Site icon Carmudi Indonesia

Kelebihan dan Kekurangan BBM Pertalite Beserta Daftar Harganya

Bright Olimart

SPBU COCO Pertamina di Jakarta Pusat (Carmudi Indonesia)

Harga BBM Pertalite. (Foto: Pertamina)

Jakarta – Pertalite merupakan salah satu jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) yang cukup banyak diminati oleh para pemilik kendaraan motor. Harga Pertalite yang cukup terjangkau menjadi salah satu alasan utamanya.

Pertalite pertama kali diperkenalkan Pertamina di Indonesia pada 2015 lalu. Bahan bakar tersebut sebenarnya diluncurkan sebagai alternatif peralihan dari Premium, sehingga penggunaan Pertalite lebih disarankan dibandingkan Premium.

Pertalite memiliki kadar RON (Research Oktan Number) yang lebih tinggi dengan angka 90, dibanding dengan Premium yang memiliki RON 88.

Pertalite dinilai tepat digunakan oleh kendaraan yang memiliki kompresi 9:1 sampai 10:1, sehingga cocok untuk kendaraan bermesin bensin di Indonesia.

Selain itu, bahan bakar tersebut juga cocok dipakai pada kendaraan yang diproduksi mulai tahun 2000 ke atas. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Pertalite merupakan bahan bakar hasil impor.

Bagi yang tertarik memakai Pertalite untuk kendaraan motor atau mobilnya, alangkah lebih baik jika ketahui dulu kelebihan dan kekurangan dari bahan bakar tersebut.

Carmudi telah rangkum beberapa kelebihan dan kekurangan Pertalite yang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut.

Kelebihan dan Kekurangan BBM Pertalite

Kelebihan dan kekurangan Pertalite. (Foto: Pertamina)

Kelebihan

Kekurangan

Harga BBM Pertalite 2020

Harga Pertalite di beberapa provinsi di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Carmudi juga telah rangkum harga Pertalite pada Desember 2020 di beberapa provinsi sebagai berikut.

Harga BBM Pertalite di Pulau Jawa

Harga BBM Pertalite di Pulau Sumatra

Harga BBM Pertalite di Pulau Sulawesi

Harga BBM Pertalite di Pulau Bali dan Nusa Tenggara

Harga BBM Pertalite di Pulau Kalimantan

Harga BBM Pertalite di Pulau Papua

Jika melihat daftar harga Pertalite di atas, ada beberapa provinsi yang memiliki harga Pertalite sama, seperti provinsi-provinsi di pulau Papua, Sulawesi, dan Kalimantan seharga Rp7.850, dan di pulau Bali, Nusa Tenggara, serta Jawa seharga Rp7.650.

Perlu diketahui, harga-harga BBM di atas dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Di sisi lain, terdapat Program Langit Biru (PLB), dimana pihak Pertamina menawarkan Pertalite seharga Rp6.450 per liter di beberapa provinsi.

Program tersebut berlaku untuk pengguna kendaraan bermotor roda dua dan tiga, angkutan umum kota atau angkot, serta taksi berplat kuning.

Tips Irit Konsumsi BBM

Tips irit konsumsi BBM. (Foto: Ilustrasi)

Terdapat berbagai cara atau tips yang dapat dilakukan para pengguna kendaraan motor maupun mobil agar konsumsi bahan bakarnya bisa irit.

Ini tidak hanya berlaku bagi pengguna bahan bakar Pertalite, tetapi juga untuk Pertamax dan jenis bahan bakar lainnya. Berikut ini adalah beberapa tipsnya.

Merencanakan Rute Terbaik

Sebelum mulai berkendara, sebaiknya mencari tahu dulu kondisi lalu lintas serta rute ke tempat lokasi yang dituju.

Carmudian bisa memanfaatkan fitur GPS pada smartphone-nya untuk memberikan kemudahan dalam mencari rute alternatif jika terjadi kemacetan di tengah jalan.

Carmudian bisa mencoba melalui ‘jalan tikus’ sebagai salah satu rute alternatifnya. Ini merupakan cara terbaik dalam menghadapi jalanan macet yang tidak kenal waktu.

Mencoba Trik Berkendara Ala Sopir

Jika sering membawa mobil dalam kegiatan sehari-hari, Carmudian bisa mencoba berkendara ala sopir mobil.

Biasanya, sopir mobil diharuskan untuk mengantar atau menjemput tuannya di suatu tempat dengan bahan bakar irit alias tidak boleh boros konsumsi BBMnya, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta yang terkenal macet.

Cara mengemudi seperti ini berpatok pada keselarasan antara penggunaan gigi dengan torsi puncak dari mesin mobil. Ini berarti untuk mobil manual, perpindahan gigi dilakukan saat torsi maksimal pada putaran mesin mobil tersebut tercapat.

Sebagai informasi, biasanya, sopir mobil melakukan perpindahan gigi di putaran mesin 2.000 hingga 2.500 rpm untuk tipe manual, sedangkan untuk mobil bertansmisi otomatis, sopir menginjak pedal gas secara urut atau menghindari kickdown.

Kecepatan mobil ini pun akan meningkat, serta giginya berpindah dengan halus.

Jangan Berkendara Terlalu Pelan

Berkendara di jalan tol. (Foto: Kemenhub)

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan pengemudi kendaraan untuk menjaga konsumsi BBMnya tetap irit adalah berkendara dengan pelan.

Ini jelas salah karena bisa saja perpindahan gigi kendaraan tersebut dilakukan pada putaran mesin belum optimal. Sebagian besar pengemudi yang sering dijumpai melaju dengan kecepatan di bawah 60 km per jam di jalan bebas hambatan atau tol.

Perlu diketahui, kecepatan yang ideal saat melalui jalan tol adalah 70 sampai 90 km per jam untuk mendapatkan konsumsi BBM irit.

Di sisi lain, berkendara pada rpm yang terlalu rendah dapat mengakibatkan getaran pada mesin atau engine lugging dan mempengaruhi keawetan mesin.

Penulis: Nadya

Editor: Lesmana