Berita Mobil Sumber informasi

Prancis dan Jepang Bahas Masa Depan Aliansi Renault-Nissan

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (Foto: Reuters)

Tokyo – Memanfaatkan momentum KTT G20 di Argentina, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan pertemuan. Keduanya membahas masa depan aliansi Renault-Nissan pasca penangkapan Carlos Ghosn oleh pihak berwajib di Tokyo, Jepang baru-baru ini.

Diberitakan Reuters, usai pertemuan tersebut seorang juru bicara mengatakan bahwa masa depan aliansi Renault-Nissan adalah untuk pemegang saham swasta.

“Perdana Menteri Abe mengatakan tentang aliansi, yang merupakan simbol kerjasama industri Jepang-Perancis, penting untuk mempertahankan hubungan yang stabil. Namun, dia mengatakan masa depan aliansi adalah untuk pemegang saham sektor swasta. Pemerintah Jepang tidak berprasangka terhadap masa depan aliansi.” kata juru bicara kepada wartawan di Buenos Aires, tempat Abe dan Macron bertemu di sela-sela KTT G20.

Sejauh ini pemerintah Perancis memiliki 15 persen saham di Renault, sementara Renault mengendalikan Nissan dengan 43 persen sahamnya dan Nissan memegang 15 persen saham non-voting di Renault.

Masa Tahanan Carlos Ghosn Ditambah

Pihak berwajib Tokyo pada Jumat (10/11), menambah masa tahanan bos besar aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi itu untuk kedua kalinya. Maksimal lama tambahan penahanan sekira 10 hari. Jaksa penuntut mengajukan tambahan panahanan hingga 10 Desember. Penambahan masa tahanan dimaksudkan untuk memudahkan pihak berwajib melakukan pemeriksaan, dan untuk menghindari dirinya melakukan kejahatan baru.

Carlos Ghosn ditangkap pada 19 November di Jepang atas tuduhan tidak melaporkan pendapatannya selama bertahun-tahun. Tak lama setelah penangkapan tersebut Carlos langsung dipecat sabagai pemimpin Nissan dan Mitsubishi. Tetapi Renault tetap menjadikannya sebagai Chairman dan CEO untuk sementara waktu.

Ada Rencana Renault Merger dengan Nissan

Di balik heboh penangkapan Carlos Ghosn yang sampai membuat saham Nissan drop, ternyata ada rencana besar yang nyaris dilakukan sang bos, persis sebelum Carlos Ghosn ditangkap.Pria keturunan Brasil-Lebanon itu rupanya menyiapkan merger antara Renault dan Nissan. Mega-deal yang disebut sejumlah sumber bakal terjadi dalam hitungan bulan.

Rencana ini rupanya bersebrangan dengan keinginan direksi Nissan yang kemudian disebut ‘mencari cara’ untuk menghentikan Ghosn. Meski sukses membesarkan Nissan bahkan bisa dibilang menyelamatkan perusahaan, Ghosn dianggap direksi telah melakukan hal yang ‘terlalu jauh’ dengan ambisi merger ini, demikian yang dilansir Financial Times.

Salah satu masalah dalam aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi adalah saham Renault di Nissan saat ini mencapai 43%, sedangkan saham Nissan di Renault hanya 15%. Padahal Nissan jauh lebih besar dari Renault, setidaknya dari angka penjualan. Nissan 60% lebih besar dari angka penjualan Renault, tapi justru Renault yang ‘mengontrol’ Nissan.

Proporsi saham ini membuat ketidakseimbangan pada kontrol perusahaan. Misalnya dalam merekrut eksekutif untuk perusahaan. Dalam arti, Renault bisa mengontrol Nissan, tetapi Nissan tidak dapat mengontrol Renault. (dna)

Carlos Ghosn Ditangkap, Apa Saja yang Dilakukan Saat Berkunjung ke Indonesia?

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts