Konsumen Rolls-Royce Tak Terpengaruh Isu Pajak Barang Mewah
Jakarta – Rolls-Royce, brand asal Goodwood, Inggris, hanya memproduksi mobil secara handmade untuk kalangan berkocek tebal. Khusus untuk pasar Indonesia, semakin mahalnya harga mobil Rolls-Royce dipengaruhi oleh tingginya pajak barang mewah.
Menyebut nama Rolls-Royce, pasti langsung terbayang sosok mobil super mewah dengan fitur yang memanjakan penggunanya. Interior berlapis kulit nan mewah dengan suicide door jadi ciri khasnya. Pemilik Rolls-Royce di Indonesia umumnya kalangan dengan dana nyaris tak terbatas.
Pemerintah baik pusat ataupun propinsi DKI Jakarta membidik para pemilik mobil mewah untuk dikenai pajak tinggi, bahkan sampai pembatasan kendaraan itu beredar di jalan protokol. Namun, isu luxury tax yang berhembus kencang akhir-akhir ini tidak dianggap sebagai masalah serius bagi pemilik mobil dengan simbol ‘Spirit of Ecstasy’ ini.
“Isu yang berkembang di media tidak berpengaruh terhadap mobil masuk ke Indonesia. Sebetulnya untuk Rolls-Royce, customer-nya beda, tidak terpengaruh dolar dan luxury tax,” ungkap Chendy Sumera selaku Senior Public Relations manager RRMC Jakarta, Rabu (28/11).
Perempuan dengan sapaan Chendy ini menuturkan bila isu pajak barang mewah dan nilai tukar dolar Amerika terhadap Rupiah yang fluktuatif hampir mempengaruhi jadwal peluncuran Rolls-Royce Cullinan tahun depan. Namun, pihak Rolls-Royce Motor Cars Jakarta mengantisipasi agar tidak sampai mengganggu jadwal peluncuran di kuartal pertama 2019.
“Tapi memang ada isu luxury tax, dan itu coba kami hindari,” jelasnya.
Begitu stabilnya penjualan dari mobil super mewah ini terlihat dari sudah adanya pemesanan unit Rolls-Royce Cullinan dari konsumen lokal. Padahal, mobil ini belum resmi masuk dan bahkan baru debut pertama ASEAN di Singapura pada Agustus lalu.
Konsumen Mobil Premium Tak Terpengaruh Pajak Barang Mewah
Sebagai penjual mobil kelas atas, Chendy bahkan mengakui jumlah pembeli semakin lama semakin bertambah. Ia bahkan memprediksi sekitar 10 tahun ke depan, Indonesia menjadi negara kaya.
Populasi pengguna mobil premium pun nantinya bakal semakin meningkat. Pemiliknya bahkan dari kalangan muda. Ini terlihat dari makin banyaknya pengguna mobil sport premium dari kalangan pengusaha muda.
“Dalam kurun waktu 5-10 tahun, Indonesia akan menjadi negara kaya. Akan banyak pengusaha muda yang nantinya muncul,” ucapnya. (dna)