Reviews

Konsumsi BBM Xpander Cross dan Suzuki XL7, Lihat Hasilnya di Sini

Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki XL7 adalah dua opsi mobil Low Sport Utility Vehicle (LSUV) yang bisa dipilih konsumen saat ini. Perbandingan atau pertarungan keduanya bukan hanya soal ketangguhan, tapi juga konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mampu dicatatkan.

Suzuki XL7

Suzuki XL7 (Foto: Carmudi/Sano)

Sebagai informasi awal, Xpander Cross ditawarkan mulai harga Rp276,5 juta sampai Rp312,650 juta. Sedangkan XL7 dapat dikatakan lebih terjangkau dengan banderol Rp230,257 juta hingga Rp266,330 juta. Harga-harga tersebut kami rangkum dari situs web masing-masing pabrikan, Juni 2021.

Dalam mengembangkan kedua mobil ini masing-masing pabrikan menggunakan formula yang sama. Yakni mengambil produk Multi Purpose Vehicle (MPV) yang sudah mereka miliki kemudian mendandaninya sehingga terlihat lebih tangguh.

Tapi jangan buru-buru memberikan penilaian miring terhadap LSUV seperti halnya Xpander Cross atau XL7. Keduanya memang dapat dikatakan hanyalah MPV ganti baju. Tapi jika pabrikan melakukan perubahannya dengan maksimal maka menurut kami tak jadi soal.

Ambil contoh untuk Xpander Cross. Siluet bodinya secara keseluruhan masih menunjukkan bentuk serupa dengan Xpander. Tapi kalau dilihat lebih dekat, Mitsubishi patut mendapat apresiasi untuk perubahan-perubahan pada detail-detailnya.

Lihat saja fascia depannya. Mulai dari bentuk gril, headlamp, hingga aksen krom yang seolah-olah membentuk huruf “X” tersebut mendapat sentuhan desain baru.

Tak kalah penting, bagian kaki-kaki juga kena rombak dengan pelek lebih besar. Perubahan tersebut sedikit banyak membuat ground clearance juga ikut terdongkrak.

Di sisi lain Suzuki juga pantas mendapat acungan jempol dalam usahanya melahirkan XL7. Fitur baru ikut disematkan untuk membedakannya dengan Ertiga yang menjadi basisnya. 

Perbandingan Konsumsi BBM Xpander Cross dan Suzuki XL7

Selain tampilan tangguh, keunggulan lain dari LSUV adalah keiritan bahan bakar yang diwarisi oleh DNA sebuah MPV.

Nah, kalau kita melakukan perbandingan konsumsi BBM Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki XL7, sebenarnya wakil dari Mitsubishi tersebut mesti waspada. Pasalnya XL7 menggendong mesin K15B yang berhasil membawa Ertiga sebagai mobil teririt di kelasnya.

Tapi apakah hasilnya serupa ketika mesin tersebut menempel di XL7? Bisa iya atau justru sebaliknya. Pasalnya XL7 punya bobot jauh lebih besar dibanding mobil yang menjadi basisnya tersebut.

Berdasarkan penelusuran, diketahui bobot Ertiga antara 1.125 kg sampai 1.135 kg. Sedangkan bobot XL7 antara 1.720 kg sampai 1.730 kg. Nampak jelas bahwa versi LSUV-nya lebih berat dengan adanya tambahan-tambahan panel bodi di eksteriornya. Belum lagi, rupanya tidak ada penyesuaian ulang output tenaga dan torsi mesin. 

Bagi mereka pernah atau sering mengendarai Ertiga, pastinya tidak akan merasa asing ketika berada di balik lingkar kemudi XL7. Rasa berkendaranya nyaris serupa, terlepas dari posisi duduk XL7 yang lebih commanding. Tarikan awal dari mesin K15B yang responsif masih bisa ditemukan pada XL7. 

Perbandingan Spesifikasi Mesin Xpander Cross dan Suzuki XL7

Untuk mencari tahu perbandingan konsumsi BBM Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki XL7 ada baiknya menengok juga spesifikasi mesin kedua mobil. Pada dasarnya masing-masing produk menggunakan dapur pacu berkapasitas 1.500 cc.

Seperti mayoritas mobil Mitsubishi modern, mesin Xpander Cross sudah mengusung teknologi Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control (MIVEC). Ini adalah teknologi pengaturan valve timing atau bukaan katup udara pada mesin yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan secara otomatis.

Teknologi ini sebenarnya bukan inovasi yang benar-benar baru pada saat Xpander Cross lahir. Karena faktanya Mitsubishi sudah memiliki teknologi MIVEC sejak 1992.

