Kampanye Eco Driving Indonesia: Bukan Cuma Soal Perilaku Mengemudi

Jakarta – Semakin padatnya lalu lintas di jalan raya, menuntut seorang pengemudi untuk berkendara dengan menerapkan perilaku ‘eco driving‘. Ada banyak manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pengemudi mobil. Beberapa diantaranya adalah keselamatan, kenyamanan dan hemat bahan bakar.
Eco driving mencakup banyak hal. Mulai dari smart driving, safety driving, defensive driving dan cara berkendara yang juga mempertimbangkan penghematan bahan bakar. Supaya gaya berkendara eco driving menular ke semua orang, terutama pengemudi mobil dan motor, Clean Air Asia bersama Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) meluncurkan program kampanye Eco Driving Indonesia. Peluncuran dilakukan hari ini di Jakarta, Rabu (28/3).
“Clean Air Asia merupakan organisasi non-pemerintah yang menciptakan salah satu program yang mengupayakan kualitas udara bersih. Di Indonesia kami punya proyek eco driving yang cakupannya nasional dan yang kami lakukan sekarang adalah pilot project (proyek percobaan),” ujar Pia Agatep, perwakilan dari Clean Air Asia.
Penamaan Eco Driving Indonesia dimaksudkan supaya program kampanye tersebut tidak hanya dirasakan oleh satu kelompok di kota tertentu saja. Harapannya semua lapisan dengan beragam latar belakang di seluruh Indonesia juga dapat merasakannya.
“Jakarta adalah proyek percobaan dari kegiatan yang kami lakukan. Jadi harapannya Eco Driving Indonesia menjadi contoh di Asia untuk memperbaiki kualitas udara. Mimpi kami kedepannya, kegiatan ini tidak hanya berdampak di sekitar Indonesia saja atau Jakarta saja, tetapi ke wilayah yang lebih luas lagi,” jelasnya.
Kampanye Eco Driving Secara Masif
Clean Air Asia bersama KPBB akan melakukan kampanye eco driving secara masif dan menyeluruh dengan melibatkan banyak pihak. Mulai dari masyarakat biasa, kemudian pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan mengemudi, hingga pemerintah.
“Dengan adanya peluncuran Eco Driving Indonesia hari ini, kita berharap ke depan pendidikan publik, kampanye publik dalam hal peningkatan kesadaran mengemudi sudah sewajibnya kita lakukan secara gencar,” ujar Ahmad Safrudin Direktur Eksekutif KPBB pada kesempatan yang sama.
Dengan adanya program tersebut, Ahmad berharap sejumlah lembaga dari berbagai latar belakang bisa mencontohnya. Semua demi terciptanya kesadaran mengemudi yang cermat dan lebih baik.
“Mudah-mudahan nanti beberapa lembaga, baik di kepolisan maupun di kementerian lingkungan hidup dan kementerian perhubungan, juga mengadopsi program kampanye seperti ini. Jadi kampanye ini nantinya akan paralel dengan kebijakan bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara,” tutur Ahmad.
Eco driving tidak hanya bergantung pada perilaku pengendara saja. Eco driving juga mempertimbangkan berbagai faktor seperti infrastruktur, teknologi kendaraan, status lalu lintas di jalan dan lain-lain.
Nah untuk mengatasi berbagai faktor tersebut, tentu tidak mungkin merubah spesifikasi kendaraan bermotor. Ini lebih kepada bagaimana pengemudi memperbaiki atau menyesuaikan gaya mengemudinya. (dna)