Mimpi Enggak Sih? Petani di Indonesia Bakal Punya Mobil!
Jakarta – Entah sudah yang keberapa isu mobil nasional, karya anak bangsa, buatan lokal dan lain sebagainya. Kita masih bebas untuk menyebutnya apa saja yang sekarang muncul lagi ke permukaan.
Terbaru Mobil Pedesaan yang merupakan ide dari pemerintah, yakni Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang sudah digodok dengan matang.
Institut Otomotif Indonesia (IOI) selaku eksekutor mengaku sudah mempersiapkan road map Mobil Desa dari hulu hingga ke hilir.
Presiden IOI, I Made Dana Tangkas mengatakan kalau mau Indonesia maju, kita harus bangun dulu mulai dari desa, makanya kita cari peluang bagaimana cara untuk mengembangkan desa.
“Salah satunya dengan menyediakan kendaraan ini untuk lebih memudahkan proses perekonomian di pedesaan,” tuturnya saat berbicara di Expo Industri Kreatif Mobil dan Motor Seni, yang berlangsung di Bali Creative Industry Center, Rabu (8/3).
Tapi yang paling menarik adalah membayangkan para petani di Indonesia pada punya mobil! Iya, mobil. Para petani di Indonesia akhirnya pada bisa punya mobil. Alhamdulilah? Sudah pasti.
Jadi teringat salah satu judul lagu Slank, “Pak Tani” yang liriknya tertulis dibawah ini. Dirilis di album Minoritas sekitar tahun 1995 silam.
Sang kancil curi laser disk nya pak tani
Pak tani lupa pasang alarm
Untung TV warnanya nggak ilang
Untung mobil BMW nya nggak dibawa
Pak tani bajak sawah pake traktor
Kerja rutin kontrol sawah numpak harley
Ngitung laba panen pake komputer
Ngirim order beras pake helikopter
Kapan-kapan, semua itu akan terjadi
Entah kapan, para petani hidup bagai orang di kota
Nggak mungkin, nggak mungkin
Semua itu terjadi
Seratus tiga tahun mungkin
Nggak mungkin, nggak mungkin
Semua itu terjadi
Seratus tahun lagi mungkin
Mungkin wajar kalau era itu Slank masih memotret para tani di Indonesia dalam taraf yang menyedihkan.
Tapi prediksi Slank saat itu ternyata meleset. Tidak perlu menunggu sampai 100 tahun lagi untuk bisa melihat para tani tak hanya menggenggam smartphone, tapi bahkan punya mobil!
Sebentar lagi masyarakat pedesaan bisa seperti layaknya orang kota yang beraktifitas mengandalkan mobil. Bakal ada Mobil Pedesaan.
Mobil yang harus punya fleksibilitas fungsi. Bermesin kurang dari 1.000cc. Harga jual dikisaran Rp 60 jutaan. Menggiurkan?
Sekedar gambaran, saat motor sport yang diidam-idamkan banyak orang diluncurkan misalnya, All New CBR 250. Sangat disambut dengan antusias. Baik tampang, performa, sampai teknologinya.
Tapi begitu tau harganya, dikisaran Rp 60 jutaan, masih banyak orang yang gigit jari. Kemahalan untuk kebanyakan orang di Indonesia, apalagi masyarakat desa.
Atau sebenarnya masyarakat pedesaan juga punya kemampuan yang sama bahkan lebih kalau cuma soal membeli mobil. Hanya jadi timbul pertanyaan lain. Jangan-jangan bukan karena mereka tidak sanggup beli mobil, tapi memang belum merasa butuh mobil.
Kita berharap saja prediksi Slank benar-benar salah. Para petani mampu kok sampai beli mobil seharga Rp 60 jutaan.
Kalaupun prediksi Slank benar, yakni perlu menunggu sampai 100 tahunan lagi untuk melihat para petani punya mobil. Ya tinggal berpikir bagaimana cara menjualnya agar bisa diakses masyarakat pedesaan.
Kawal Pengembangan Mobil Pedesaan
Pemerintah kita sudah terkesan kaya raya dalam urusan subsidi mensubsidi. Citra yang ditampilkan soal Mobil Pedesaan sebenarnya sudah sangat kuat dijadikan dasar kebijakan memberikan subsidi.
Terkesan sangat Indonesia sekali, mulai dari penggagasnya di pemerintahan sampai institusi pendukungnya.
Calon mega proyek ini sudah pasti kental dengan data riset, sehingga tidak mungkin tidak menguntungkan dan dibutuhkan untuk digarap.
Namun sayangnya, masih ada satu hal yang ganjel di hati. Kenapa dibiarkan bisa digarap siapa saja? Lalu kapan industri kecil di Indonesia bisa merasakan pusingnya jadi industrialis kakap?
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, langkah ini telah mendapat restu Presiden Joko Widodo terkait proyek mobil ini.
Kemenperin memiliki tiga model alternatif desain mobil pedesaan yang siap diproduksi secara lokal oleh siapapun.
Ambil contoh, soal produksi mesin dan transmisi yang akan digunakan pada mobil pedesaan. Menperin mengungkapkan akan menggunakan mesin dan transmisi yang telah diproduksi di Indonesia.
Melihat hal ini artinya bisa jadi akan menggunakan produk dari pabrikan Jepang yang telah memproduksi mesin dan transmisi di Indonesia.
“Mesin dan transmisi kita akan menggunakan yang telah diproduksi di dalam negeri. Jadi open platform juga menggunakan seluruh komponen dari supplier komponen yang ada,” tambah Airlangga.
Semoga saja calon mega proyek ini ujung-ujungnya bukan sekedar memenuhi salah satu kebutuhan masyarakat desa untuk meningkatkan perekonomiannya saja.
Tapi juga sekaligus menghidupkan industri dan membesarkan industri kecil bidang otomotif di tanah air yang selama ini tersisihkan. Atau justru kali ini yang paling positif? Direncanakan lebih matang. Dengan dukungan lebih besar dan kuat.
Meski jujur saja, kami masih belum bisa menebak kemana arah semua ini. Jadi, mari kita simak dan kawal bersama. (Dol)