Berita

Memetakan Potensi Bahaya Kendaraan Elektrifikasi, “Api” Patut Diwaspadai

GIIAS, Tangerang — Upaya percepatan kendaraan elektrifikasi di Indonesia sudah seyogyanya dibarengi pemantapan peraturan keselamatan berkendara yang lebih fokus untuk meminimalisir bahaya.

Sebabnya, pada beberapa aspek, kendaraan elektrifikasi memiliki perbedaan dengan kendaraan konvensional. Sehingga membuat potensi hazard atau bahayanya juga berbeda.

Memetakan Potensi Bahaya Kendaraan Elektrifikasi, "Api" Patut Diwaspadai

Upaya percepatan kendaraan elektrifikasi di Indonesia sudah seyogyanya dibarengi pemantapan peraturan keselamatan berkendara yang lebih fokus untuk meminimalisir bahaya. (Foto: Google)

Hal itu disampaikan Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam diskusi “Hino Peduli Keselamatan” yang berlangsung, Rabu (17/8/2022) dalam pameran GIIAS 2022 di ICE BSD City, Tangerang.

“Kita KNKT mencermati terkait dengan electrical vehicle ini. Kita lihat ada 5 jenis electric vehicle yang akan dioperasikan di Indonesia. Dan kita coba memetakan hazard-nya,” kata Ahmad Wildan.

Lebih lanjut, Wildan menyampaikan salah satu hal yang ditelaah oleh pihaknya ialah potensi mobil listrik terbakar. Utamanya yang disebabkan permasalah wiring atau perkabelan.

Menurutnya, berdasarkan beberapa kasus yang pernah ditemui, kejadian kendaraan terbakar sering kali disebabkan oleh wiring yang tak beres.

“Ketika kita menemukan beberapa kasus kendaraan bis terbakar itu adalah penyebabnya masalah wiring. Jadi electrical load analysis-nya kurang tepat,” katanya.

Di samping itu, pihaknya juga menaruh perhatian terhadap material-material yang digunakan hingga instalasinya.

Diskusi “Hino Peduli Keselamatan”

Susana diskusi “Hino Peduli Keselamatan” yang berlangsung, Rabu (17/8/2022) dalam pameran GIIAS 2022 di ICE BSD City, Tangerang.(Foto: Hino)

“Ini menjadi permasalahan pokok di Indonesia. Kita tidak terbiasa dengan budaya penggunaan kelistrikan ini, kita sering lalai,” sambungnya.

Sistem Pengereman Berbeda di Kendaraan Elektrifikasi BEV

Dilihat dari cara kerjanya, mobil listrik memang sangat berbeda dengan mobil konvensional. Mobil listrik murni sama sekali tak membutuhkan bahan bakar agar dapat dioperasikan.

Sebagai penggantinya adalah daya listrik yang tersimpan di dalam baterai kemudian disalurkan ke motor untuk digunakan menggerakkan roda.

Mobil listrik pun memiliki sistem pengereman bernama regenerative braking yang tak luput dari perhatian KNKT.

“Electrical vehicle ini kita sebut regenerative braking. Jadi agak berbeda konsepnya dengan yang ada di kendaraan-kendaraan konvensional ini,” kata Wildan.

Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts