Site icon Carmudi Indonesia

Ketinggalan Soal Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia, Honda: “Kata Siapa?”

Jakarta — PT Honda Prospect Motor (HPM) menegaskan pihaknya tidak tinggal diam dalam menghadapi era kendaraan elektrifikasi di Indonesia yang sudah mulai terlihat geliatnya. Terlebih lagi pihak prinsipal juga sudah memiliki strategi ke arah sana.

Honda Sangkal Dianggap Ketinggalan Soal Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia (Foto: Carsccop/Ilustrasi Honda ZR-V)

Hal ini disampaikan Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM saat ditemui di BSD City, Tangerang, pada Sabtu (14/5/2022) lalu.

Dirinya menjelaskan, pihak prinsipal memiliki rencana menjadikan semua produk Honda mengadopsi teknologi elektrifikasi pada 2040.

“Yang pasti prinsipal punya visi misi ya, 2040 semua elektrifikasi. Itu sudah pasti, Indonesia harus ke arah sana. Kok, Honda diam-diam saja? Siapa bilang, tunggu saja,” kata Billy di hadapan wartawan.

Di Indonesia sebenarnya Honda pernah memiliki CR-Z yang dibekali dengan sistem hybrid, tapi produksinya secara global terpaksa dihentikan karena kurang peminat.

Seolah tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, Honda kini lebih serius melihat situasi pasar termasuk di Indonesia.

Honda Civic e:HEV

Jika diperhatikan, saat ini HPM sama sekali tidak memiliki produk dengan teknologi elektrifikasi. Berbeda dengan sejumlah pesaing, seperti halnya Toyota atau Hyundai. Bahkan Suzuki dalam waktu dekat akan memperkenalkan Ertiga hybrid baru.

Padahal jika melirik ke negara Asia Tenggara lainnya, Honda memiliki produk yang bisa saja menjadi wakil untuk kategori tersebut. Contohnya Honda Civic e:HEV alias Civic hybrid yang mengaspal di Thailand bulan Maret lalu.

Ilustrasi Honda Civic e:HEV (Foto: Paultan)

Walau begitu, menurut Billy bukan berarti mobil elektrifikasi Honda yang ada di luar negeri bisa dijual di Indonesia begitu saja. Menurutnya semua itu dikembalikan lagi kepada permintaan pasar atau infrastruktur.

Mobil hybrid semacam Civic e:HEV memang tidak butuh infrastruktur tambahan, tapi faktor harga lebih menjadi pertimbangan.

“Ya, konsumennya mau atau nggak dengan harga seperti itu (lebih mahal). Bedanya teknologi seperti itu bisa Rp80 juta,” katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan, bagi Honda tidak kata terlambat untuk menghadirkan suatu jenis produk. Karena yang paling penting adalah memberikan produk sesuai dengan permintaan pasar.

“Peluncuran suatu produk itu tergantung permintaan konsumen, kondisi pasarnya bagaimana. Pasti sesuai dengan waktu yang tepat,” tegasnya.

Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas