Reviews

Jajal Mobil Listrik Wuling Air ev, Ketahuan Kelebihan Kekurangannya

Wuling Air ev sukses meramaikan pasar otomotif Indonesia sebagai mobil listrik termurah saat ini.

Dalam pameran GIIAS 2022 yang berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, pabrikan mengumumkan harga resminya.

Wuling Air ev dijual mulai Rp238 juta untuk varian Standard Range dan Rp295 untuk varian Long Range. Kedua harga bersifat on the road DKI Jakarta.

Wuling Air ev

(Foto: Carmudi)

Sebagai perbandingan, sebelum-sebelumnya mobil Battery Electric Vehicle (BEV) yang hadir di Indonesia, misal Hyundai Ioniq 5 atau Nissan Leaf dijual mulai Rp700-an.

Dengan harga murah tersebut, Wuling Air ev tentunya bikin penasaran untuk dikendarai. Apa saja kelebihan kekurangannya?

Carmudi mendapatkan kesempatan singkat mencobanya, Sabtu (13/8/2022). Masih dalam rangka GIIAS 2022 dengan memanfaatkan rute “komplek” Nava Park yang berada tak jauh dari lokasi pameran.

Wuling Air ev

(Foto: Carmudi)

Murah Tanpa Terasa Murahan

Kesan pertama yang ditangkap saat berjumpa dengan mobil ini ialah tak terasa murahan walau banderol menunjukkan sebaliknya.

Dimulai saat hendak masuk ke dalam kabin. Carmudian akan disuguhkan dengan pintu yang kokoh.

Hal ini penting untuk memberikan kesan premium. Di samping alasan teknis seperti insulasi kebisingan optimal yang kebetulan juga dimiliki mobil ini.

Mobil ini juga sudah mendukung passive keyless entry yang artinya Carmudian tak perlu lagi pencet tombol di remote apalagi colok-colok anak kunci untuk masuk ke kabin.

Wuling Air ev

(Foto: Carmudi)

Cukup mengantongi remote, pencet tombol hitam di atas gagang pintu, lalu tarik gagang pintunya.

Selanjutnya kabin akan menyapa dengan nuansa yang simpel dan tertata dengan baik sehingga enak dilihat.

Joknya tak memiliki headrest adjustable, tapi dibalut bahan yang bagus. Dasbor juga masih didominasi plastik, tapi terkesan modern.

Hal ini mungkin karena adanya dua layar besar yang berdiri di atasnya. Layar sebelah kanan berfungsi sebagai instrument cluster sedangkan yang kiri untuk head unit.

Wuling Air ev

(Foto: Carmudi)

Impresi Berkendara Mobil Listrik Wuling Air ev

Jangan heran jika Carmudian tidak menemui tombol “Engine Start” pada mobil ini.

Untuk mulai mengemudi caranya tinggal masuk ke dalam kabin dengan membawa remote. Setelah itu, injak pedal rem beberapa saat dan akan muncul keterangan “Ready” di instrument cluster.

Itu tandanya mobil sudah siap jalan, tapi jangan lupa untuk memindahkan gigi ke posisi “D” yang bisa dilakukan dengan memutar knop bulat di konsol tengah. Lalu lepas rem parkirnya yang sudah berjenis elektrik.

Mudah untuk dikendarai. Hal itulah yang terasa ketika sudah melaju dengan mobil ini.

Wuling Air ev

(Foto: Carmudi)

Visibilitas ke depan sangat luas karena dasbornya tergolong rendah. “Kap mesin” mobil ini yang sangat pendek juga berkontribusi terhadap hal itu.

Nah, Wuling Air ev memiliki tiga mode berkendara yang bisa dipilih oleh penggunanya, yaitu Normal, Eco, dan Sport.

Namun, dalam percobaan yang sangat singkat lalu, masing-masing mode berkendara tidak terasa memiliki perbedaan berarti. Utamanya dalam hal tarikan laju atau regenerative braking.

Secara umum tarikan mobil ini terasa linear alias penambahan kecepatan terjadi sangat bertahap.

Jangan berharap banyak menemukan karakteristik “torsi instan” mobil listrik yang menghentak-hentak ketika pedal gas diinjak.

Namun, performa yang kalem itu rasanya sesuai dengan konsep Wuling Air ev yang sebatas mobil listrik perkotaan.

(Foto: Carmudi)

Bicara penggunaan dalam kota artinya mobil ini punya habitat di tengah kemacetan, jalanan sempit, hingga tempat parkir yang terbatas.

Semua itu sebenarnya sudah terjawab dengan dimensinya yang memiliki panjang tak sampai 3 meter dan lebar hanya sekitar 1,5 meter. Ditambah lagi dengan radius putar yang kecil, 4,3 meter.

Terbukti ketika mobil diajak mobil melakukan u-turn di jalanan 2 lajur. Mobil bisa langsung berbalik arah tanpa harus mengalami koreksi putaran.

Pada kesempatan test drive lalu, Wuling juga menyediakan ramp untuk menguji fitur Hill Hold Control. Fungsinya untuk menahan mobil agar tak merosot saat berhenti di tanjakan dan pedal rem diangkat.

Untuk memanfaatkan fitur ini, pengendara mesti mengaktifkan Automatic Vehicle Holding yang tombolnya terdapat di konsol tengah tepatnya di belakang tombol rem parkir elektrik.

(Foto: Carmudi)

Kekurangan Mobil Listrik Wuling Air ev

Dengan nilai-nilai positif yang dimilikinya, bukan berarti Wuling Air ev tak memiliki kekurangan sama sekali. Hal pertama yang terasa mengganjal ialah dimensi jok terlalu kecil, tak bisa menopang paha dengan baik.

Hal ini mungkin bisa dimaklumi jika terjadi untuk jok belakang, tapi sayangnya justru ditemui pada jok depan.

Dimensi mobil ini memang mungil. Namun, Wuling Air ev niscaya akan menjadi mobil listrik yang makin ideal jika memiliki jok lebih baik.

(Foto: Carmudi)

Sebagai informasi, tim redaksi yang mencoba dan menulis ulasan ini memiliki tinggi badan 179 cm dengan berat badan 90 kg. Situasi mungkin saja berkata lain terhadap pengemudi yang memiliki postur tubuh di bawah itu.

Catatan selanjutnya ialah ayunan suspensi keras. Pada kesempatan test drive lalu, hal ini terasa ketika mobil harus melewati permukaan jalan dengan ketinggian yang berbeda (contoh, naik turun ramp).

Simak juga video impresi pertama Wuling Air ev persembahan Carmudi berikut ini:

Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts