Tips dan Trik

Penyakit Mitsubishi Pajero Sport, Ini Kerusakan Umumnya!

Pajero Sport Gen 1 punya beberapa penyakit yang patut diwaspadai

Mitsubishi Pajero Sport menjadi salah satu SUV setengah miliar yang laris di Indonesia. Mobil ini disukai karena posturnya yang macho serta punya kemampuan jelajah off road kelas berat. Namun, sebenarnya Pajero Sport nggak tangguh-tangguh amat karena penyakit mobil ini biasanya malah muncul di kaki-kaki.

Tidak usah heran, sebab karakter suspensi Mitsubishi Pajero Sport memang empuk untuk sebuah SUV. Inilah yang membuat kaki-kaki harus bekerja lebih keras bila melewati jalan yang rusak. Kelemahan ini pastinya sedikit menjengkelkan bagi si empunya Pajero Sport yang doyan jalan-jalan ke daerah pelosok.

Mitsubishi Pajero Sport telah hadir sejak 2009 atau sekitar 10 tahun lalu. Saat kemunculannya, SUV ini masing-masing hadir dalam tiga varian 4×2 dan 4×4 yakni Exceed, GLS dan GLX yang dilengkapi dengan mesin diesel. Pada 2016 lalu, Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia merilis All New Pajero Sport.

Pada generasi terkini, Pajero Sport bisa dikenali dari desain Dynamic Shield pada fascia. Desain muka memiliki aksen seperti huruf X berukuran besar. Sementara itu, stop lamp di bagian belakang desainnya memanjang sehingga dijuluki seperti mata menangis.

Pajero Sport sebagai lini andalan Mitsubishi di Indonesia juga sudah dirakit secara lokal. Total, kini 5 varian Pajero Sport yg sudah dirakit lokal yakni GLX 4X4, Exceed 4X2, Dakar 4X2, Dakar 4X2 Ultimate, dan Dakar 4X4. PT MMKSI mengklaim kualitas rakitan lokal lebih oke ketimbang versi Thailand karena memiliki fitur yang lebih lengkap.

Pada Pajero Sport versi Indonesia sudah dibekali Hill Descent Control (HDC), Forward Collision Mitigation System (FCM), Blind Spot Warning (BSW), Ultrasonic Mis-acceleration Mitigation System (UMS), Adaptive Cruise Control (ACC), 7 SRS Airbags & Passenger Airbag Indicator, Multi Around View Monitor Display Enhancement, dan Center Door Lock Button & Power Window Switch Ilumination.

Steering Shaft Cepat Aus

Steering Shaft Pajero Sport rentan aus

Sebagai mobil dengan kemampuan off road, semestinya bagian steering shaft ini cukup tangguh ketika menghajar jalan kasar sekalipun. Namun ternyata, karakter kaki-kaki yang empuk dan handling yang lincah dengan ban gambot membuat bagian steering shaft jadi cepat aus.

Gejala yang bisa dirasakan oleh pengemudi saat Steering shaft ini aus yaitu setir terasa bergetar. Bagian ini harus bekerja keras dan disinyalir materialnya yang kurang ‘badak’ bila dibandingkan dengan bobot kendaraan dan habitatnya yang melewati jalan kasar.

Kasus ini banyak terjadi pada Pajero Sport generasi pertama, namun belum terungkap di generasi All New Pajero Sport. Bahkan, pihak bengkel resmi sempat melakukan kampanye melakukan kampanye penggantian steering shaft untuk Pajero Sport gen 1 secara cuma-cuma.

Untuk harganya, steering shaft dijual Rp 400 ribuan untuk produk KW Taiwan. Sementara itu, untuk produk asli dijual seharga Rp 1.250.000. Harga tadi tentunya belum termasuk biaya pemasangan dan proses inden apabila membeli di dealer resmi.

Menurut pengalaman pemilik Pajero Sport gen 1 dari berbagai forum, proses inden di bengkel resmi butuh waktu antara 1-2 minggu lamanya. Carmudian harus ekstra sabar dan ekstra uang bila ternyata bagian steering shaft divonis harus ganti baru karena aus. Bisa-bisa, mobil tidak bisa dipakai selama sekitar dua pekan akibat bengkel yang kehabisan stok steering shaft.

Apabila membeli Pajero Sport Gen 1 bekas, sebaiknya perhatikan bagian steering shaft, supaya tidak mendapat unit yang bermasalah. Penggantian komponen ini dulu bisa dilakukan secara cuma-cuma asalkan masih dalam periode garansi. Sayangnya, Pajero Sport generasi pertama umumnya sudah habis masa garansi sehingga harus membeli komponen steering shaft yang baru.

Rotor Disc Tidak Rata

Rotor disc Pajero Sport mulai aus

Penyakit kedua pada Mitsubishi Pajero Sport terletak pada bagian rotor disc depan. Gejalanya bisa dirasakan saat pengereman pada kecepatan di atas 60 km/jam. Muncul getaran dan itu bisa terasa sampai setir apabila kondisi kampas atau rotornya sudah jelek. Bengkel resmi biasanya hanya menawarkan untuk membubut rotor disc supaya rata kembali.

Tawaran ini sebaiknya ditolak apabila rotor disc sudah tipis. Kebanyakan pemilik Pajero Sport yang mengalaminya justru minta untuk penggantian rotor disc baru apabila masih dalam cover garansi. Besar kemungkinan, gejala ini berasal dari kualitas rotor yang kurang baik karena setelah dibubut masih bisa muncul lagi.

Penyebab rotor bergetar karena kinerja pengereman yang lumayan berat. Ini disebabkan karena bobot mobil yang bongsor, dan tak jarang pemilik Pajero Sport juga memakai ban dengan ukuran lebih besar.

Kondisi diperparah bila memakai kampas rem yang kurang tepat, ini bisa mengikis rotor disc lebih cepat karena jenis kampasnya yang lebih keras. Apabila melakukan modifikasi pengereman, maka jangan hanya mengganti kampas rem saja dengan produk aftermarket.

Nah, ini menjadi catatan bagi kalian yang ingin membeli Pajero Sport khususnya gen 1. Apabila ingin melakukan modifikasi pada velg dan ban, sebaiknya upgrade sekalian bagian rotor disc berikut kampas rem.

Pilih produk aftermarket terpercaya dengan kualitas lebih baik dari standar. Kemampuan rem perlu ditingkatkan untuk mengimbangi postur dan bobot mobil yang kian berat akibat memakai velg roda yang makin besar. Dengan demikian, kerja rem tetap optimal dan tidak perlu bekerja ekstra keras.

Shockbreaker Belakang Bocor

Shockbreaker Pajero Sport

Masih seputar kaki-kaki, bagian yang sering menjadi penyakit Pajero Sport yaitu shockbreaker bocor. Kondisi ini agak sulit dideteksi, bila tidak angkat mobil waktu dicuci. Paling sering terjadi di shockbreaker belakang, tapi bagian depan juga kadang mengalami.

Cara mengetahuinya adalah dengan memeriksa apakah ada oli meler di body shock. Oli rembes karena seal bocor, bisa disebabkan karena shock bekerja ekstra keras di jalan rusak atau karakter pengemudi yang agresif. Shockbreaker yang sehat walafiat tidak berlumuran oli pada batangnya.

Bila belum cukup uang untuk mengganti baru, perbaikan sementara bisa diatasi dengan mereparasi shockbreaker di bengkel-bengkel shock. Bila hanya seal shock yang bocor maka masih bisa diganti atau rekondisi dengan isi ulang oli shock oleh pihak bengkel.

Namun, bila punya anggaran cukup atau mobil masih dalam masa garansi, sebaiknya ganti baru. Tujuannya, agar performa kaki-kaki kembali nyaman seperti sediakala. Untuk SUV dengan karakter suspensi lembut, biasanya kaki-kaki lebih rentan bermasalah karena bekerja lebih keras lho dalam meredam guncangan agar tidak limbung.

Saat memeriksa kebocoran shockbreaker, jangan lupa juga perhatikan kondisi kaki-kaki lainnya, seperti link stabilizer belakang, lower arm dan ball joint upper. Untuk kalian yang gemar menyiksa mobil di medan off road, perlu secara rutin mengecek kondisi kaki-kaki ini.

Pastikan kondisi karet-karetnya, apakah masih utuh dan tidak pecah. Kemudian, gemuk pelumasnya harus menutupi bagian ball joint yang bergesekan. Apabila ball joint sudah aus dan karet dampernya getas atau pecah, pastinya membuat berkendara tidak nyaman. Selain itu, muncul suara gaduh dari kolong karena adanya bagian yang berbenturan atau bergesekan.

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Download Carmudi di Google Play Store Download Carmudi di App Store

Tutus Subronto

Tutus Subronto memulai karirnya di dunia otomotif sebagai jurnalis di Media Indonesia. Sejak 2008, telah meliput beragam kegiatan otomotif nasional. Terhitung Januari 2014 masuk sebagai tim Content Writer di Carmudi Indonesia. Kini terlibat di tim editorial Journal Carmudi Indonesia untuk mengulas dan publikasikan berita-berita otomotif terbaru. Email: tutus.subronto@icarasia.com

Related Posts