Berita Mobil Sepeda motor Sumber informasi

Ini Cara Adira Finance Agar Konsumen Tetap Bayar Kredit Kendaraan

Penulis : Santo Evren
Jakarta – Saat ini tidak sedikit konsumen yang membeli kendaraan dengan cara kredit, lantaran proses pengajuan kredit sangat ringan dan mudah. Apalagi konsumen tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membayar down payment atau uang muka.
Namun sayangnya hal itu disertai dengan tinggginya angka non performing loan (NPL) atau kredit macet. Sehingga memaksa perusahaan pembiayaan harus menarik kendaraan yang sudah ada di tangan konsumen.
Kredit macet merugikan diler dan merupakan musuh besar perusahaan pembiayaan, tidak terkecuali bagi Adira Finance. Sebagai perusahaan yang sudah 27 tahun berdiri di Indonesia, Adira Finance punya strategi khusus.
Strategi untuk kredit macet supaya tidak naik signifikan. Setidaknya ada dua strategi utama yang selalu dijalankan oleh perusahaan.
“Dalam proses persetujuan kredit: Prudent Underwriting, menjaga down payment (uang muka) bayar di level tertentu dan mengetahui discount yang terjadi. Dalam proses collection: monitor pembayaran angsuran oleh customer, dan kontak dan mengingatkan customer kalau ada yang terlambat membayar,” ujar Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, belum lama ini.

 Angka NPL di bawah 2 Persen

 Dengan menjalankan ke dua strategi utama tersebut, Adira Finance berharap angka kredit macet tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan akan tetap menjaga NPL di bawah 2 persen dari total pengajuan kredit yang dilakukan oleh konsumen.
“NPL terjaga, kita di bawah 2 peren sekira 1,9. Ya kurang lebih flat dibandingkan dengan tahun 2016,” terang Hafid.
Perusahaan mencatat, sekarang ini pembiayaan sepeda motor masih menjadi kontributor utama. Maka tidak heran jika angka NPL tertinggi disumbang dari pembiayaan sepeda motor.
“Motor itu NPL-nya lebih besar. Karena segmen dan di motor itu kan biayanya serta down payment relatif lebih rendah di banding dengan mobil,” tambah Hafid.
Tahun depan belum bisa terbayang seperti apa kondisi ekonomi di Indonesia, oleh karena itu Hafid belum bisa membeli bayangan. Namun perusahaan ingin tetap menjaga supaya NPL tetap flat.
“Tahun depan perkiraan kita jaga di bawah 2 persen,” pungkas dia.

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts