Berita Mobil Sumber informasi

Jonfis Fandy : Over Stock Bukan Alasan ‘Mandeknya’ Distribusi Honda BR-V

Over Stock Honda BR-V

Honda BR-V tercatat hanya mencatat angka wholesale sebanyak 1 unit di Agustus 2017 (Google)

Penulis : Zainal Abidin

Jakarta – Mengintip data GAIKINDO bulan Agustus lalu, mata dibikin perih saat membaca data wholesale Honda untuk model SUV-nya, Honda BR-V.

Pasalnya angka yang tertulis di data tersebut hanya satu unit saja, padahal ini adalah data wholesale nasional. Artinya, sepanjang Agustus PT Honda Prospect Motor (HPM) hanya mengirim satu unit Honda BR-V ke satu diler saja, dari ratusan diler Honda di seluruh Indonesia.

Data wholesale sendiri merupakan data pengiriman dari produsen atau Agen Pemegang Merek (APM) kepada jaringan distribusi alias diler. Jadi belum terkirim ke konsumen yang biasa disebut dengan data penjualan retail.

Artinya dengan bermodal data ini kita tidak bisa langsung ‘menghakimi’ kalau Honda BR-V tidak laku.

Baca Juga : BR-V Saja Katanya Tidak Laku, Perlukah Rush-Terios Baru Hadir?

Tapi tetap saja data ini bikin heboh dan menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa mobil penantang Toyota Rush dan Daihatsu Terios ini cuma terkirim satu unit?

Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) saat ditemui di acara penyerahan Honda Civic Type R, Sabtu lalu (21/10) pun angkat bicara.

“Wholesale kan itu penyesuaian. Kita dalam bisnis itu gak bisa kaku, kalau turun, ya kita harus turun, kalau memang saya gak mampu garap pasar lebih banyak. Sebaliknya kalau dia naik ya kita juga harus naik. Pokoknya tergantung demand serta kebutuhan suplai ke diler,” jelasnya.

Tambah Diler Pengaruhi Jumlah Wholesale

Diakui Jonfis, Agustus kemarin pihaknya (HPM) memang sedikit lebih mendorong model lain, yakni Honda CR-V. Sehingga untuk model lainnya termasuk BR-V tidak diprioritaskan. Dan menurutnya hal ini adalah sesuatu yang wajar.

“Bagi kita gak masalah mana yg mau didulukan. Kita sudah tiga tahun kok menjalankan strategi ini dan sampai sekarang kita tetap jualan. Kecuali kalau baru satu tahun diterapkan terus bangkrut, itu namanya bodoh!”

Yang sangat disesalkan Jonfis karena banyak berita beredar yang menuliskan asumsi sendiri, yakni karena diler mengalami over stock sehingga tidak mau tambah stock Honda BR-V.

“Bukan karena over stock, itu bikin asumsi sendiri. Yang nentuin over stock siapa? Kan kita yang lebih tau… Kalau perlu kita suplai ya kita suplai,” tegas Jonfis.

Disebutkan bahwa faktor penambahan diler ikut memengaruhi jumlah wholesale. “Tahun ini memang kita punya diler nambah cukup banyak, dari 88 menjadi 200, tepatnya 143 diler besar. Secara otomatis pasti wholesales kita harus lebih banyak. Kirim 10 kesini, kirim 10 kesana, jadi akan kelihatan banyak, karena kita nambah diler,” lanjutnya.

Tapi menurutnya tugas utama mereka sebagai APM adalah menjaga keseimbangan antara wholesale dan retail. Tidak petantang-petenteng memaksakan diri kirim banyak sampai akhirnya merugikan diler.

“Toh nantinya di akhir tahun kita umumkan ke semua pihak, penjualan Honda naik atau turun. Yang pasti untuk tahun ini, kalau dibilang market keras, iya kita akui memang keras persaingan tahun ini,” pungkasnya.

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts