Berita Komunitas Mobil Sumber informasi

Neo Blits Karya Universitas Budi Luhur Optimis Ikut Reli Dakar

Jakarta – Salah satu mobil listrik buatan anak bangsa, Neo Blits, optimis untuk mengikuti ajang reli Dakar 2020. Namun sebelum mengikuti ajang reli Dakar, Neo Blits terlebih dahulu akan mengikuti gelara speed offroad di akhir tahun 2019 mendatang. Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh pihak Universitas Budi Luhur selaku pengembang Neo Blits.

Sampai saat ini pusat studi mobil listrik Universitas Budi Luhur telah melahirkan dua mobil prototipe yaitu Blits dan Neo Blits. Untuk Blits merupakan hasil kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Pihak Universitas Budi Luhur menargetkan untuk mengikuti ajang speed offroad di akhir tahun ini.

“Kita targetkan untuk dapat mengikuti ajang speed offroad terlebih dahulu di akhir tahun ini. Di ajang speed offroad tersebut kami akan mencoba trek dengan status eksibisi. Setelah ikut speed offroad, kami akan evaluasi lagi mengenai kekurangan kami. Nantinya evaluasi ini akan kami gunakan sebagai persiapan ikut reli Dakar di tahun 2020,” kata Sunten Manurung, Direktur Kerjasama Univ Budi Luhur di Telkomsel IIMS 2019, Minggu (28/4).

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Mobil yang akan digunakan nanti merupakan pengembangan dari mobil listrik yang pertama. Neo Blits ini mengalami beberapa ubahan seperti di sektor keamanan, drivetrain, hingga bodinya. Ubahan ini dimaksudkan sebagai salah satu persiapan yang dilakukan sebelum mengikuti reli Dakar.

“Awalnya ini merupakan produk kerjasama dengan Budi Luhur dengan ITS. Ubahan yang dilakukan pada mobil terbaru ini berupa rombakan di sektor drivetrain, baterai, gardan. Sebelumnya mobil ini memakai baterai BLDC 20 kWh 220 volt. Lalu sudah kami modifikasi menjadi 72 volt. Ada reassemblying baterai. Baterai di prototipe dibangun ulang,” tambah Sujono Ketua Pusat Studi Budi Luhur.

Neo Blits Menggandeng Julian Johan

Untuk mengikuti ajang speed offroad dan reli Dakar nanti, Budi Luhur menggandeng pembalap Julian Johan. Pembalap dari Team Kitah ini ditunjuk sebagai Brand Ambassador Neo Blits garapan Universitas Budi Luhur. Berbagai persiapan pun dilakukan, salah satunya adalah kolaborasi dengan beberapa bengkel untuk membangun mobil listrik ini.

“Untuk ikut speed offroad mobil ini kan emang basicnya pakai yg lama. Untuk speed offroad saya punya sedikit tugas untuk membuat ulang chassisnya. Untuk membuat framenya ini mahasiswa akan dibantu modifikator untuk membuat rangka tubular. Agar safetynya juga membaik, maka ini harus dilakukan. Karena mahasiswa juga tidak akan sanggup membuat semuanya sendirian. Harus dibantu para pakar di bidangnya,” tambah Julian Johan.

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Biaya riset yang dikeluarkan oleh pihak Universitas Budi Luhur juga tergolong cukup besar. “Biaya riset kami dari awal hingga saat ini kira-kira mencapai Rp 1,8-2 miliar. Biaya tersebut sudah termasuk dengan pengalaman merasakan kegagalan. Karena riset yang dilakukan kami sangat mahal,” tambah Sujono.

Mobil listrik ini sendiri mengikuti ajang IIMS bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia. Di Telkomsel IIMS 2019 ini, Neo Blits mengajak masyarakat mencicipi rasa mobil listrik. Mobil yang nantinya akan digunakan untuk balapan ini juga dapat dicicipi oleh pengunjung Telkomsel IIMS 2019 ini.

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Neo Blits karya Universitas Budi Luhur

Rizen Panji

Hobinya menghabiskan bahan bakar di akhir pekan. Dan pastinya tergila-gila dengan mobil tua apalagi mobilnya model pintu dua. Oiya, dirinya juga senang melihat interior mobil yang sangat rapih dan bersih, lho!

Related Posts