Mampukah Wuling Obrak-Abrik Merek Jepang di Segmen MPV
Jakarta – Sudah menjadi rahasia umum kalau pangsa pasar otomotif di Indonesia masih dikuasai oleh produsen merek-merek Jepang, seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki.
Namun saat ini produsen merek China merek Wuling mencoba masuk berperang di pasar Tanah Air. Bahkan tak tanggung-tanggung amunisi yang disiapkan sangat luar biasa dengan dibangunnya pabrik di Indonesia.
Ya, merek Wuling dibawah bendera SAIC General Motor Wuling (SGMW) serius untuk ‘mengobrak-abrik’ iklim otomotif Jepang di Indonesia. Wuling sudah melakukan persiapan untuk meluncurkan produk perdana tahun ini.
Dian Asmahani selaku Brand Manager Wuling Motors sempat mengatakan ada beberapa alasan di balik pihaknya ingin memasukkan kendaraannya di Indonesia. Meskipun jauh sebelum Wuling banyak produsen otomotif asal China gagal dalam “berperang”.
“Kita melihat di Indonesia dari sisi ekonomi dan sosial positif. Kita juga melihat, dari 1000 orang Indonesia, hanya 83 yang memiliki mobil,” kata Dian beberapa waktu lalu.
Bahkan setelah mengikuti pameran otomotif GIIAS 2016 Wuling Motors makin percaya diri untuk terjun dan bersaing di pasar otomotif Tanah Air.
Baca juga: Ini Spesifikasi dan Fitur Wuling Confero S
Kepercayaan diri pabrikan asal China ini dilihat dari respon masyarakat yang cukup antusias. Apalagi ketika mengunjungi booth Wuling yang menampilkan MPV pesaing mobil sejuta umat Avanza-Xenia.
Tak Mau Main-main
Wuling tidak main-main untuk “mengobrak-abrik” iklim otomotif saat ini. Apalagi Wuling telah membangun pabrik seluas 60 hektare di kawasan Cikarang, Jawa Barat.
Tak hanya itu, Wuling Motors juga menyiapkan suplier lokal yang terpercaya serta layanan aftersales berupa puluhan dealer.
Langkah Wuling ini cukup nekat karena masuk di saat kendaraan-kendaraan Jepang di Indonesia sudah berada lebih dari 40 tahun. Akan tetapi bukan tidak mungkin Wuling akan bersaing ketat dengan produsen Jepang saat sudah meraih hati konsumen.
Wuling Motors juga mengambil kesempatan saat konsumen meninggalkan kendaraan Jepang. Meskipun beberapa merek Jepang berusaha melakukan penyegaran bahkan mengeluarkan line up baru seperti yang dilakukan Mitsubishi.
Strategi ini bisa dilihat saat segmen kendaraan roda dua di Indonesia mulai mengendor beberapa tahun lalu. Motor merek China sempat meramaikan pasar Indonesia selama lebih kurang dua tahun.
Akan tetapi kehadiran sepeda motor China di Indonesia saat itu masih belum diimbangi dengan pelayanan paska pembelian kendaraan. Wajar kalau kesiapan berperannya tidak membuahkan hasil maksimal.
Tentunya Wuling Motors belajar dari hal ini, serta menyesuaikan segmen kendaraan dengan kebutuhan masyarakat, seperti ramai kendaraan bermuatan tujuh penumpang atau Multi Purpose Vehicle (MPV).
Serta tak lupa, dengan melihat tren tampilan kendaraan seperti yang dilakukan KIA yang saat itu menjual lebih banyak dari Hyundai, karena lebih dulu menggunakan lampu Day-time Running Light (DRL).
Kabar terakhir Wuling akan hadir dengan menyiapkan sedikitnya 50 diler yang akan rampung pada 2017. Bahkan juga melakukan kerjasama terkait tata cara pembiayaan dan asuransi kendaraan.
Langkah Wuling Motors mengguyurkan investasi sebesar USD700 juta atau setara Rp9,3 triliun untuk pabrik, bisa membuat konsumen Indonesia tak merasa was-was saat membeli mobil merek China. Kita lihat hasilnya nanti! (Dol)