Kemenperin Jualan Mobil Pedesaan Cuma Rp60 Jutaan
Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sampai saat ini masih mengodok pengembangan mobil perdesaan. Selain melakukan kerjasama dengan Institut Otomotif Indonesia (IOI) Kemenperin juga mengandeng Industri Kecil dan Menengah (IKM) lokal khususnya yang menyediakan komponen otomotif.
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, IKM dalam negeri siap berkontribusi dalam memproduksi komponen kendaraan perdesaan. “Kami memang memprioritaskan IKM lokal untuk terlibat dalam program yang sedang dikembangkan oleh Kemenperin ini,” ujarnya.
Dengan mengandeng IKM lokal berarti memuluskan rencana Kemenperin yang akan menggunakan 100 persen komponen lokal untuk mobil perdesaaan. Di samping itu pula berdampak pada harga mobil yang semakin terjangkau.
Gati mengungkapkan, harga mobil pedesaan diharapkan dapat dijual pada kisaran harga Rp60-80 juta per unit. “Kami upayakan harganya bisa diterima pasar. Kami telah melakukan survei, rentang harga tersebut yang banyak dipilih masyarakat,” ujarnya.
Berdasaran survei yang dilakukan Kemenperin, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tersebut, sebanyak 67,10 persen masyarakat setempat juga memiliki ketertarikan dengan kendaraan pedesaan untuk mendukung kegiatan sehari-hari khususnya di sektor perkebunan.
Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Sementara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berkomitmen untuk mempercepat pengembangan mobil perdesaan supaya segera diproduksi oleh industri dalam negeri. Mobil perdesaan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi multiguna di sektor pertanian dan perkebunan, selain itu guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat serta mewujudkan kemandirian penguasaan teknologi oleh anak bangsa.
“Pemerintah menyiapkan regulasi kendaraan pedesaan supaya bisa dikembangkan industri nasional. Artinya, harus dibuat di Indonesia,” tuturnya.
Adapun langkah yang sudah dilakukan Kemenperin dalam mempercepat pengembangan mobil perdesaan, antara lain pembuatan prototipe, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan rantai pasok serta penyiapan infrastruktur dan model bisnis. “Aftersales-nya dan jaringan distribusinya juga tengah dipertimbangkan, termasuk uji pasarnya,” ujarnya.
Saat ini, terdapat dua prototipe kendaraan pedesaan yang telah selesai dibangun. Prototipe Generasi 2A merupakan hasil pengembangan platform Kemenperin, sedangkan Generasi 2B untuk prototipe yang dikembangkan oleh IOI. “Prototipe yang dihasilkan saat ini masih harus disempurnakan, baik dari desain bodi maupunperformance,” ungkap Airlangga.