Pajak Mobil Listrik dan Sedan Akan Dibuat Nol Persen

Jakarta – Era kendaraan listrik sudah didepan mata, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong seluruh industri otomotif di dalam negeri. Agar mewujudkan program pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Diharapkan dengan adanya program tersebut produksi kendaraan berbasis energi listrik dapat mencapai 20 persen pada 2025. Adapun capaian target tersebut sesuai dengan Roadmap Industri otomotif yang telah Kemenperin tetapkan.
Terkait dengan kebijakan LCEV, Kemenperin bersama Kementerian Keuangan telah melaksanakan Rapat Konsultasi dengan DPR-RI. Yaitu terkait harmonisasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mendorong pengembangan program LCEV.
“PPnBM untuk electric vehicle dan sedan di bawah 3.000 cc akan dibuat nol persen. Dengan demikian, competiveness dari sedan dan kendaraan kecil akan lebih bersaing sekaligus dapat memacu peningkatan volume produksinya,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan usulan berbagai fasilitas insentif lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri otomotif. Antara lain tax holiday, tax allowance, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan insentif super deductible tax.
“Bagi perusahaan yang mendukung pendidikan vokasi, pemerintah akan memberikan fasilitas super deductible tax sebesar 200 persen. Sedangkan, bagi yang terlibat dalam kegiatan terkait inovasi atau R&D, pemerintah akan berikan sebesar 300 persen. Paket kebijakan ekonomi ini akan keluar bersamaan dengan PPnBM yang sudah dikonsultasikan dengan DPR,” jelas Airlangga.
Australia Jadi Sasaran Ekspor
Belum lama ini pemerintah Indonesia telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Dengan begitu diharapkan dapat membuka lebar peluang ekspor mobil buatan Indonesia ke Australia.
“Pasar yang terbuka itu ditargetkan menjadi primadona ekspor mobil dari Indonesia ke Australia, karena marketnya cukup besar hingga 1,2-1,5 juta kendaraan. Sebab, industrinya di Australia sudah tutup semua. Ini diharapkan, industri otomotif nasional bisa menjajaki, karena salah satu insentif yang diberikan adalah electric vehicle,” paparnya.
Sebagai salah satu sektor kampiun dalam Making Industri 4.0, industri otomotif diharapkan mampu membawa perubahan ke arah peningkatan efisiensi di tiap tahapan rantai nilai proses industri. Sehingga mampu meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk.(dol)