Berita Sepeda motor Sumber informasi

Sama-Sama Bergaya Retro, Kenali Perbedaan Viar Vintech 200 dan Vintech 250

Viar Vintech 200 dan Vintech 250 (Foto: Santo/Carmudi)

Tangerang Selatan – PT Triangle Motorindo, produsen sepeda motor Viar Indonesia, resmi memperkenalkan sepeda motor terbarunya yaitu Viar Vintech 200 dan Vintech 250. Kedua sepeda motor bergaya retro itu diperkenalkan bersamaan dengan berlangsungnya ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.

Rencananya Viar Vintech 200 dan Vintech 250 meluncur pada akhir tahun ini. Namun belum dapat dipastikan apakah kedua model tersebut akan hadir secara bersamaan dalam satu acara peluncuran atau terpisah.

Sekilas desain Viar Vintech 200 dan Vintech 250 memang mempunyai kemiripan. Tetapi berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Viar Indonesia, keduanya memiliki sejumlah perbedaan yang cukup mencolok. Apa saja yang membedakan keduanya? Yuk, simak uraian singkatnya berikut ini:

1. Dimensi

Vintech 200 memiliki dimensi panjang 1.920 milimeter (mm), lebar 770 mm dan tinggi 1.080 mm. Sedangkan jarak sumbu roda 1.290 mm, jarak terendah ke tanah 160 mm, berat kosong 120 kilogram (kg) dan kapasitas tangki untuk menampung bahan bakarnya sebesar 15 liter.

Vintech 250 mempunyai dimensi yang sama dengan Vintech 200 hanya saja jarak sumbu roda lebih panjang yaitu 1.300 mm, dan lebih berat sekira 126 kg.

Lampu depan Viar Vintech 250 (Foto: Santo/Carmudi)

2. Mesin

Dari namanya saja sudah tercermin perbedaan. Viar Vintech 200 dibekali tipe mesin 4 langkah SOHC 2 katup berkapasitas 198,8cc berpendingin udara. Mesin ini mampu mengeluarkan tenaga sebesar 13,5 Kw pada 9.000 rpm dan torsi puncak 15 Nm pada 8.000 rpm.

Sedangkan Viar Vintech 250 menggunakan tipe mesin yang sama tapi kapasitasnya lebih besar yaitu 249,9 cc berpendingin udara. Tenaga yang dihasilkan mesin sebesar 15 Kw pada 8.500 rpm dan torsi maksimal 18 Nm pada 6.500 rpm.

3. Rangka

Terdapat sedikit perbedaan pada bagian rangka keduanya. Viar Indonesia menyematkan suspensi depan teleskopik dan belakang suspensi ganda untuk Vintech 200, sementara rem depan menggunakan disc brake di depan dan drum di belakang. Memperkuat aroma retro, velg Vintech 200 menggunakan tipe jari-jari dengan ukuran ban depan 90/90 R 17 dan belakang 120/80 R17.

Bagian belakang Viar Vintech 250 (Foto: Santo/Carmudi)

Vintech 250 mendapatkan suspensi depan upside down, belakang suspensi ganda. Sistem pengeremannya sendiri sudah mengadopsi disc brake di kedua roda, baik depan maupun belakang. Terkait ukuran ban, Viar Indonesia tidak membedakannya dengan Vintech 200.

Perbedaan lain yang ada di Viar Vintech 200 dengan Vintech 250 meliputi sistem pencahayaan, warna, desain jok dan speedometer.

“Ada beberapa perbedaan yang kami lakukan, karena kami melihat basic bodinya hampir sama, jadi sedikit pembeda sebagai bumbu-bumbu, terutama di speedometer, lampu depan kami rubah untuk Vintech 250 modelnya sudah daymaker lengkap dengan LED proyektor, lampu sein pun sudah LED. Kalau yang Vintech 200 masih benar-benar klasik,” ujar Marketing Communication PT Triangle Motorindo, Frengky Osmond, kepada Carmudi, baru-baru ini.

Viar Vintech 200 dan Vintech 250 Produksi di Semarang

Viar Indonesia memproduksi Vintech 200 dan Vintech 250 di pabrik yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Frengky mengkalim bahwa kedua sepeda motor bergaya retro ini telah menggunakan banyak komponen lokal.

Speedometer Viar Vintech 200 (Foto: Santo/Carmudi)

“Sudah cukup besar karena yang kami lihat sendiri untuk model klasik ini banyak sekali produk aftermarketnya. Jadi enggak terlalu sulit untuk mencari part-nya,” terang dia.

Pengunjung GIIAS 2018 sudah bisa memesan Viar Vintech 200 dengan harga Rp22 juta sedangkan Vintech 250 dibanderol Rp25 juta.

Speedometer Viar Vintech 250 (Foto: Santo/Carmudi)

Meski pengemar sepeda motor bergaya klasik hanya kalangan tertentu saja, namun Frengky meyakini produk baru keluaran Viar Indonesia itu akan mendapat sambutan yang positif dari konsumen. Ia memaparkan hal itu tercermin dari total unit yang sudah dipesan oleh konsumen,sejak pertama kali diperkenalkan pada 2 Agustus hingga hari ke lima penyelenggaraan GIIAS 2018 sudah ada 50 unit.

“Kalau kami lihat dari pasar Indonesia sambutan untuk motor klasik ini semacam mengenang kenangan masa lalu,” pungkas Frengky. (dna)

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts