Berita

Merugi, Mitsubishi Motors akan Kurangi Pegawai dan Tutup Diler

Mengantisipasi kerugian lebih besar, Mitsubishi Motors tutup diler dan mengurangi jumlah karyawan (Foto: Reuters)

TokyoMitsubishi Motors meramalkan akan mengalami kerugian sepanjang tahun fiskal 2020/2021 (1 April 2020 – 31 Maret 2021). Jumlah kerugiannya mencapai 140 miliar yen atau sekira Rp19,2 triliun. Pihaknya mengklaim kerugian besar ini karena penurunan penjualan mobil imbas dari pandemi virus corona (Covid-19). Sebagai upaya untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar lagi, pabrikan otomotif terbesar keenam di Jepang itu telah menyiapkan langkah-langkah strategis.

Mitsubishi Motors berencana mengurangi jumlah karyawan, produksi di pabrik, hingga tutup diler resmi yang tidak memberikan keuntungan. Kerugian kali ini merupakan yang terbesar dialami oleh perusahaan setidaknya dalam rentang 18 tahun terakhir.

“Untuk membuka jalan menuju pemulihan, prioritas utama semua eksekutif adalah berbagi rasa krisis dengan karyawan untuk melakukan pengurangan biaya,” kata Chief Executive Mitsubishi Motors, Takeo Kato seperti dikutip Carmudi dari Reuters, Selasa (28/7/2020).

Pandemi virus corona yang terjadi di banyak negara telah memperburuk bisnis otomotif khususnya penjualan mobil. Pihaknya telah berjuang keras melawan penurunan penjualan mobil di beberapa negara yang selama ini memberikan kontribusi sangat baik bagi perusahaan. Negara-negara tersebut adalah Cina dan Asia Tenggara.

Menutup Pabrik Pajero

Sebagai bagian dari rencana restrukturisasi, Mitsubishi Motors akan menghentikan operasional pabrik SUV Pajero tahun depan. Pihaknya juga akan mengurangi pasokan kendaraan ke Eropa dan Amerika Utara, selanjutnya fokus pada pertumbuhan di Asia.

Rencana restrukturisasi dirancang untuk mengangkat laba operasional perusahaan menjadi 50 miliar yen atau sekira Rp7 triliun pada tahun fiskal 2022-2023. Selain itu meningkatkan margin operasi menjadi 2,3% dari minus 9,5% sekarang ini.

Nissan Juga Merugi

Mitsubishi Motors tak sendirian, Nissan yang juga merupakan rekan aliansi turut merasakan hal serupa. Nissan Motors Co mengaku mengalami kerugian untuk pertama kalinya dalam 11 tahun karena berbagai faktor. Di antaranya, permintaan mobil baru mengalami penurunan tajam akibat dampak dari pandemi sehingga kegiatan produksi mobil pun terganggu. Guna mengurangi beban biaya operasional, Nissan berencana merumahkan ribuan karyawan dan segera menutup pabrik di Indonesia serta Spanyol.

Nissan Motor Co melaporkan telah mengalami kerugian sebesar 671,2 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret lalu. Ini merupakan kerugian tahunan pertama sejak 2009, ketika diterjang krisis keuangan global.

Produksi kendaraan secara global juga mengalami penurunan sekira 62% jika dibandingkan dengan April tahun lalu. Begitu juga dengan penjualan mobil secara global merosot hampir 42% pada bulan lalu. Penjualan Nissan sendiri untuk tahun fiskal yang berakhir Maret lalu merosot hampir 15%, menjadi 9,9 triliun yen.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

KIA Bangun Jaringan Diler 3S di Pulau Bali

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts