Berita Mobil Tips dan Trik

Ini Akibatnya Jika Salah Pakai Oli Transmisi Matic

oli transmisi

Transmisi CVT (Foto: Caranddriver)

Jakarta – Setidaknya ada dua jenis transmisi otomatis yang umum terdapat pada mobil, yaitu powershift (konvensional) dan Continuously Variable Transmission (CVT). Sama seperti mesin, transmisi juga butuh pelumas untuk meminimalisir gesekan antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Tanpa oli transmisi, transmisi tidak dapat bekerja maksimal dan memperpendek umur transmisi otomatis di mobil. Oleh karena itu, selalu perhatikan kondisi pelumas di dalam transmisi. Dianjurkan untuk selalu ganti oli transmisi bila mobil sudah berjalan sejauh 20 ribu kilometer.

Sebelum mengganti oli transmisi, sebaiknya ketahui terlebih dahulu jenis transmisi otomatis yang ada di mobil, powershift atau CVT, sebab beda jenis transmisi beda pula pelumasnya. Memang tidak ada efek langsung bila salah menggunakan oli transmisi. Namun dalam jangka panjang, bisa merusak transmisi.

“Efek jangka pendeknya biasanya enggak ada. Fungsi pelumas untuk transmisi otomatis jenis CVT untuk melumasi belt supaya enggak cepat aus. Kalau di transmisi otomatis konvensional, untuk melumasi roda gigi. Jadi efeknya lebih ke jangka panjang, ya umur transmisi akan berkurang,” ujar Shafwatuzzaki B2C Lubricants Technical Manager PT Sheel Indonesia di Jakarta, Selasa (20/3).

Pria yang akrab disapa Zaki itu menambahkan transmisi otomatis konvensional dan CVT berbeda. Cara kerja dan mekanismenya tidak sama dan maka dari itu, pelumasnya juga berbeda.

“Kalau transmisi otomatis konvensional punya gear untuk perpindahan gigi, sedangkan CVT menggunakan belt. Jadi dari desainnya saja sudah berbeda,” tambah dia.

Sementara itu terkait kekentalan pelumas, menurut Zaki cukup sulit untuk dibedakan karena tingkatnya hampir sama. Zaki menyarankan untuk bisa mengetahui mana pelumas yang khusus transmisi konvensional dan mana yang untuk transmisi CVT, lebih baik pemilik kendaraan bertanya langsung ke mekanik bengkel langganan.

“Kalau kita lihat secara sepintas tingkat kekentalannya mirip-mirip, makanya orang kadang enggak peduli. Tapi masalahnya bukan hanya kekentalannya, tapi mekanisme perlindungannya berbeda. Lebih baik konsultasikan ke mekanik atau kalau enggak percaya lihat di buku manual mobil,” tutur Zaki.

Pelumas Transmisi Berpengaruh Terhadap Bahan Bakar

Umumnya jika jarang mengganti pelumas mesin, akan berdampak pada penggunaan bahan bakar yang mungkin saja bertambah boros. Namun beda halnya dengan pelumas untuk transmisi.

Menurut Chinto Adiputera, Supervisor Business Area Sales Department Retail Division Astra Otoparts, mengatakan bahwa untuk pengaruh secara langsung ke pengeluaran bahan bakar jelas tidak ada, kalaupun ada hanya sedikit saja.

“Sebetulnya pengaruh mungkin sekian persen ada ya pengaruhnya. Tapi kalau bicara spesifik, banyak atau tidaknya ya tidak terlalu signifikan,” ucap Chinto pada kesempatan yang sama.

Chinto menambahkan, sebaiknya penggantian pelumas transmisi jangan terlalu fokus dihubungkan dengan hemat atau tidaknya penggunaan bahan bakar, tapi sebaiknya lebih memikirkan soal kesehatan dari transmisi otomatis itu sendiri.

“Transmisi otomatis kalau dihitung-hitung untung rugi, mungkin bukan ke bahan bakar. Tetapi kalau kita enggak ganti pelumas bila sudah rusak transmisinya, itu gantinya relatif mahal. Jadi lebih baik ganti pelumasnya bukan ke arah hemat bahan bakar, tapi justru bagaimana meminimalisir terjadinya kerusakan transmisi. Kalau sudah rusak harganya mahal mulai dari tiga juta sampai belasan juta,” pungkas dia. (dna)

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts