Peminat Motor Bekas Masih Cukup Tinggi di 2017, Ini Alasannya

Penulis: Santo Evren Sirait
Jakarta – Salah satu fungsi AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) bagi para Agen Pemegang Merek (APM) adalah mencatat data penjualan. Baik sepeda motor yang dipasarkan secara domestik maupun ekspor tiap bulannya.
Namun berbeda dengan sepeda motor bekas, yang belum memiliki asosiasi resmi. Cukup sulit memang untuk mendeteksi perkembangan dari sepeda motor bekas. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan yaitu menanyakan hal tersebut ke pedaganya langsung, tapi ini belum bisa menjadi tolak ukur.
Pasalnya, butuh data secara keseluruhan yang dilaporkan para para pedagang terkait penjualan yang dilakukan. Bicara soal penjualan sepanjang 2017, sebagian kecil pedagang sepeda motor bekas mengatakan bahwa pencapaiannya tidak mengalami penurunan dan kenaikan.
Ini artinya masih stabil, padahal di 2017 beberapa produsen roda dua banyak meluncurkan produk baru. Pemilik diler motor bekas, Gapura Motor, Condet, Jakarta Timur, Muhammad menuturkan kehadiran sepeda motor baru tidak berpegaruh banyak terhadap penjualan yang bekas.
“Pembelian sekarang standar, normal-normal saja enggak ada kenaikan enggak ada penurunan ya stabil-stabil saja. Motor baru yang meluncur enggak ada pengaruh, karena belum ada jaminan motor baru orang minat. Seperti Honda Scoopy yang baru langsung booming dan banyak yang cari, tapi ada juga orang yang suka model lama walaupun model baru lebih bagus, ya tetap saja ada juga orang cari yang lama. Itu kan artinya enggak ada pengaruh,” katanya kepada Carmudi.
Senada dengan Muhammad, penggawa diler sepeda motor bekas Bachmid Motor, Zaky juga mengatakan demikian. Ditambahkannya justru konsumen yang membeli sepeda motor bekas lebih untung karena harga jual yang didapat jauh lebih murah walaupun tahun pembuatannya sama.
“Stabil saja penjualannya. Ya kalau harga selisihnya kan lumayan beda walaupun tahunnya sama paling hanya beda dua sampai tiga bulan saja. Jadi orang lebih milih sepeda motor bekas. Jadi sepeda motor bekas enggak ada pengaruhnya bila sepeda motor baru bermunculan,” ungkap Zaky.
Selama satu tahun, ada moment di mana penjualan sepeda motor bekas mengalami peningkatan yang cukuo signifikan bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Biasanya terjadi pada moment-moment tertentu seperti pada hari besar keagamaan, dan tahun ajaran baru anak sekolah.
“Umumnya di moment anak masuk sekolah, kuliah, setelah lebaran haji, dan Idul Fitri. Ya kalau penjualan motor bekas stabil setiap hari, ada saja satu sampai dua yang terjual,” terang Muhammad.
Proyeksi Penjualan Sepeda Motor Bekas di 2018
Tahun ini akan diisi oleh sejumlah agenda politik mulai dari Pemilihan kepala daerah (Pilkada) sampai persiapan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Walaupun aroma kampanye dari berbagai partai belum begitu kentara, namun bisa diprediksi bahwa penjualan sepeda motor bekas akan tetap stabil. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad.
“Tahunnya kan belum berganti, jadi belum tahu kehidupannya atau situasinya seperti apa. Tapi prediksinya masih normal, selama ini sih normal-normal saja,” katanya.
Sementara itu Zaky mengatakan kembali lagi ke harga jual, sepeda motor bekas akan lebih terjangkau ketimbang yang baru.
“Tetap stabil. Ya faktornya karena harganya turun tapi tahunnnya sama jadi lebih murah, ya orang pasti milih yang murah,” tuturnya. (dol)