Salah satu tujuan dari keberadaan MIVEC atau teknologi katup variabel pada umumnya ialah menjaga mesin selalu punya tenaga yang maksimal di setiap putaran. Sekaligus mempertahankan konsumsi bahan bakarnya tetap irit.

Suzuki juga punya teknologi semacam ini yang mereka namakan Variable Valve Timing (VVT). Bahkan teknologi tersebut sudah menempel sejak zaman mesin K14B yang menjadi sumber tenaga Ertiga generasi pertama.

Mesin Suzuki XL7

Mesin Suzuki XL7 (Foto: Youtube/Carmudi)

Seperti diketahui, mesin K15B baru lahir pada tahun 2018 dengan keunggulan kapasitas silinder yang lebih besar. Dengan begitu otomatis ukuran diameter dan langkahnya juga bertambah sekaligus figur tenaganya ikut meningkat.

Hingga 2021 ini mesin K15B masih menjadi andalan Suzuki untuk produk MPV-nya tersebut termasuk sebagai jantung pacu XL7.

Di segmen LSUV itu sendiri, kedua mobil ini adalah alternatif pilihan bagi konsumen yang lebih suka dengan sistem penggerak roda depan. Karena sebenarnya hanya Toyota Rush dan Daihatsu Terios yang mengadopsi tarikan roda belakang.

Penggunaan sistem penggerak roda depan untuk sebuah LSUV rasanya masih bisa diterima. Pasalnya mobil semacam ini dibangun menggunakan platform dan mesin dari produk lain.

Walaupun pada akhirnya kesan tangguh sedikit berkurang kalau mengacu pada ciri khas SUV tulen yang mayoritas menggunakan sistem penggerak roda belakang.

Dengan sistem penggerak roda depan kemungkinan mobil akan sedikit tertatih-tatih ketika melewati medan jalan sulit. Tapi keuntungannya terdapat pada konsumsi bahan bakar lebih efisien.

Dilema tersebut tidak akan menjadi persoalan besar untuk mereka yang lebih sering menggunakan kendaraan di lingkungan urban.

Suzuki XL7 Mitsubishi Xpander Cross
Jenis mesin K15B, DOHC, VVT 4A91, DOHC, 
Kapasitas  1.462 cc, 4 silinder 1.499 cc, 4 silinder
Jumlah katup 16 16
Tenaga 103,2 Hp @ 6.000 rpm 102 hp @ 6.000 rpm
Torsi 138 Nm @ 4.400 rpm 141 Nm @ 4.000 rpm

Hasil Perbandingan Konsumsi BBM Xpander Cross dan Suzuki XL7

Tim Carmudi telah melakukan pengetesan konsumsi bahan bakar kedua mobil. Hanya saja menggunakan pengukuran yang sedikit berbeda.

Maksudnya, dalam pengujian konsumsi bahan bakar Xpander Cross pengetesan dilakukan untuk mencari tingkat konsumsi bahan bakar pada penggunaan di rute dalam kota dan luar kota.

Hasilnya sendiri, mobil ini cukup irit dengan catatan 18 km/liter untuk rute luar kota dan 11 km untuk rute dalam kota.

Konsumsi BBM Xpander Cross

Sedangkan untuk XL7, pada pengujian yang dilakukan April 2020, angka yang dicari adalah tingkat konsumsi bahan bakar untuk penggunaan di rute kombinasi dan eco driving

Pada pengujian rute kombinasi, mobil dipakai sejauh 350 km melewati berbagai kondisi jalanan. Mulai dari jalan bebas hambatan dan tentunya kemacetan Ibukota yang seolah tak pernah ada habisnya.

Hasilnya, XL7 bisa mencatatkan konsumsi bahan bakar kombinasi 12,7 km/liter. Angka tersebut masih bisa lebih irit lagi.

Terbukti ketika tim Carmudi melakukan pengujian eco driving dengan total jarak berkendara hingga 90 km. Yang artinya mobil dikendarai dengan benar-benar memperhatikan prinsip berkendara hemat bahan bakar.

Dari hasil pengetesan eco driving didapat tingkat konsumsi bahan bakar 22,4 km/liter. 

Karena pengetesan yang dilakukannya berbeda maka artikel ini tidak akan menyebut siapa yang lebih irit atau boros. Tapi setidaknya dapat memberi gambaran terhadap tingkat konsumsi bahan bakar Xpander Cross dan XL7 bagi mereka yang tengah berencana untuk memilikinya.

Hal lain yang juga mungkin ingin calon pemilik ketahui ialah terkait karakter berkendara. Di satu sisi, Xpander Cross menawarkan tarikan awal yang halus dan nyaman. Sebaliknya, XL7 terasa lebih agresif di putaran bawah.

