Berita Mobil Sumber informasi

Model Sedan Jadi Anak Tiri Demi Menjaga 7-Seater

Tangerang – Segmen model sedan di Indonesia dari tahun ke tahun tidak pernah membaik. Faktor pendorong bukan karena soal teknologi atau model yang ketinggalan. Malah saat ini model sedan dari berbagai merek terus hadir dengan berbagai desain serta inovasi terbaru, termasuk Honda.

Kurang populernya model yang sempat booming di awal 90-an ini karena masalah harga yang terlalu mahal. Maklum saja, kebijakan pemerintah menetapkan pajak barang mewah terhadap model sedan mengubah peta kendaraan terlaris di Tanah Air.

Menanggapi hal ini, Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual Honda Prospect Motor (HPM) angkat bicara. Menurutnya upaya mereka untuk meminta kepada pemerintah untuk membebaskan model sedan dari pajak barang mewah selama ini sia-sia belaka.

“Itu rasanya sudah kita lakukan sejak 10 tahun lalu, selalu ada pembicaraan dari kami kepada pemerintah terkait hal tersebut. Lalu pertanyaan berikutnya adalah kalau itu diturunkan, apakah akan menaikkan volume penjualan sedan? Pemerintah selalu berfikiran realistis terhadap kita sebagai pebisnis. Oke, saya turunin pajak, pendapatan pemerintah turun, volume bisa naik gak? Terus kalau kita bilang bisa, berapa banyak? Mereka (pemerintah) akan selalu berhitung soal ini,” keluhnya di acara media test drive New Honda City di Alam Sutera, BSD, Tangerang, Kamis (20/4).

Honda new City

Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual Honda Prospect Motor saat acara test drive. Foto/Carmudi Indonesia.

Sedan Tak Sesuai Kultur Indonesia

Ditambahkannya, kalau dilirik dari sejarah, sedan juga bukan tipe mobil yang secara kultur tepat untuk Indonesia. Artinya, kalau pun pajak sedan turun, tidak akan lantas secara otomatis menaikkan volume penjualan sedan.

“Tidak bisa recovery cepat. Misalnya ada paket khusus kebijakan pajak sedan, pasti ada konsumen yang pindah, tapi gak banyak,” tegasnya.

Namun pertanyaan besar Jonfis adalah kenapa model sedan harus dikasih mahal? Jawabannya karena ada usaha proteksi untuk model 7-seater. Itu sudah dari dulu-dulu, jadi sedan yang kena pajak barang mewah. Tapi apakah sedan sekarang masih masuk hitungan barang mewah?

CR-V atau Odyssey kurang mewah? Terus kenapa berbeda dengan sedan? Ini yang menjadi pertanyaan Jonfis.

Sampai saat ini rasio model sedan setiap tahunnya terus turun. Apalagi untuk pilihan yang mirip-mirip sedan sudah semakin banyak. Ada hatchback, ada SUV yang mirip-mirip sedan. Ditambahkan Jonfis, tren sedan naik biasanya kalau ada model baru. Meski kemudian berangsur angsur akan drop lagi.

“Artinya, meski pajak sedan dikurangi, tidak akan pernah mampu mengalahkan model 7-seater. Itu sih pasti! Perlu waktu yang panjang dan set-up yang lama,” pungkasnya. (Zie)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts