Berita

Di Tengah Pandemi Banyak Konsumen Membeli Mobil Tunai

Ilustrasi konsumen membeli mobil Toyota (Foto: Auto2000)

Jakarta – Di tengah pandemi Covid-19 minat orang untuk membeli mobil mengalami penurunan. Kalaupun ada yang membeli mobil baru jumlahnya tidak sebanyak sebelum wabah virus corona menyerang Indonesia. Itu pun konsumen harus menghadapi ketatnya aturan dari perusahaan pembiayaan (leasing). Semenjak pandemi dan perekonomian melambat, leasing mulai melakukan tebang pilih calon nasabah yang hendak melakukan kredit mobil.

Terkait hal tersebut tak heran jika belakangan ini porsi konsumen yang membeli mobil baru secara tunai (cash) mengalami peningkatan. Bahkan, porsi antara konsumen yang membeli mobil baru secara tunai dengan kredit lewat leasing hampir sama rata. Berbeda ketika sebelum pandemi, di mana konsumen yang membeli mobil secara kredit lebih banyak ketimbang tunai.

“Sekarang porsi yang cash meningkat ya dibandingkan yang kredit, walaupun porsi kredit masih lebih besar dari cash tapi jumlahnya makin mirip-mirip antara cash dan kredit. Kenapa? sebenarnya bukan hanya karena masalah Covid-19 saja tapi masalahnya ada pembatasan di dunia leasing. Banyak leasing yang sekarang menaikan Down Payment (DP) atau misalnya memperketat seleksi dari calon konsumen, atau juga memperketat melihat pekerjaan konsumen,” ungkap Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy baru-baru ini.

Menurut Anton pekerjaan menjadi satu hal penting yang akan ditanyakan oleh pihak leasing kepada nasabah. Misalnya bekerja sebagai pilot dan pekerja di sektor pariwisata. Pihak leasing tentu akan berpikir ulang kepada calon nasabahnya tersebut, apakah ke depannya mampu untuk membayar cicilan atau tidak.

“Karena memang di situasi sekarang ini rekan-rekan dari leasing harus lebih berhati-hati juga karena kondisi ekonomi tidak stabil. Bahkan banyak juga konsumen yang sudah beli mobil melalui kredit minta pembayarannya ditunda misalnya 2 bulan sampai 3 bulan atau lebih. Berdasarkan informasi dari leasing, konsumen seperti itu jumlahnya cukup banyak,” sambung Anton.

Pasar Mobil di Indonesia Turun Bukan Cuma Karena Corona

Sebenarnya penurunan pasar mobil di Tanah Air bukan hanya disebabkan oleh wabah corona, tapi juga leasing. Tak cuma itu saja kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga merupakan salah satu faktor penjualan mobil mengalami penurunan.

“Kebijakan itu membatasi gerak orang untuk membeli mobil,” tutur Anton.

Akan tetapi dirinya tidak menyalahkan pemerintah pusat maupun daerah soal penerapan PSBB. Kebijakan ini justru sangat baik dalam upaya mencegah penyebaran virus corona di beberapa wilayah.

Sementara itu terkait penjualan mobil Toyota sendiri selama periode April 2020 mengalami penurunan yang amat tajam, jika dibandingkan dengan penjualan April tahun lalu.

“Penjualan retail mobil Toyota di bulan April 2020 itu 8.443 unit. April tahun lalu ada di 26.000 unit. Seharusnya bulan-bulan ini (mendekati lebaran) salah satu puncak penjualan kami, jadi kalau dibandingkan cukup jauh perbedaannya dengan tahun lalu,” tanda Anton.

 

Penulis: Santo Sirait

Editor: Dimas

Baca Juga:

Karyawan Non Produksi Positif Covid-19, Toyota Indonesia Jamin Produknya Aman

 

Santo Sirait

Santo Sirait sebelumnya Jurnalis di Okezone.com, pindah ke Carmudi.co.id sebagai Reporter pada November 2017. Fokus di sektor otomotif, terutama meliput tentang mobil, motor dan industri otomotif. Santo dapat dihubungi di santo.evren@icarasia.com

Related Posts