Penyebab Knocking Mesin, Sering Dianggap Sepele Padahal Melemahkan Performa

Mesin Mitsubishi Xpander (Foto: Paultan)

Jakarta – Knocking mesin biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Tapi sayang, banyak pemilik mobil mengabaikan hal tersebut.

Knocking sendiri sebenarnya punya arti sebagai mesin yang berbunyi mengelitik. Kondisi ini disebabkan oleh detonasi timbulnya suara yang diikuti dengan adanya getaran.

Pada kondisi ini, knocking mesin bisa disebabkan oleh banyak faktor. Namun biasanya knocking pada mesin disebabkan oleh proses pembakaran di ruang bakar yang kurang normal atau prematur.

Penyebab ini bisa saja dikarenakan campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke mesin terbakar lebih awal sebelum busi memercik. Sehingga kondisi ini disebut sebagai miss fire yang menjadi penyebab munculnya gejala knocking. 

Baca Juga: 

• Simak 6 Fakta Untungnya Servis Mobil di Bengkel Resmi
• Cari Tahu Penyebab Kopling Mobil Selip dan Cara Mengatasinya

Penyebab Knocking Mesin

Masalah pertama dari knocking mesin salah satunya disebabkan oleh penggunaan bahan bakar yang salah. Oktan yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mesin menjadi faktor terbesar munculnya knocking. 

Nilai oktan bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin tidak sesuai. Sehingga kompresi menjadi menurun dan membuat mesin bekerja ekstra untuk memproses pembakaran yang kurang optimal. 

Mesin Honda Accord Facelift (Foto: Paultan)

Padahal, setiap kendaraan sudah disesuaikan oleh pabrikan mengenai kebutuhan bahan bakar dengan oktan yang sesuai. Misalnya mesin dengan kompresi 10:1 disarankan memakai oktan minimal 92. 

Atau kompresi yang lebih tinggi juga membutuhkan bahan bakar yang lebih tinggi juga. Penggunaan bahan bakar dengan oktan yang tidak sesuai inilah yang menjadi penyebab terbesar timbulnya mesin menjadi mengelitik. 

Lalu, apa penyebab lain yang menjadi penyebab mesin menjadi knocking? Faktor lainnya adalah endapan karbon yang sudah mulai parah.

Endapan Karbon Akibat Pemakaian

Pada mobil yang sudah berusia lebih dari 10 tahun, biasanya terjadi endapan karbon yang cukup banyak. Hal ini terjadi seiring pemakaian, atau usia mobil tersebut. 

Penumpukan karbon di beberapa area ruang bakar bisa membuat performa mobil menjadi menurun. Hal tersebut jelas bisa menurunkan kompresi mesin mobil. 

Salah satu cara mengetahui kerusakan mesin dengan memakai alat scan, Foto: (Bengkel Pinuji)

Endapan karbon ini bisa dihilangkan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan pembersih karbon dengan cairan engine conditioner. 

Atau bisa juga melakukan pembersihan karbon di bengkel terdekat. Untuk melakukan pembersihan memakai cairan engine conditioner, bisa dilakukan dengan menyemprotkan cairan ke dalam lubang busi.

Busi terlebih dahulu dilepas, lalu disemprotkan cairan engine conditioner. Diamkan selama 15 menit, lalu masukkan kembali busi. 

Nyalakan mobil sembari di gas. Nantinya dari knalpot akan keluar asap putih tanda kerak karbon mulai terkikis. 

Jika mendatangi bengkel, kamu bisa memakai jasa pembersihan karbon. Cara ini dilakukan dengan menyedot kerak karbon menggunakan alat khusus. 

Untuk biaya melakukan pembersihan kerak karbon di bengkel kisaran biayanya mencapai Rp300 ribu sampai Rp1 juta tergantung bengkel dan pengerjaan. 

Setting Mesin Berubah

Hal lain pada knocking mesin juga disebabkan oleh settingan mesin yang berubah. Settingan pada mobil baru yang sudah injeksi, biasanya kerusakan disebabkan beberapa komponen. 

Misalnya sensor yang sudah rusak seperti sensor air flow, sensor manifold air pressure dan sensor knock pada mesin yang sudah mulai error. 

Biasanya kerusakan terjadi akibat faktor usia. Sensor yang sudah mulai rusak ini membuat ECU membaca ketidakstabilan. 

Dealer DFSK siap melayani pemilik mobil yang akan melakukan servis (Foto: DFSK)

Sehingga ECU memaksa untuk mengubah setting pengapian, menambah debit bahan bakar yang keluar dan udara yang masuk ke mesin menjadi berubah. 

