Motor Bebek Matic Lebih Cepat Rusak Dibanding Manual?

Jakarta – Kita akui sepeda motor matic saat ini semakin populer saja apalagi dengan desainnya yang kekinian. Bahkan tiap hari permintaan motor matic yang semakin meningkat, menjadikan populasi motor ini sangat mencolok.
Mungkin bagi Anda yang belum menggunakan motor matic pasti timbul pertanyaan, apa kelebihan dari motor matic tersebut? Bila mengetahui kelebihan dan kekurangannya, diharapkan Anda akan lebih tahu mengenai motor matic dengan demikian bisa menyesuaikan untuk membeli motor baru yang sesuai dengan kebutuhan.
Bila bicara mengenai sistem bahan bakar, saat ini sangat populer mengenai Electronic Fuel Injection (EFI) atau motor injeksi. Yang kabarnya membuat mesin lebih irit dan menyempurnakan sistem pembakaran.
Bukan menjadi rahasia umum lagi, selain mudah untuk mendapatkannya (proses beli kredit) desain dan teknologi menjadi pilihan utama para konsumen untuk memiliki motor matic. Namun bagaimana dengan perawatannya? Apakah motor matic susah perawatannya dan banyak yang menganggap lebih rentan dalam hal kerusakan?
Baca juga: Tips Ringan Merawat Sepeda Motor Saat Puasa
Baca juga: 5 Bengkel Rekomendasi untuk Modifikasi Motor
Rentan dan Harus Rutin Perawatan
Seperti ditulis diatas, tak dipungkiri bahwa populasi motor matic makin bertambah dan makin banyak pilihan. Karena dianggap lebih mudah dikendarai saat kondisi macet, dan tak perlu repot melakukan oper gigi.
Dibanding motor motor bebek yang menggunakan gigi, jenis motor matic lebih banyak kita jumpai. Contohnya saat kita ada di jalanan atau di tempat servis motor yang sudah jelas tiap hari terlihat.
Motor bebek menggunakan gigi banyak yang beranggapan dalam usia pemakaian kendaraan dianggap lebih berumur panjang dibanding jenis matic. Menurut Kevin, kepala mekanik bengkel SGH Motor di kawasan Pancoran Mas, Depok, usia pemakaian motor gigi biasanya akan lebih panjang dibandingkan motor matic.
“Bila dilihat dari mesin memang motor manual atau gigi biasanya lebih awet usia pakainya dibandingkan motor matik. Itu bila rata-rata pemakaian normal dan selalu servis rutin,” ujarnya kepada Carmudi Indonesia (23/9)
Dirinya menambahkan, motor yang lebih sering melakukan servis di bengkelnya adalah motor matic. Hal ini karena mesin motor matik lebih membutuhkan perawatan. Walaupun faktor penting dari umur kendaraan yakni perawatan dan cara penggunaan motor oleh pemilik juga menjadi salah satu faktor.
“Kalau jenis motor matic menggunakan sistem transmisi lebih rumit, sehingga meningkatkan risiko kegagalan sistem. Di sisi lain, motor manual memiliki sistem transmisi yang lebih sederhana,” tambahnya.
Menurutnya kalau mesin matic biasanya lebih sering ada penggantian onderdil, tapi pada dasarnya semua kembali lagi kepada bagaimana menggunakan dan rutinitas pemakai. Perawatan memang harus selalu rutin dilakukan, apalagi pergantian oli mesin dan transmisi harus tepat. Biasanya yang sering terjadi adalah penggantian belt motormatic.
Kebanyakan pengguna menganggap enteng untuk penggantian oli dan penggunaan motornya sangat melebihi batas maksimal diforsir, ini akan berpengaruh. Nah, untuk menghindari hal ini lakukan servis rutin, bila memang belum waktunya dalam hitungan hari (misal sebulan sekali servis) bisa diganti dengan melihat kilometernya saya. Kalau sudah melebihi langsung bawa ke bengkel untuk servis.
Baca juga: Jaguar Milik Koruptor Tak Laku Dilelang, Ini Masalahnya