Nissan e-POWER Beda dengan Setiap Mobil Listrik Lainnya, Ini Cara Kerjanya

Penulis: Fransiscus Rosano
Tangerang – Meski boleh dikatakan PT Nissan Motor Indonesia (NMI) tidak mempunyai line up mobil baru sama sekali tahun ini, namun pabrikan Jepang yang satu ini tampak fokus menyiapkan hal yang lain.
NMI kembali memamerkan Nissan Note e-POWER hari ini (13/11) kepada media dan beberapa Kementrian. Jelas kalau pabrikan yang kental dengan produk seperti March dan Grand Livina ini fokus ingin serius di bidang mobil listrik.
Pasti Anda bertanya, apa itu Nissan Note e-POWER? Seperti yang disiratkan nama belakangnya, ini adalah mobil listrik dari Nissan.
Yes, ini adalah sebuah mobil listrik atau electric car. Jangan tutup halaman ini dulu karena berpikir, “Ah, mobil listrik enggak cocok dengan Indonesia, jadi enggak penting,” karena mobil listrik yang satu ini sangat unik. Beda dengan teknologi listrik pada Nissan Leaf.

Nissan e-POWER menggunkan mesin internal combustion kecil digunakan untuk mengisi ulang kapasitas baterai. Foto/Carmudi.
Cara kerjanya tetap memanfaatkan sebuah motor listrik sebagai satu-satunya mesin penggerak dan baterai lithium ion sebagai sumber tenaganya. Namun yang membuatnya beda dengan setiap mobil listrik lainnya, adalah media pengisi tenaga baterai lithium ion tersebut.
Nissan e-POWER sama sekali tidak menggunakan charger listrik seperti mobil listrik lainnya, melainkan memanfaatkan sebuah mesin bakar bensin.
Loh, kok tetap ada mesin bensinnya? Bingung?
Mesin Hanya untuk Mengisi Baterai
Justru di sinilah keunikan Nissan e-POWER. Sebuah mesin internal combustion kecil digunakan untuk mengisi ulang kapasitas baterai, sehingga sama sekali tidak dibutuhkan charging station yang biasanya jadi kewajiban untuk sebuah electric vehicle.
“Nissan e-POWER meminjam teknologi dari mobil listrik yang kami sempurnakan dari Nissan Leaf, serta menggunakan mesin bensin kecil untuk mengisi ulang baterai berkapasitas tinggi, sehingga tidak membutuhkan charger eksternal,” jelas Eichii Koito, President Director NMI.
Berbeda dengan teknologi Hybrid yang memparalelkan motor listrik dengan mesin bensin, roda-roda e-POWER hanya digerakkan oleh motor listriknya saja.
Mesin bensin yang digunakan adalah yang sama dengan yang digunakan pada Nissan Note, yaitu mesin kompak 3-silinder segaris 1.198 cc. Tidak seperti pada mobil bermesin internal combustion konvensional yang harus melalui berbagai putaran mesin demi mencapai tenaga yang diinginkan.
Mesin bensin pada e-POWER ini akan terus berputar di range RPM yang paling efisien, yaitu sekitar di 2.000-an RPM. Hal ini akan membuat supply tenaga pada baterai akan terus terisi sehingga cukup untuk menjalankan motor listriknya sebagai satu-satunya penggerak di mobil.
Klaimnya, konsumsi Nissan Note e-POWER di Jepang dapat mencapai 37,2 km/liter pada varian entry level dan 34 km/liter pada varian tingginya. Ini berdasarkan metode tes JC08 di Jepang.
Jadi, ketika bahan bakar dengan tangki 35 liter yang digunakan untuk terus mengisi ulang baterainya sudah habis, pengguna cukup isi bensin saja seperti biasa. Tanpa harus kerepotan mencari ‘colokan’ listrik seperti yang biasa dilakukan pengguna mobil listrik konvensional. Pintar ya?