Hasil Penelitian, Tutup Kaca Jendela Mobil Berisiko Tertular Covid -19
Jakarta – Virus corona (Covid-19) masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat dunia. Berbagai cara dilakukan oleh orang banyak demi terhindar dari penularan virus ini.
Salah satunya yaitu dengan mengendarai mobil pribadi untuk memperkecil bersentuhan dengan orang lain dan terhindar dari tempat ramai seperti stasiun dan halte bus.
Kendati cara tersebut dinilai sangat efektif, tapi para ilmuwan baru-baru ini mengungkapkan, bahwa risiko penularan Covid-19 di dalam mobil jauh lebih tinggi. Apalagi pengendara selalu menutup rapat kaca jendela mobil.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances membeberkan mengemudikan mobil boleh-boleh saja, asalkan kaca jendela dibuka sedikit.
Dilansir dari Motorbeam, Selasa (8/12/2020), membuka kaca jendela ternyata jauh lebih baik daripada menutupnya. Sebab, dengan membuka kaca jendela maka akan terjadi pergantian udara di kabin. Beda jika kaca jendela terus menerus ditutup, bisa menyebabkan sirkulasi udara di dalam mobil jadi tidak sehat.
Simulasi Komputer
Penelitian dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer. Peneliti memilih model mobil yang menyerupai Toyota Prius.
Mobil tersebut diatur supaya melaju dengan kecepatan 80 km/jam. Di kabin terdapat pengemudi di sebelah kanan dan penumpang di kursi belakang berada di kiri.
Selama simulasi, ditemukan bahwa kaca jendela mobil yang terbuka menciptakan pola aliran udara yang mengurangi konsentrasi partikel aerosol di udara.
Virus corona diperkirakan menyebar melalui partikel aerosol kecil yang dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama.
Menurut penelitian, pengemudi memiliki risiko tertular Covid-19 sedikit lebih tinggi daripada penumpang. Sebab aliran udara di dalam mobil mengalir dari belakang lalu ke depan.
Namun, hasil berbeda ditemukan ketika kaca jendela mobil yang dibuka berlawanan dengan penumpang dan pengemudi.
Misalnya, membuka jendela tepat di samping penumpang maupun pengemudi menciptakan lebih banyak risiko tertular. Sedangkan ketika kaca jendela yang dibuka berlawanan dengan penumpang dan pengemudi maka risiko penularan lebih rendah.
Namun, para peneliti menyatakan bahwa cara tersebut tidak sepenuhnya mengindari penumpang dan pengemudi dari penularan Covid-19. Supaya lebih maksimal, pihaknya menyarankan agar penghuni kabin mobil tetap menggunakan masker selama dalam perjalanan.
Bahaya Tinggalkan Hand Sanitizer di Kabin Mobil
Penggunaan hand sanitizer memang sangat disarankan, namun perlu diketahui jangan sekali-kali meletakkan atau meninggalkan botol berisi cairan pembersih tangan itu di kabin mobil.
Menurut Brigadir Rashid Al Felasi, Asisten Direktur Layanan Cerdas di Pertahanan Sipil Dubai, hand sanitizer yang mengandung alkohol bisa menjadi sumber penyebab mobil terbakar.
“Semua hand sanitizer mengandung komponen alkohol. Kami mendesak masyarakat untuk tidak meninggalkan hand sanitizer di kabin mobil yang terpakir di bawah sinar matahari langsung atau menyimpannya di dalam mobil karena dapat menyebabkan kebakaran,” kata Brigadir Rashid, seperti dikutip dari Gulfnews.
Dewan Pertahanan Sipil Dubai menjelaskan bahwa udara panas di kabin mobil dapat menyebabkan kemasan hand sanitizer meledak ketika dibiarkan lama dalam mobil. Sebab kandungan alkohol yang ada di cairan pembersih tangan cukup tinggi sehingga sangat mudah sekali terbakar.
Pihaknya juga menganjurkan supaya setiap orang yang baru saja menggunakan hand sanitizer harus mengenakan sarung tangan ketika ingin menyalakan api, terutama di dapur.
Penulis: Santo Sirait
Editor: Dimas
Baca Juga: Riset Buktikan Covid-19 Membuat Banyak Orang Pakai Mobil Pribadi