Berita Mobil Sumber informasi

MPV Rajai Pasar Domestik, Apa Kabar Ekspor Sedan di Tanah Air?

Ekspor

Model sedan kalah favorit dibanding MPV di Indonesia (Google)

Jakarta – Tren masa kini pada pasar domestik mulai didominasi oleh multi purpose vehicle (MPV). Para produsen mobil pun ikut ramai-ramai memasarkan model MPV nya agar dapat bersaing di Tanah Air.  Anehnya, di pasar global, MPV bukan jenis yang menjadi primadona.

Apa penyebab industri otomotif kita lebih gencar memasarkan MPV ketimbang sedan?

“Salah satu kendala pabrikan tidak memproduksi sedan di sini karena pasar domestiknya tidak mendukung,” ungkap Kukuh Kumara, Sekertaris Jendral GAIKINDO.

Mayoritas penduduk kita masih menganut paham “banyak anak banyak rejeki”. Alhasil pasti membutuhkan mobil yang memiliki kapasitas penumpang yang banyak. Sudah jelas MPV bisa mengakomodir kebutuhan ini.

Tak hanya beralasan muatan yang banyak. Namun MPV juga mulai bertransformasi dengan menghadirkan berbagai macam fitur canggih yang tak kalah dengan senjata sedan.

Meski sedan mempunyai sisi eksklusifitas, nyaman, dan tampang yang keren. Bukan berarti MPV juga tak bisa memilikinya.

Kukuh menambahkan, MPV itu hanya laku di lokal, di luar laku tapi tidak tinggi. Sehingga ekspor kita hanya 200 ribu per tahun

Pasar otomotif di Tanah Air, khususnya untuk segmen sedan tidak seramai dan segencar MPV, malah cenderung terus menurun. Akibatnya pabrikan mobil di Indonesia tidak lagi memproduksi sedan.

Apa dampak dari berhentinya produksi sedan di Tanah Air?

Jelas saja sangat berdampak pada keadaan ekspor kita, namun yang paling penting adalah pasar otomotif Indonesia. Sebab MPV hanya laku di pasar domestik, sementara sedan dapat merambah pasar global.

“Coba kalau kita bisa bikin sedan di sini dan kirim ke tempat lain. Variasi produk yang dibuat di Indonesia jadi lebih banyak dan pasti pasar bisa terus tumbuh”, ungkap Kukuh.

Tak bisa dipungkiri jika sedan memang masih menjadi model terlaris yang laku dijual di luar. Namun untuk di sini, sepertinya sedan bukan menjadi bidikan utama.

Mengapa pasar sedan melempem di Indonesia?

Ongkos yang lebih mahal ketimbang MPV. Jelas aja lebih mahal, karena tak ada sedan yang diproduksi lokal. Mau gak mau kita beli CBU dan itu sudah pasti ongkosnya lebih mahal.

Sebenarnya kapasitas produksi kita cukup tinggi, hanya saja belum dioptimalkan dengan sempurna. Masyarakat bukan tidak mau memilih sedan, hanya saja harganya yang masih terlampau tinggi.

Kebijakan pemerintah juga menjadi salah satu yang paling berpengaruh. Peraturan soal pajak dari tahun 70 sampai 80-an masih tetap sama. Sedan masih dianggap barang mewah sehingga pajak lebih tinggi 30 persen.

Kukuh Kumara seolah mengamini hal tersebut dengan mengatakan, “Keluarga muda perlu kendaraan hatchback, perlu sedan, tapi kalau dilihat pajaknya kan masih lebih tinggi 30 persen”.

Jika sisi pajak bisa disamakan dengan model kedaraan yang lain, mungkin pasar kita akan terus tumbuh. Namun sayangnya hingga kini pajak barang mewah untuk sedan masih saja diberlakukan.

Padahal jika sedan laris di Tanah Air, para investor akan ramai-ramai mengucurkan dana agar dapat memproduksi sedan secara lokal. Serta dapat mengekspor lebih banyak lagi sehingga pasar kita terus tumbuh dan dapat menyaingi rival terberat sesama Asia, yaitu Thailand. (Amaliah)

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: [email protected]

Related Posts