Model Konsumsi Bahan Bakar
Mitsubishi Xpander Cross 18 km/liter (luar kota)
Mitsubishi Xpander Cross 11 km/liter (dalam kota)
Suzuki XL7 22,4 km/liter (eco driving)
Suzuki XL7 12,7 km/liter (kombinasi)

Apa yang Membuatnya Irit Bahan Bakar?

Melihat asal usulnya, kedua mobil dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan keluarga di Indonesia. Selain harus muat banyak banyak penumpang, konsumsi bahan bakar yang irit adalah syarat selanjutnya.

Pada penggunaan di kondisi sehari-hari, bisa jadi perbedaan dari tingkat konsumsi bahan bakar tak akan begitu terasa. Pasalnya, basis kedua mobil ini sudah diciptakan untuk irit bensin oleh pabrikan.

Keduanya sama-sama penggunaan sistem penggerak roda depan. Kemudian keduanya juga sama-sama dilengkapi dengan eco indicator di panel instrumennya.

Berbekal fitur itu saja sebenarnya pengguna sudah bisa terbantu untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar yang ekonomis.

Keunggulan dan Kelemahan Xpander Cross Rockford Fosgate Black Edition

Mitsubishi Xpander Cross Rockford Fosgate Black Edition (Foto: Carmudi)

Untuk diingat, eco indicator berbeda halnya dengan eco mode. Eco indicator fungsinya sebatas panduan agar pengguna memainkan pedal gas lebih halus agar putaran mesin tidak terlalu tinggi. 

Sedangkan eco mode berupa pengaturan agar mobil beroperasi pada batas minimumnya supaya tetap irit. Hal ini biasanya meliputi respons mesin terhadap injakan pedal sampai kekuatan semburan AC.

Sayangnya, baik Xpander Cross dan XL7 belum dilengkapi dengan fitur semacam ini.

Tapi di satu sisi Xpander Cross punya fitur lain yang sedikit banyak bisa berkontribusi meningkatkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih baik, yakni cruise control. Bagi yang masih meraba-raba, fitur memungkinkan mobil melaju pada kecepatan yang stabil.

Seperti diketahui, dalam upaya mencapai konsumsi bahan bakar terbaik salah satu kuncinya ialah berkendara dengan kecepatan konstan.

Tapi tentunya untuk menikmati fitur ini maka Anda harus memilih varian dengan transmisi otomatis yang berarti mesti merogoh kantong lebih dalam.

XL7 sendiri bukannya tanpa fitur unggulan. Tapi keberadaannya lebih condong untuk meningkatkan aspek keamanan berkendara. Bukan performa atau khususnya efisiensi bahan bakar.

Fitur tersebut tak lain adalah Smart E-Mirror yang bisa ditemui pada varian tertingginya, yaitu Alpha.

Kesimpulan

Penjualan Mobil Suzuki

Suzuki XL7 (Foto: Carmudi/Dimas)

Xpander Cross dan XL7 bermain di segmen LSUV yang popularitasnya sedang berkembang belakang ini. Persaingan ketat di dalamnya mendorong setiap produsen menghadirkan produk terbaik.

Tentunya hal ini juga menyangkut performa mesin dan konsumsi bahan bakarnya. Seperti sudah disinggung di awal, Xpander Cross hadir dengan mesin berkode 4A91 serupa dengan versi MPV mobil ini.

Khusus mesin yang menempel di Xpander Cross, performanya tergolong irit dengan tingkat konsumsi bahan bakar 18 km/liter di rute luar kota dan 11 km/liter di rute dalam kota.

Di lain sisi, sejak pertama kali XL7 lahir pada 15 Februari 2020, mobil ini sudah diprediksi bakal menjadi LSUV yang irit bensin. Sebabnya apalagi kalau bukan berkat penggunaan mesin K15B yang sudah terkenal memiliki tingkat konsumsi bahan bakar jempolan.

Sudah irit bensin, murah pula. Begitulah kira-kira penilaian secara umum terhadap XL7. 

Beda halnya dengan Xpander Cross yang lebih mengedepankan fitur-fitur berkendara. Desain eksterior dan interiornya pun mampu membuatnya bersaing dengan mobil-mobil dari kelas di atasnya.

Tapi tawaran tersebut juga diikuti harga yang tak bisa dibilang murah. Di jajaran LSUV itu sendiri, Xpander Cross dapat dikatakan sebagai model paling mahal. Harga varian tertingginya hanya bisa disaingi oleh Honda BR-V Prestige.

Jadi pilih mana?

Baca Juga: 

Penulis: Mada Prastya

Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: [email protected]

Related Posts