Kekurangan Kia Picanto dari Keluhan Pengguna yang Jarang Diketahui

Jakarta – Kekurangan Kia Picanto perlu diketahui lebih dulu oleh masyarakat yang ingin meminangnya. Kia Picanto sendiri merupakan salah satu hatchback alternatif pilihan publik yang cukup “worth it to buy“.
Selain karena harga bekas Kia Picanto yang cukup murah, ketersediaan suku cadangnya juga banyak dan mudah ditemui. Dan yang terpenting, performa mesinnya cukup bisa diandalkan.
Tak heran, hingga kini masih banyak orang yang ingin meminang Kia Picanto.
Kendati demikian, di samping ragam kelebihannya, kekurangan Kia Picanto wajib diwaspadai. Waspada dalam hal ini lebih kepada antisipasi kerusakan yang sering dialami hatchback asal Korea Selatan ini.
Beberapa pengguna Kia Picanto mengaku cukup puas dengan mobil mungil ini. Namun tetap saja ada nilai pro dan kontranya.
Isi Konten
Kekurangan Kia Picanto
Ragam kekurangan Kia Picanto tak hanya dilihat sekilas saja, melainkan berdasarkan testimoni dan keluhan para penggunanya selama ini.
Berikut ini adalah kekurangan Kia Picanto yang sering dikeluhkan para penggunanya.
Kaki-kaki Ringkih
Berdasarkan wawancara kepada para pengguna Picanto, salah satu keluhan yang cukup sering dialaminya adalah kaki-kaki yang ringkih.
Kaki-kaki Picanto generasi pertama dan kedua bisa dibilang cukup ringkih. Apalagi saat digunakan untuk melewati jalanan yang rusak dan jelek.
Bantingan suspensinya keras dan benar-benar tidak nyaman. Kalau sang pemilik mobil memiilki kontur jalan rumah yang jelek, siap-siap untuk sering jajan kaki-kaki.
Komponen seperti bushing, arm, link stabil, dan komponen kaki-kaki lainnya cukup ringkih untuk melewati jalan rusak. Namun kalau sering digunakan di jalanan mulus, komponen tersebut tidak terlalu menjadi masalah.
“Buat mereka yang tinggal di wilayah yang jalannya kurang bagus siap-siap untuk sering jajan kaki-kaki. Karena kaki-kakinya cukup ringkih menurut pengalaman saya di generasi pertama dan kedua dari Picanto,” kata Alviansyah Pasaribu yang sudah memakai Kia Picanto 11 tahun.
Sensor CKP Rusak
Selain itu keluhan yang biasanya dirasakan pengguna Picanto salah satunya adalah sensor CKP yang mudah rusak.
CKP sendiri memiliki arti crankshaft position sensor. Kerusakan sensor ini menyebabkan injector tidak bekerja dan api tidak keluar dari busi karena koil tidak berfungsi.
Sensor CKP pada Kia Picanto ini pakai tiga kabel yang masing-masing berwarna merah, biru, dan hitam. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Untuk warna hitam berfungsi untuk voltase positif 12 volt saat kunci kontak posisi ON. Lalu warna biru berfungsi untuk sinyal yang mencari negatif saat sensor berdekatan dengan gear posisi poros engkol. Sedangkan hitam berfungsi untuk kabel massa.
Jika sensor CKP ini rusak, maka salah satu indikasinya adalah mobil tidak bisa dihidupkan.
Kerusakan pada sensor CKP ini jadi salah satu keluhan yang lumayan sering dialami pengguna. Harga sensornya sendiri berkisar Rp350 ribuan sampai Rp500 ribuan.
Pompa Bensin Rewel
Keluhan lain yang sering dialami pemilik Kia Picanto adalah rewelnya fuel pump atau pompa bensin.
“Kalau kasus ini (pompa bensin) lumayan sering dialami hampir semua pemakai Picanto,” sambung Alvian.
Biasanya kasus ini bermula dari kesalahan pemilik mengisi bahan bakar. Picanto yang diisi bahan bakar dengan RON di bawah 92 akan sering mengalami kerusakan fuel pump.
Alviansyah mengaku beberapa kali mengalami hal tersebut. “Jangan pelit untuk isi bahan bakar yang bagus. Saya pernah isi bahan bakar di bawah RON 92 fuel pump-nya langsung mudah rewel,” katanya.
Biasanya suplai bahan bakar bisa tersendat atau mobil jadi mogok mendadak. Sangat disarankan untuk mengisi bahan bakar berkualitas walaupun Picanto bekas ini sudah lumayan tua.
ECU Rusak dan Transmisi Mengunci
Alviansyah sering mendapati teman-teman pemilik All New Picanto atau generasi ketiga kerap bermasalah. Salah satu masalah yang sering dialami generasi ketiga adalah kerusakan ECU.
Kerusakan ECU ini bisa terjadi kapan saja dan biasanya gara-gara kesalahan pemilik juga.
“Teman-teman yang pakai generasi tiga itu sering kena ECU dan transmisinya ngunci. Biasanya ini buat yang transmisi AT, kalau yang transmisi MT biasanya aman-aman aja, sih,” tutupnya.
Kia Picanto Sudah Menginjak Tiga Generasi
Generasi Pertama
Sebelum menentukan pilihan, ketahui dulu mau membeli Kia Picanto generasi keberapa, karena di Indonesia ada tiga generasi.
Generasi pertama, masa produksi Kia Picanto dimulai dari tahun 2004 sampai 2011. Secara tampilan, generasi pertama ini berdesain seadanya dan bahkan tampilannya cukup jelek.
Ciri pada generasi pertama ini lampu depannya dibuat agak membesar dan lampu belakangnya berbentuk horizontal. Saking sederhananya, di mobil ini tidak ada aksesoris yang berlebihan seperti krom, lampu kabut, dan pelek hanya single tone.
Generasi pertama Kia Picanto mengalami dua kali facelift (minor change) sebelum berganti model (major change).
Pada generasi facelift, desain lampu depan, gril, bumper, lis bodi di pintu, lampu belakang, dan peleknya dibuat berbeda. Selebihnya sama dengan generasi pertama.
Facelift generasi pertama ini terjadi pada tahun 2007, alias dua tahun sesudah mobil ini meluncur. Pada facelift kedua, desainnya sudah terlihat lebih modern.
Salah satu pembedanya adalah lampu depan dibuat membulat, desain bumper terdapat sedikit list merah dan sudah ada foglamp.
Interiornya hanya mendapatkan sedikit sentuhan, bahkan perbedaannya tidak terlalu banyak. Facelift kedua ini terjadi di tahun 2010 dan di tahun ini juga menjadi produksi terakhir dari generasi pertama.
Generasi Kedua
Di tahun 2011, Kia memberikan penyegaran lagi pada Picanto. Kali ini berupa major change alias berganti model.
Picanto generasi kedua dirilis pertama kali di Geneva Motor Show yang didesain oleh tim desain dari Kia Eropa dan diproduksi dari 2011 sampai 2017.
Faktor tim desain itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa pada generasi kedua ini desainnya sudah lebih baik. Jika dilihat, generasi kedua ini memang terlihat lebih elegan dan stylish.
Orang Indonesia menyebutnya dengan Picanto Panda karena bagian lampu depan bagian dalamnya diberikan warna hitam. Lalu rumah fog lamp juga dibuat hitam.
Kalau dilihat dari paduan warna tersebut, sepintas mirip seperti panda. Generasi kedua ini mendapatkan sekali penyegaran di tahun 2015.
Perubahannya meliputi bagian lampu depan, bumper, fog lamp, pelek, dan interior. Mesinnya juga mengalami kenaikan dari 1.000 cc menjadi 1.200 cc.
Generasi Ketiga
Di tahun 2017, Picanto generasi ketiga meluncur di ajang Geneva Motor Show. Kali ini desainnya benar-benar berbeda karena terlihat lebih keren, modern, dan elegan.
Generasi ketiga ini jadi model terakhir yang masih dijual sampai sekarang. Perbedaannya cukup banyak dan hampir berubah di semua aspek baik itu mesin, eksterior dan interior.
Itu tadi beberapa keluhan atas kekurangan Kia Picanto dari para penggunanya serta keterangan Kia Picanto dalam tiga generasinya.
Meski begitu, tetap jangan khawatir karena memelihara Kia Picanto bisa dibilang cukup mudah.
Harga suku cadangnya pun juga tidak terlalu mahal.
Tapi sayang, orang Indonesia masih kurang percaya dengan merek asal Korea Selatan. Padahal dari segi kualitas bisa sangat bersaing dengan produk-produk merek Jepang lainnya.
Baca Juga:
- Review Spesifikasi Honda Brio RS Urbanite 2021
- Spesifikasi dan Harga Bekas Suzuki Ignis, Mulai Rp105 Jutaan
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas