Kelemahan Toyota Rush, Miris Padahal Salah Satu LSUV Terlaris

Jakarta – Mengulas kelemahan Toyota Rush menarik untuk dibahas lantaran sebagai salah satu low SUV terlaris di Indonesia.
Sejak peluncurannya pada 2017 silam, Toyota Rush dan Daihatsu Terios hampir selalu mengisi tempat sebagai mobil dengan penjualan terlaris. Enggak heran banyak orang yang kepengin buat membelinya dalam kondisi baru.
Mereka yang mau membeli Toyota Rush dalam kondisi baru tentu perlu tahu dulu seputar kelemahan yang ada. Kelemahan suatu mobil yang akan dibeli bisa pedoman perawatan mobil tersebut ke depannya.
Hampir semua orang yang mau membeli mobil pasti mencari tahu tentang kekurangannya terlebih dahulu. Hal ini wajar terjadi untuk menyiapkan mental agar tidak terlalu menyesal nantinya.
Baca Juga:
- Daftar Mobil Low SUV di Bawah Harga Toyota Rush
- Perbandingan Spesifikasi Suzuki XL7 Vs Toyota Rush, Mana yang Lebih Valuable?
Isi Konten
Kelemahan Toyota Rush
Sejak diperkenalkan tiga tahun silam, Toyota Rush menunjukkan tren penjualan yang bagus. Tampilannya berubah total dari yang tadinya memakai konde ala SUV 1990-an, kini berganti wajah menjadi lebih modern dan stylish.
Target penjualan yang diberikan pada Rush juga besar, mencapai 3.000 unit per bulan. Hal tersebut ditujukan guna melanjutkan tongkat estafet penjualan generasi pertama di mana generasi pertama Rush yang dirilis pada 2006 sudah terjual hingga lebih dari 250 ribu unit.
Bayangkan, sejak 2006 hingga 2017 Toyota hanya memberikan facelift-facelift klise dan membosankan.
Suspensi Keras
Tak lama setelah peluncuran, kebetulan saya mendapat kesempatan test drive yang diselenggarakan Toyota. Salah satu kelemahan Toyota Rush yang cukup mengganggu saya kala itu adalah suspensi yang keras.
Baik di bagian depan maupun belakang, entah mengapa peredam kejutnya terasa tidak nyaman. Rasanya tidak sesuai ekspektasi sebuah low SUV kekinian.
Mungkin buat calon pembeli ada baiknya lakukan test drive terlebih dahulu agar dapat merasakan suspensi Toyota Rush yang cukup keras di bagian depan dan belakangnya.
Daripada kaget ternyata tahu kalau suspensinya keras, lebih baik coba dulu. Bisa mendatangi diler untuk test drive atau mencicipi mobil teman untuk sekadar tahu gambarannya.
Mungkin suspensi yang keras ini bisa diminimalisir dengan mengganti suspensi atau ban. Impresi saya hingga saat ini tentang mobil ini ya suspensinya kurang nyaman digunakan.
Kabin Terasa Sempit
Kelemahan Toyota Rush berikutnya adalah kabin yang sempit. Saya dengan tinggi badan 172 cm merasa kalau duduk di baris kedua lumayan terasa sempit.
Beda urusan ya kalau duduk di jok depan yang rasanya fine-fine aja baik jadi penumpang atau pengemudi.
Nah, saat duduk di jok baris kedua, ruang kaki dan ruang kepala mobil 7 penumpang ini sempit. Dengan posisi duduk ternyaman saya di jok depan hanya menyisakan sedikit ruang kaki.
Bahkan kalau duduk di pinggir dekat jendela baris kedua rasanya kepala hampir mentok.
Keluhan ini ternyata bukan keluar dari saya saja, tetapi beberapa jurnalis yang melakukan test drive saat itu juga mengatakan hal yang sama.
Mau coba duduk di baris ketiga? Silakan saja kalau mau kaki dan paha kesemutan karena jok baris ketiga mobil ini benar-benar enggak cocok buat penumpang dewasa. Kalau penumpang anak-anak saja sih masih oke lah.
Ruang kaki, ruang kepala, dan posisi duduk di jok baris ketiga benar-benar enggak ada enak-enaknya. Coba aja deh duduk, dijamin enggak bakalan betah.
Limbung
Keluhan lain yang kerap terlontar adalah gejala limbung di kecepatan tinggi. Ada beberapa hal yang saya yakin menjadi penyebab mobil ini punya gejala limbung.
Pertama adalah ground clearance Toyota Rush mencapai 220 mm, lebih tinggi dibanding Toyota Fortuner yang hanya 193 mm.
Saat melaju di kecepatan tinggi pada trek lurus gejala ini cukup terasa. Tapi pengemudi juga harus ingat kalau ini adalah LSUV, bukan sedan.
Saya mencicipi kecepatan tinggi menggunakan mobil ini saat melakukan test drive saja.
Hal tersebut saya lakukan agar dapat mengetahui karakter suspensinya di kecepatan rendah maupun kecepatan tinggi. Sebaiknya, memang mobil dengan ground clearance tinggi jangan dipacu sekencang mungkin.
Berbeda dengan sedan yang punya aerodinamika lebih baik. Sedan semakin dipacu kencang akan semakin menempel dengan jalan. Makanya enggak heran kalau sedan-sedan modern bisa dipacu hingga lebih dari 200 km/jam.
Tapi limbung yang dimaksud ini enggak separah di generasi sebelumnya, kok. Di generasi yang ini gejala limbungnya jauh lebih membaik dan masuk akal.
Kelebihan Toyota Rush
Enggak adil kalau kita cuma membahas kelemahan dari Toyota Rush aja, ada baiknya juga kalo kita bahas tentang kelebihan yang dimilikinya.
Performa Mesin Lebih Baik
Di atas kertas, performa mesin Rush memang turun. Tapi di balik turunnya itu, ternyata performanya makin oke. Akselerasi 0-100 km/jam bisa dicapai dalam 14 detik. Sedangkan di generasi lamanya bisa mencapai 15 detik.
Kecepatan maksimalnya juga bertambah. Di Rush matic lama kecepatan maksimalnya bisa 140 km/jam dan di Rush yang baru ini kecepatannya bisa 175 km/jam dengan transmisi matic.
Tarikan mesin bawahnya termasuk sangat agresif, cocok nih buat karakter orang Indonesia yang demen seruntulan.
Baca Juga:
- Toyota Rush Model 2021 Sudah Dirilis, Ada Kamera Parkir
- Fakta dan Harga Bekas Toyota Rush 2020 yang Jarang Diketahui
Harga Toyota Rush 2021
Buat yang berminat untuk membeli Toyota Rush pada tahun 2021 ini, simak dulu nih harga terbarunya.
Soal tipe, masih sama seperti tahun sebelumnya, Toyota Rush ditawarkan dalam 4 varian.
Keempat varian tersebut terdiri dari 2 tipe G dan 2 tipe S TRD. Harga termurah ada di Rp257,7 jutaan dan termahal ada di Rp279,1 jutaan (OTR Jakarta).
Harga Toyota Rush 2021 | |
G MT | Rp257,7 juta |
G AT | Rp267,7 juta |
S TRD MT | Rp269,1 juta |
S TRD AT | Rp279,1 juta |
*Harga berlaku Februari 2021 dan bisa berubah sewaktu-waktu
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas