Kekhawatiran Terbesar Orang Indonesia Beli Mobil Hybrid

Jakarta – Bisa dikatakan Mobil Hybrid bukan sesuatu yang baru di Indonesia. PT Toyota Astra Motor (TAM) sudah memperkenalkan mobil dengan dua mesin penggerak itu sejak 2009 lewat Toyota Prius. Seiring berjalannya waktu, produsen otomotif di dalam negeri mulai mengikuti jejak Toyota dengan memasarkan mobil hybrid. Akan tetapi pemainnya masih sangat sedikit, kemungkinan hal ini dikarenakan penjualannya belum cermelang seperti kendaraan bermesin konvensional.
Toyota menjadi produsen otomotif di Indonesia yang memasarkan mobil hybrid dari berbagai model. Seperti Toyota C-HR Hybrid, Toyota Alphard HV, Toyota Camry HV, dan Toyota Prius. Saat ini sudah banyak orang yang mengetahui mobil berteknologi hybrid. Namun pengetahuan tentang hybird perlu lebih digalakkan lagi.
“10 tahun yang lalu masih belum banyak orang yang tau tentang hybrid. Kalau kita bicara sekarang, sekira 90 persen ke atas orang sudah tahu mobil hybrid. Mungkin knowledge detailnya yang harus dilanjuti. Seperti apa sebenarnya teknologi dan benefit teknologi hybrid,” ujar Anton Jimmi Suwandy Direktur Pemasaran PT TAM pekan lalu, Kamis (10/3/2019) di Jakarta.
Menurut Anton, merupakan tugas produsen otomotif untuk memberikan pengetahuan lebih mengenai hybrid kepada masyarakat luas. Jadi nantinya masyarakat tidak hanya mengetahui bahwa mobil hybrid itu konsumsi bahan bakarnya bagus, ramah lingkungan, dan lainnya, tapi mereka juga tahu sedikit soal teknis.
“Kami masih mengedukasi pasar terutama soal baterai apakah mudah rusak atau tidak, lalu misalkan di cuaca panas bagaimana ketahanan baterainya. Kami beri tahu kepada mereka sekarang baterai itu kuat, bahkan sudah ada yang pakai 10 tahun tidak masalah,” sambung Anton.
Kurangnya pengetahuan terkait mobil hybrid membuat orang ragu untuk membelinya. Seperti soal perawatan atau perbaikan. Tidak banyak yang tahu sebenarnya biaya perbaikan mobil hybrid tidak terpaut jauh dengan mobil bermesin konvensional.
“Kekhawatiran maintenance cost-nya terlalu tinggi. Kita bandingkan dan sebenarnya tidak terlalu jauh perbandingannya dengan mobil konvensional,” terang dia.
Garansi Mobil Hybird
Selain biaya perbaikan, yang cukup dikhawatirkan konsumen adalah garansi. Perlu diketahui garansi mobil hybrid cukup panjang.
“Sekarang kan garansi mobil biasa 3 tahun, untuk hybrid kami beri 5 tahun. Jadi tidak khawatir bila 1-4 tahun baterainya tak bertahan. Kamiu bisa ganti dengan baterai yang baru,” jelas Anton.
Toyota Berencana Luncurkan Satu Lagi Mobil Hybrid
Dari 10 mobil yang direncanakan meluncur sepanjang 2019 tiga di antaranya sudah resmi dipasarkan. Mulai dari Toyota Camry, Toyota Avanza, dan Toyota C-HR Hybrid. Itu artinya masih sisa tujuh mobil baru lagi yang akan diluncurkan.
TAM masih menyimpan rapat daftar ketujuh mobil baru itu. Akan tetapi TAM memastikan bahwa dari tujuh mobil baru satu di antaranya memiliki dua mesin penggerak atau lebih dikenal dengan teknologi hybrid.
“Satu lagi (mobil hybrid) yang akan kami luncurkan. Tapi kami belum tentukan modelnya apa. Yang pasti tahun ini,” ucap Anton.
Selama ini mobil hybrid terkenal dengan harga jualnya yang mahal, sebab dikenakan pajak lebih tinggi ketimbang mobil yang hanya memiliki satu sumber penggerak. Untuk satu mobil hybrid baru dari Toyota ini belum dapat dipastikan apakah nanti harganya terjangkau atau sebaliknya.
“Tergantung nanti produknya apa. Apakah produknya di atas C-HR Hybrid atau di bawahnya. Saya tidak bisa katakan sekarang. Intinya, akan ada produk baru yang berteknologi hybrid,” timpal Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto pada kesempatan yang sama.