Penjualan Turun, Honda Akan Hadirkan BR-V Facelift

Jakarta – Mengacu pada penjualan wholesales (pabrik ke dealer) yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tercatat bahwa BR-V mengalami penurunan penjualan dari 38.666 unit pada 2016 menjadi 21.932 di 2017.
Sementara itu pada awal 2018, penjualan BR-V kurang cemerlang. Penjualannya jatuh bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Data penjualan wholesales Gaikindo menunjukkan pada Januari 2018, Honda hanya mengirim BR-V sebanyak 185 unit. Angka tersebut tertinggal jauh bila dibandingkan dengan jumlah penjualan di bulan yang sama di 2017 sebanyak 2.528 unit.
Masuk ke bulan berikutnya, penjualan Honda BR-V cukup baik. Penjualan meningkat dari Januari yaitu sebanyak 224 unit. Tetapi lagi-lagi bila dibandingkan dengan tahun lalu, penurunannya sangat jauh. Januari 2017, Honda mendistribusikan sebanyak 1.807 unit.
Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) sadar bila akhir-akhir ini penjualan Honda BR-V memang mengalami penurunan. Namun menurutnya adalah hal yang wajar, sebab mobil yang dipasarkan tidak selalu mengalami peningkatan penjualan, pasti ada masa menurunnya.
“BR-V mengalami penurunan di awal tahun 2018. Mungkin saja ada (pengaruh dari model baru seperti Xpander), karena segmen harganya ada disana,” kata Jonfis usai meresmikan Honda Gallery di Senayan City, Jakarta, Selasa (10/4).
Demi meminimalisir penurunan penjualan karena adanya serangan dari sejumlah model baru yang masuk ke pasar, Jonfis mengaku HPM tengah menyiapkan strategi khusus termasuk menghadirkan BR-V facelift dengan sejumlah penyegaran.
“Honda BR-V baru, kita belum ada rencana. Tapi untuk penyegaran (BR-V facelift) ada, pasti itu. Tahun ini,” terang dia. Terkait waktu peluncurannya, Jonfis masih belum mau membeberkan dengan alasan menunggu waktu yang tepat. “Ditunggu saja,” ucapnya.
Honda Tidak Pernah Respons Kompetitor
Walaupun penjualan turun karena kompetitor mengeluarkan produk baru, Honda justru terkesan santai. Menurut Jonfis, keinginann konsumen untuk membeli mobil tidak bisa dipaksakan, mereka berhak memilih produk yang diinginkan.
Namun Jonfis percaya diri bila ada konsumen yang sebelumnya sudah menggunakan mobil Honda lalu pindah menggunakan mobil lain, maka bukan tidak mungkin pelanggan tersebut akan kembali lagi membeli Honda dan meninggalkan produk sebelumnya.
“Kita enggak pernah respons kompetitor karena enggak mungkin setiap kompetitor luncurkan produk baru, kita respon dengan produk baru pula. Jadi yang kita respon adalah keingnan konsumen. Produk enggak bisa diubah banyak, tapi untuk menarik konsumen masing-masing dilihat lagi. BR-V beredarnya sudah banyak. Jadi kalau menurun ada produk baru datang, bisa saja. Tetapi kita menyediakan bagaimana nantinya mereka balik lagi,” tutur Jonfis.
Jonfis menerangkan facelift adalah strategi untuk menjaga setelah para konsumen beralih, bisa kembali lagi menggunakan produk Honda. “Jadi kita menjaga agar market share tidak jauh karena kita sadar kalau ada produk baru datang, ya konsumen bisa beralih,” pungkas Jonfis.
Honda BR-V pertama kali diperkenalkan dalam versi konsep di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015. Lalu pada awal 2017, Honda mulai memasarkan versi produksinya. Di tahun pertama penjualan mobil, Honda BR-V meraih angka yang sangat memuaskan. Ditawarkan dalam empat varian, banderol Honda BR-V S 6M/T Rp234,5 juta, BR-V E M/T Rp244,5 juta, BR-V E CVT Rp254,5 juta dan BR-V Prestige Rp269,5 juta. (dna)