Modifikasi Mercedes-Benz 124 Series, AMG Jadi Fokus Utama

Tambun – Memiliki mobil tua tanpa melakukan modifikasi rasanya seperti sayur tanpa garam. Pepatah tersebut cocok disematkan kepada Yudho Popsianto, pemilik Mercedes-Benz 124 Series. Dirinya melakukan modifikasi pada dua unit mobil Mercy Boxer miliknya. Dua-duanya pun dimodifikasi sepenuhnya menggunakan perangkat single tuner dari AMG.
“Dua-duanya dimodifikasi full pakai AMG. Yang pertama ini Mercedes-Benz W124 tipe 230E tahun 1988. Yang kedua itu C124 atau 300CE tahun 1991. Ngebangunnya itu bisa dibilang dua-duanya dari awal. Tapi yang pertama saya bangun itu yang 230E duluan,” buka Yudho kepada Carmudi akhir pekan lalu di Tambun, Jawa Barat.
Mobil modifikasi pertama yakni Mercy Boxer 230E tahun 1988 didapatkan sekitar tahun 2014 silam. Kala itu ia mendapatkan dorongan untuk melakukan modifikasi karena dipanas-panasi oleh teman-temannya di komunitas.
“Dulu awalnya pelan-pelan diracuni sama kawan. Terus sempat bingung main aliran apa, dan jatuhnya pilih ke main tuner aja. Tuner yang saya pilih ini AMG, kenapa AMG karena desainnya abadi menurut saya,” katanya.
Isi Konten
Modifikasi Mercedes-Benz W124 230E
Mobil yang punya panggilan lis becak ini pun begitu didapatkan langsung masuk ke bengkel modifikasi. Hal pertama yang dilakukan adalah memasang bodykit AMG generasi pertama.
“Pasang bodykit awalnya. Langsung pasang begitu dapat mobilnya. Setelah itu ganti speedometer, shift knob, pelek AMG Hammer, lampu USDM depan-belakang, spoiler, dan tutup pentil,” ujarnya.
Parts yang dipasangkan merupakan parts asli yang terdaftar pada serial part number. Pelek AMG yang dipasang memakai ukuran 17 inci dengan lebar rata 7,5 inci depan-belakang. Agar lebih pendek, ia memasangkan lowering kit lansiran Eibach.
“Knalpot juga ganti pakai AMG. Begitu dapat memang sudah full option ada sunroof-nya. Jok depan dua-duanya saya pasang elektrik seat supaya lebih nyaman,” lanjut Yudho.
Singkat cerita, Yudho pun semakin keranjingan oleh Mercedes-Benz ini. Akhirnya ia kembali membeli 124 Series lainnya, yakni C124 atau 300CE yang merupakan versi dua pintu dari W124. Mobil ini didapatkan sekitar 2017 silam, atau baru dua tahun yang lalu. Ia pun langsung menanamkan berbagai komponen berbau AMG pada mobil pintu dua ini.
“Yang CE ini baru dapat dua tahun lalu. Ini direstorasi ulang,” jelasnya.
Modifikasi Mercedes-Benz C124 300CE
Setelah mendapatkan unit di Jakarta seharga Rp150 jutaan, 300CE ini pun langsung direstorasi.
“Kalau yang CE ini bisa dibilang direstorasi penuh. Kaca depan-belakang diganti baru. Karet-karet yang ada di mobil diganti baru. Mesin di sandblast sampai baut di krom ulang semuanya. Kondisinya sebenarnya biasa saja waktu dapat, cuma biar sekalian bagus lah di restorasi sekalian,” sambung pria berusia 46 tahun ini.
C124 ini pun dipasangkan dengan bodykit AMG generasi kedua. Sama seperti dengan mobil sebelumnya, semua aksesoris memakai AMG asli. Bumper depan-belakang, spoiler, lampu depan-belakang USDM, pelek AMG, serta lowering pakai Eibach agar mobil terlihat lebih ceper.
“Kenapa pilih AMG, karena single tuner ini menurut saya abadi modelnya. Selain itu enak aja dilihatnya kalau Mercy pakai AMG. Kan, ini tuner asli Mercedes-Benz,” papar Yudho.
Kendati sudah dimodifikasi seperti mobil kontes, akan tetapi kedua mobil tersebut tetap digunakan untuk pergi jarak jauh.
“Mobil ini dua-duanya dibuat bukan jadi pajangan saja, sih. Yang 230E itu paling jauh sudah ke Brunei Darussalam dan Timor Leste. Yang 300CE baru sampai Malang, Jawa Timur saja touring-nya. Mobil itu dibangun buat dipakai lah, masa jadi pajangan doang, sayang, dong,” tutupnya.
Beberapa kali mobil kesayangannya ini kerap ditawar oleh penggemar Mercedes-Benz lain, namun ia enggan melepasnya. Hingga saat ini, ia memiliki beberapa mobil yang bercokol di rumahnya. Mulai dari S-Class (W140) 2 unit, W124 300E, Mercy Tiger 230E dan Mercy Kebo yang sedang dibangun di bengkel.
Galeri Foto Mercedes-Benz C124 300CE 1991 Full AMG dan Mercedes-Benz 230E 1988 (Mercy Boxer)
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas