Berita

Ini Usulan Gaikindo ke Pemerintah untuk Pemulihan Industri Otomotif

Ekspor kini tidak banyak membantu industri otomotif lokal. (Foto: Carmudi/Rizen)

Jakarta – Di tengah masa pandemik Covid-19 seperti sekarang ini, membuat sektor industri otomotif harus menghentikan sementara kegiatannya. Hal ini tidak hanya berdampak pada menurunnya penjualan kendaraan tetapi juga masyarakat yang bekerja di sektor tersebut.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) bertekad ingin segera lepas dari ancaman krisis setelah masa pandemik berakhir. Upaya yang dilakukan oleh GAIKINDO yaitu dengan memberi beberapa usulan kepada pihak pemerintah.

Usulan ini bentuknya berupa relaksasi baik itu pajak untuk kendaraan ataupun insentif dalam pembayaran listrik kepada pemerintah. Stimulus ini tentunya juga berdampak pada sejumlah 1,5 juta orang yang bekerja di sektor otomotif baik secara langsung atau tidak langsung.

“Kami meminta kepada pemerintah baik pusat ataupun daerah untuk mengurangi pajak kendaraan antara 30 – 50 persen dari jumlah yang ada sekarang. Relaksasi pajak lainnya berupa penundaan PPN Ekspor bagi perusahaan yang memegang KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor),” jelas Johannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo dalam seminar online beberapa waktu lalu.

Untuk meringankan proses produksi, Nangoi dalam presentasinya meminta kepada pemerintah supaya tidak mengutip minimum pembayaran listrik dan bahan bakar. Selain itu, pembayarannya bisa dilakukan dengan rupiah, alih-alih memakai dolar AS seperti yang dilakukan sekarang.

“Kami juga meminta untuk bisa mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada sekarang dan kemudahan bagi prinsipal saat meminta relokasi,” lanjut Nangoi.

Ekspor Tak Banyak Menolong Industri Otomotif

Ekspor mobil Honda Brio diharapkan menggairahkan industri otomotif yang lesu (Foto: Dok Honda)

Sekalipun masih tetap berproduksi untuk kebutuhan ekspor, namun hal itu tidak banyak membantu mendongkrak angka produksi di kalangan pelaku industri otomotif lokal. Nangoi pun berharap bila produksi bisa kembali pulih dan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Menurutnya, penjualan wholesales secara nasional di tahun depan diprediksi bisa meningkat di kisaran 800 sampai 900 ribu unit. Dengan perkiraan penjualan di pasar domestik 600 ribuan unit dan ekspor di kisaran 200 ribuan unit pada tahun ini, masih ada sisa kapasitas produksi yang masih cukup jauh untuk dikejar.

“Pertumbuhannya cukup positif di bulan Januari-Maret 2020, dan ini cukup menggembirakan. Kapasitas produksi mobil di Indonesia itu mencapai 2,5 juta. Jadi kita harap bisa terus membaik mulai tahun depan sehingga tidak semakin anjlok,” ucap Nangoi.

Penulis: Yongki

Editor: Lesmana

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts