Ini karena tidak timbul pressure back atau tekanan balik dari knalpot ke ruang mesin. Back pressure inilah yang membuat performa mesin menjadi kurang maksimal karena seperti menahan gas buang.

Knalpot aftermarket desainnya tanpa resistensi, ini membuat proses pendinginan saat overlapping di katup in dan ex terbuka tidak terjadi. Bahan bakar baru yang berfungsi membilas ikut terbuang. Pada bagian ujung knalpot atau muffler yang didesain futuristik untuk produk aftermarket.

Pada pemasangan knalpot racing biasanya harus diikuti juga dengan setting ulang karburator. Ukuran spuyer harus dirubah dengan yang lebih besar dari ukuran standar. Jika tidak melakukan penyesuaian maka performa mesin juga tidak akan berubah karena bahan bakar yang masuk terlalu sedikit.

Pada sistem injeksi, pengaturan dilakukan dengan menaikkan skala CO dan HC untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk. Menaikkan skala CO dan HC perlu memakai diagnostic tool, yang berarti pemasangan sebaiknya dilakukan pada bengkel yang punya alat tersebut.

Pengaruh Knalpot Racing Terhadap Konsumsi Bahan Bakar di Motor Injeksi

Yamaha NMax pakai knalpot racing (Foto: Knalpot Racing)

Sebagus apapun knalpot racing pada motor tetap ada efek samping jika saluran bahan bakar masih standar pabrikan belum diubah. Motor injeksi yang ganti knalpot racing biasanya muncul gejala nembak-nembak karena campuran bensin dan udara tidak ideal.

Banyak yang mengeluhkan masalah mengenai borosnya pemakaian bahan bakar setelah memasang knalpot aftermarket. Pengguna lebih sering mengisi bensin meskipun melakukan perjalanan dengan jarak yang sama.

Soal boros tidaknya pemakaian bensin sebenarnya tergantung dari kebutuhan mesin saat mengganti knalpot melalui setelan CO ini. Jika suplai bahan bakar di ECU tidak disetel ulang maka putaran mesin akan kacau, karena ECU tidak menerima input dari sensor CO2. Akibatnya tidak akan terjadi penambahan tenaga yang diharapkan.

Angka CO dari pabrikan sebenarnya standarnya ada di angka 0, namun pabrikan tidak membatasi jika konsumennya ingin seting CO. Misalnya pada beberapa produk Yamaha, CO-nya bisa di setting.

Umumnya seting CO bisa ditambah ataupun dikurangi, atau seting CO dilakukan secara otomatis pada sistem close loop seperti pada motor Honda. Untuk sistem injeksi ini, bisa dilakukan reset ECU di motor untuk menyesuaikan kebutuhan bahan bakar seiring upgrade knalpot.

Rumus Atur CO di Motor Yamaha

Untuk mengatur CO di motor Yamaha ada rumusnya. Di setiap satu angka entah min atau plus nilainya adalah mengurangi atau menambah BBM dengan jumlah 0,05 cc. Menambah atau mengurangi CO perlu memakai alat diagnostik karena mengakses sistem di ECU.

Jika angka CO kita naikkan tepat di angka +1 maka bahan bakar yang disuplay oleh injector akan bertambah 0,05 cc. Kebalikannya, apabila angka saya turunkan satu step (-1), maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector akan dikurangi 0,05 cc.

Untuk mengatur CO ini juga perlu melihat hasil pembakaran di busi. Usahakan elektroda busi berwarna merah bata yang menunjukkan suplai bensin pas pada pembakaran.

Menjaga Efisiensi BBM di Motor Injeksi Setelah Pasang Knalpot Racing

Knalpot racing, mampu menambah performa. photo: scootracing.com

Knalpot racing, mampu menambah performa. photo: scootracing.com

Hal yang membuat tampak boros setelah anda mengganti knalpot standar dengan knalpot racing di motor injeksi adalah cara atau teknik berkendara yang agresif. Setelah mengganti dengan knalpot racing anda secara tidak sadar kebut kebutan atau memainkan gas seenaknya.

Nah agar konsumsi bahan bakar anda tetap hemat, kuncinya yaitu berkendara di kecepatan yang konstan dan menjaga rpm di angka tertentu.

Jangan menaikkan kecepatan secara spontan, dan sebaiknya buka atau pelintir gas perlahan lahan sampai pada kecepatan yang diinginkan. Kemudian, jaga kecepatan kendaraan di rpm tersebut.

Untung Rugi Pasang Knalpot Racing di Motor Injeksi

Knalpot Aftermarket (Foto: Carmudi)

Pemasangan knalpot free flow untuk motor standar atau harian masih menjadi perdebatan. Sebaiknya kita berpikir ulang sebelum mengganti knalpot standar pabrikan dengan knalpot racing.

Kita akan dapat membandingkan sisi keuntungan dan kerugian dari menggunakan knalpot non standar ini. Dari sisi performa memang bisa mengail tenaga dan torsi, namun banyak juga kerugian memasang knalpot ala balap ini.

Penggunaan knalpot racing pada motor standar sebenarnya kurang direkomendasikan. Selain itu, tidak semua knalpot yang dijual di pasaran bisa menambah akselerasi dan juga top speed.

Penggantian tanpa adanya penyesuaian teknis hanya membuat suara bising ditelinga dan juga membuat motor menjadi lebih boros dalam penggunaan bahan bakar.

Kebanyakan orang yang menggunakan knalpot racing hanya membuat mesin motor menjadi lebih cepat panas karena pembakaran kering. Jika hal ini dibiarkan tentunya akan mempercepat keausan pada komponen mesin motor.

Selain itu juga mesin motor bisa saja ngelitik karena suhu panas. Bila pembakaran yang kering ini dibiarkan bisa menyebabkan pemuaian sehingga celah klep akan menjadi lebih longgar.

Pengguna kendaraan berknalpot bising sebaiknya kembali memikirkan ulang untuk menggunakannya. Sebab penggunaan knalpot bising secara berkala selama bertahun-tahun, bisa mengakibatkan gangguan pendengaran. Suara bising itu memang tidak terasa dalam waktu dekat, dampaknya mulai terasa setelah lima tahun.

Aturan Soal Pemakaian Knalpot Aftermarket di Motor

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 07/2009 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor menyebut batas ambang kebisingan sepeda motor yakni untuk tipe 80 cc ke bawah maksimal 85 desibel (db). Lalu, tipe 80-175cc maksimal 90 db dan 175cc ke atas maksimal 90 db.

Knalpot free flow juga seringkali dianggap tidak memenuhi persyaratan teknis dan melanggar pasal 285 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi :
Pasal 285 (1) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban.

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Pihak kepolisian pun berlaku tegas dan tak pandang bulu bagi motor yang dipasangi knalpot racing. Mereka akan melayangkan surat tilang karena dianggap tidak dalam kondisi standarnya.

Sanksi Sosial Bagi Pengguna Knalpot Aftermarket yang Bising

Razia Knalpot Racing/Ilustrasi

Selain melanggar beragam aturan dan belum tentu memenuhi spesifikasi teknis, pemasangan knalpot free flow pastinya juga akan mengganggu kenyamanan dari suara yang dihasilkan. Sanksi sosial pun menanti para pengguna knalpot yang bersuara bising tersebut.

Lantaran suara yang ditimbulkan sangat keras, orang akan merasa terganggu dengan kehadiran sepeda motor dengan suara yang kesar akibat memakai knalpot racing. Setidaknya pengguna knalpot umumnya dibenci dan disumpah hingga diumpat oleh masyarakat sekitar.

Menggeber motor dengan knalpot bising jelas memperlihatkan rendahnya rasa toleransi atau tingginya rasa norak dan kampungan. Selain itu, mereka yang menggeber-geber untuk meminta jalan bahkan dianggap arogan oleh pengguna jalan lainnya.

Penulis: Yongki

Editor: Lesmana

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts