Sepeda motor

Royal Enfield Tidak Tertarik Main di Segmen Motor Ber-cc Kecil

Jakarta – Royal Enfield menyatakan tidak akan bermain di segmen sepeda motor dengan kapasitas mesin kecil di bawah 300 cc. Hal tersebut dijelaskan lantaran mereka lebih memfokuskan diri untuk mengisi segmen menengah di pasar Indonesia.

“Kami di Royal Enfield melihat adanya peluang di segmen mesin menengah ini. Maka dari itu kami hanya akan memfokuskan diri untuk mengisi segmen sepeda motor menengah di kelas 350 cc sampai 650 cc,”  kata Vimal Sumbly Head Business APAC of Royal Enfield di sela peluncuran All New Royal Enfield Classic 350 secara virtual, Selasa (2/22/2022)

Royal Enfield Meteor (Foto: Royal Enfield Indonesia)

Menurutnya para pemilik sepeda motor bermesin kecil rata-rata ingin melakukan upgrade performa. Sedangkan para pemilik sepeda motor dengan kapasitas mesin besar umumnya mencari motor dengan kapasitas mesin kecil agar bisa dipakai harian.

Hal inilah yang membuat pabrikan yang dulunya berasal di Inggris ini untuk tetap menjadi pemain di segmen menengah.

“Para pemilik sepeda motor 150-200 cc ini mayoritas akan melakukan upgrade performa. Sedangkan pemilik motor di atas 1.000 cc mencari sepeda motor yang kapasitas mesinnya kecil untuk dipakai harian,” sambung Vimal.

Royal Enfield Moto Himalaya 2019. (Foto: Royal Enfield)

Melihat strategi tersebut, bisa dipastikan jika Royal Enfield tidak akan menjual sepeda motor dengan mesin di kisaran 150 cc sampai 200 cc.

Bagi konsumen yang ingin memiliki Royal Enfield sebagai motor harian bisa memilih tipe yang bermesin 349 cc, 1 silinder, berteknologi injeksi.

Sebagai gambaran, harga sepeda motor termurah yang dijual di Indonesia berkisar dari Rp105 jutaan untuk tipe Classic 350. Sedangkan harga tertingginya mencapai Rp222,5 juta untuk tipe Continental GT dan Interceptor 650.

All New Classic 350 Meluncur di Indonesia

Royal Enfield resmi meluncurkan model terbaru yakni All New Classic 350.

Model terbaru ini menawarkan fitur terbaru yang belum pernah ada sebelumnya seperti dual disc, dual rem ABS, teknologi injeksi, dan poros penyeimbang yang bisa mengurangi getaran.

Penulis: Rizen Panji
Editor: Santo Sirait

Rizen Panji

Pikirannya selalu dipenuhi oleh mobil buatan asal Jerman, Swedia, dan Prancis dengan tahun produksi di bawah 2000. Jangan lupa, mesin yang bersemayam di dalam kap mesin tentunya harus 6 silinder guna memompa adrenalin ketika mengendarainya

Related Posts