Untuk itu sangat disarankan juga mengecek sensor pada mobil yang sudah injeksi. Sedangkan untuk mobil yang masih memakai karburator masih mengandalkan beberapa hal di atas. 

Salah Memakai Busi

Knocking pada mesin juga bisa disebabkan oleh salahnya penggunaan busi. Salah memakai busi berpotensi dan berpengaruh kepada engine knocking. 

Jika memakai busi yang tidak sesuai spek pabrikan, percikan api bisa terlalu besar atau terlalu kecil. Jika percikan api terlalu kecil, maka proses pembakaran menjadi tidak sempurna. 

Ilustrasi memasang busi menggunakan Torque Wrench (Foto: Howtune)

Pembakaran yang tidak sempurna ini menyebabkan karbon deposit menjadi tersisa di ruang bakar. Jika dibiarkan terus menerus, karbon tersebut bisa menumpuk di dalam ruang mesin. 

Dalam jangka waktu yang lama, mesin akan menjadi berbunyi mengelitik. Ada baiknya menggunakan busi yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh mobil tersebut. 

Efek Buruk dari Engine Knocking

Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, mesin yang sudah berbunyi mengelitik bisa memiliki efek buruk. Beberapa efek buruk dari engine knocking bahkan bisa sangat merusak mesin. 

Lalu, apa saja efek buruk dari knocking pada mesin ini? Bagaimana cara mengatasi agar mesin mobil tidak berbunyi mengelitik?

Performa Mesin Berkurang

Efek pertama yang akan langsung dirasakan ketika mengalami gejala knocking dalam waktu yang lama jika didiamkan adalah performa yang berkurang. Tenaga mesin mobil akan menjadi hilang dan kurang bertenaga. 

Servis ringan Brum bisa jemput ke lokasi. (Foto: Carmudi/Dimas)

Mobil yang biasanya mudah mengeluarkan tenaga terbaiknya, ini seakan seperti hilang tenaga. Alhasil, bahan bakar akan menjadi lebih boros dibanding biasanya. 

Salah satu penyebabnya bisa saja salah mengisi bahan bakar dengan kualitas rendah. Untuk itu, gunakanlah bahan bakar mobil yang sesuai dengan spesifikasi mobil tersebut. 

Boros Bahan Bakar

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahan bakar akan menjadi lebih boros dibanding biasanya. Ini biasanya disebabkan oleh salahnya penggunaan bahan bakar. 

Analoginya begini, mobil yang memakai bahan bakar dengan oktan tinggi memiliki pembakaran yang sempurna. Sehingga effort untuk menginjak pedal gas menjadi berkurang. 

Karena dengan menginjak sedikit saja, mobil sudah berjalan dan mendapatkan tenaga yang sesuai. Sebaliknya, jika menggunakan bahan bakar dengan oktan di bawah yang ditentukan, maka pengemudi harus menginjak pedal gas lebih dalam. 

Pertalite dengan Harga Murah kini bisa diperoleh di Jakarta (Foto: Pertamina)

Karena pembakaran dari bahan bakar dengan oktan di bawah minimum menjadi kurang sempurna. Untuk itu, gunakanlah bahan bakar berkualitas dengan nilai oktan yang dibutuhkan oleh mobil. 

Komponen Internal Mesin Berkurang

Jika didiamkan dalam waktu yang lama, maka bagian dalam mesin atau internal akan menjadi rusak. Komponen bagian dalam mesin bisa dipastikan rusak akibat banyaknya kerak karbon yang ada di ruang bakar. 

Beberapa komponen seperti piston, connecting rod, klep, dan komponen lainnya bekerja lebih berat. Karena beban kerjanya menjadi lebih berat, maka bagian dalam mesin mengalami keausan. 

Keausan inilah yang memperpendek usia komponen internal mesin. Untuk diketahui, perbaikan komponen internal mesin biasanya cukup menguras biaya dan waktu. 

Penggunaan oli yang salah bisa membuat mesin menjadi berkerak.

Harga spare part mesin setiap mobil berbeda-beda. Namun jika sudah turun mesin dan mengganti komponen, biaya perbaikannya bisa mencapai lebih dari Rp10 jutaan tergantung kerusakan.

Semakin banyak komponen dalam mesin yang rusak, semakin banyak biaya yang keluar. Untuk itu, sangat penting menjaga dan merawat mesin. 

Jika sudah mengalami tanda-tanda mesin knocking, sebaiknya langsung segera diidentifikasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati. 

Penulis: Rizen Panji 

Editor: Dimas