Kiprah Motor Honda di Ajang Balap: Dari Era GP500 Hingga MotoGP
Jakarta – Balapan MotoGP selalu dinanti setiap musimnya. Rivalitas antar pabrikan sepeda motor begitu sengit dan panas. Tim pabrikan menjadikan ajang balap kelas premier ini untuk riset teknologi mutakhir mereka. Pebalap Honda sampai saat ini merajai balap ‘para raja’ dengan 19 gelar juara dunia.
Honda menjadi tim yang sukses dalam tiga tahun terakhir. Marc Marquez berturut-turut berhasil menjuarai balap di musim 2016 dan 2017. Kesuksesan rider berjuluk ‘Baby Alien’ ini sekaligus mematahkan rekor MV Agusta. Brand eksotis Italia ini sebelumnya jadi pabrikan dengan pembalap yang sering meraih gelar juara dunia.
Baca juga:
Cari Motor Honda Bekas Rp3 Jutaan? Ini Pilihannya
Edan! Motor Honda Ini Bisa Berdiri Sendiri
Honda memulai debut di kelas utama Grand Prix pada 1966. Saat itu pabrikan berlogo sayap mengepak ikut balap bermodal RC181, motor bermesin 500 cc empat silinder 4-tak. Honda juga membajak Mike Hailwood dari MV Agusta sebagai pembalap mereka di GP500, demikian dikutip Motorsport.
Pebalap ini memiliki prestasi gemilang, dengan mendominasi kelas utama selama empat tahun berturut-turut. Kombinasi Hailwood-RC181 berbuah manis. Motor Honda berhasil memenangi 10 dari 18 balapan di dua musim, dalam periode 1966-1967.
Sayangnya, Honda malah menghentikan proyek emas ini. FIM sebagai otoritas balap membatasi jumlah silinder maksimal yang dipakai menjadi empat. Hal ini memberikan keuntungan bagi pabrikan yang mengembangkan mesin 2-tak yang semakin bertenaga.
Honda baru turun gunung ke balapan GP500 pada 1979, setelah vakum sekitar sepuluh tahun. Kali ini Honda menurunkan NR500 di laga kelas premier. Motor 4-tak berkapatistas 500cc ini sangat revolusioner karena berkonfigurasi V8 dan 32 katup. Sayangnya, mesin ini reliabilitasnya kurang.
Motor Honda saat itu sulit bersaing dengan motor 2 tak konvensional di GP500. Hasil terbaik saat itu, Takazumi Katayama yang menunggangi NR 500 hanya finish ke- 13 di Austria pada 1981. Kegagalan ini membuat Honda menyerah, hingga akhirnya banting setir ikut arus mainstream.
Kejayaan Motor Honda Era GP500 2-Tak
Honda pada akhirnya menciptakan motor 2-tak yang keluar dari pakem utama mereka sebagai spesialis motor 4-tak. NS500 bermesin 500cc 2-tak memulai debut pada musim 1982. Semusim kemudian, Freddie Spencer dengan NS500 berhasil jadi juara dunia pada 1983. Ron Haslam juga merajai GP Makau di tahun yang sama. Inilah gelar juara dunia pertama Honda di kelas premier.
Kesuksesan NS500 hanya bertahan dua musim. Honda kemudian merilis motor legendaris mereka, NSR500, motor 2-tak dengan konfigurasi V4 SOHC (Single Overhead Camshaft System). Keunggulan NSR yakni pada bobotnya yang lebih ringan dibanding NS500.
Kedigdayaan NSR500 dimulai pada musim balap 1985. Spencer langsung menjadi juara dunia di musim tersebut saat menunggangi NSR500. Motor ini mendominasi balapan GP500 pada dekade 90-an. Honda memperkenalkan mesin Big Bang pada 1992 yang membuat Mick Doohan mendominasi paruh awal musim tersebut.
Doohan akhirnya memenangi lima gelar beruntun pada 1994-1998 dengan menunggangi NSR500. Kehebatan motor ini terus berlanjut dengan mengantarkan Alex Criville juara pada 1999 dan terakhir Valentino Rossi. Pebalap berjuluk ‘The Doctor’ juara pada musim 2001 saat membela tim Nastro Azzuro Honda.
NSR500 secara keseluruhan memenangi lebih dari 100 balapan selama 19 tahun. Motor ini berhasil memenangkan 10 gelar juara dunia dalam kurun 1984-2002. Kiprah motor 2-tak terhenti setelah FIM mengganti regulasi balap kelas utama MotoGP dengan mesin 4-tak untuk musim 2002.
Prestasi Motor Honda Era MotoGP
Honda yang terkenal dengan motor 4-tak tampaknya mudah mengikuti regulasi baru tersebut. Musim 2002, Honda merilis RC211V, motor 4-tak berkapasitas 990cc. Rossi yang menunggangi RC211V berhasil memenangkan balap MotoGP dalam dua musim berturut-turut.
Pasca kepindahan Rossi ke Yamaha, RC211V baru berjaya pada musim 2006 bersama Nicky Hayden. Regulasi kembali berubah untuk balap musim 2007, dengan menurunkan kapasitas mesin motor untuk alasan keselamatan.
Namun disayangkan, RC212V hanya berhasil menjuarai satu musim balapan yakni pada 2011 bersama Casey Stoner. RC212V ini turun di ajang balap antara 2007 sampai 2011 yang berbuah 24 kemenangan.
Regulasi kembali berubah di musim 2012, kali ini dengan motor bermesin 1.000cc. Honda merilis RC213V sebagai penerus RC212V, yang ditunggangi duet pembalap Dani Pedrosa dan Marc Marquez.
RC213V telah memenangi empat gelar juara dunia, yakni pada 2013, 2013, 2016, dan 2017. Semuanya diraih Marquez di ajang MotoGP. Keberhasilan pembalap kelahiran Spanyol menjuarai balap musim ini membuat motor Honda telah memenangi 19 gelar di level premier.
Prestasi ini mematahkan rekor milik MV Agusta yang telah bertahan selama 43 tahun. MV Agusta berhasil meraih 18 gelar juara di balapan kelas utama. (dna)