Mobil Sumber informasi Tips dan Trik

Seberapa Aman Pemakaian Velg Replika pada Mobil?

velg replika

Velg replika (XXR) hancur (Foto: CarThrottle)

Jakarta – Velg aftermarket replika akan selamanya jadi pilihan alternatif yang lebih murah di pasar karena tingginya banderol velg aftermarket orisinal.  Jikapun ada yang menjual murah dalam kondisi bekas, spesifikasi dan unitnya biasanya terbatas.

Velg replika menggiurkan karena hanya dengan mengeluarkan buget rendah, mobil seketika akan mendapat tampilan baru. Sudah hakikat manusia dimana penampilan menjadi hal yang begitu penting, paling tidak bagi sebagian orang.

Ada beberapa macam proses manufaktur pada velg aftermarket dan proses ini adalah apa yang pada akhirnya akan menentukan kualitas velg. Baik velg aftermarket orisinal, velg OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun velg replika bervariasi dalam proses produksinya.

Velg replika juga banyak yang ditempa dengan detail presisi, sementara banyak velg OEM ternyata ada juga yang diproduksi dengan pengecoran sederhana. Singkatnya, kualitas velg tergantung pada bagaimana itu dibuat, bukannya siapa yang membuatnya.

Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa velg ori, baik itu OEM maupun aftermarket, tentu memiliki kualitas yang lebih baik karena harga tidak pernah berbohong.

Apa yang Membuat Pemakaian Velg Replika Memiliki Risiko Lebih Besar Dibandingkan Velg Orisinal?

Sebagian produsen velg replika berbisnis membuat velg dengan memilih proses manufaktur paling murah demi menekan banderol velg di pasar. Mayoritas velg replika dijual untuk alasan meningkatkan kosmetik kendaraan, bukan menjaga performa dan keselamatan.

Tidak heran banyak produk yang mengalami cacat kualitas seperti terasa bergetar, mudah peang, retak atau bahkan pecah. Kasus dan korbannya sudah banyak.

Dilansir Automoblog, karena besarnya permintaan pasar yang mengartikan proses produksi harus dilakukan secara cepat. Ada sejumlah produsen nakal yang melewatkan banyak proses pengujian. Dimana seharusnya dilakukan untuk memastikan keselamatan, durabilitas dan performa velg sepanjang waktu.

Semua pengujian ini memakan biaya sangat mahal dan sangat kecil kemungkinan produsen velg replika mau membiayainya. Karena mayoritas velg replika, dibuat dengan tujuan menjadi produk alternatif dengan banderol murah dan kualitas seadanya.

Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk pengujian tidak akan sebanding dengan banderolnya yang murah ketika dipasarkan.

Adapun faktor utama yang membuat velg replika memiliki potensi risiko lebih besar adalah metode manufaktur yang digunakan agar velg dapat diproduksi dengan lebih cepat.

velg replika

Rata-rata produsen velg replika adalah dari China (Foto: Car Advice)

Metode dalam Pembuatan Velg Mobil

Metode atau teknik gravity casting adalah yang paling sering digunakan dan dikenal sebagai metode termurah. Ini adalah teknik dimana adonan aluminium cair dituangkan ke dalam cetakan velg yang didiamkan begitu saja hingga mengering.

Velg yang telah mengering dan bentuknya solid, kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dirapikan bentuknya menggunakan bor, untuk menyingkirkan setiap kelebihan logam yang tidak diinginkan.

Teknik ini menghasilkan velg dengan kepadatan aluminium yang rendah karena tidak adanya tekanan udara yang diterapkan pada prosesnya. Sementara mayoritas velg OEM, mengaplikasikan apa yang disebut dengan teknik low pressure casting. Untuk menghasilkan tingkat kepadatan alumunium yang tinggi.

Tekanan udara diaplikasikan dalam teknik low pressure casting ketika adonan aluminium dituangkan ke dalam cetakan. Ini akan mengompresi material logam tersebut dan meningkatkan tingkat kepadatan velg secara keseluruhan.

Adanya tekanan udara yang diberikan akan memberi kekuatan melekat dan durabilitas lebih pada velg dalam pemakaiannya.

Lalu apa efek dari gravity casting? Teknik ini memungkinkan velg memiliki potensi lebih untuk menjadi peang atau retak dalam sejumlah situasi. Karena dibuat dari material yang tidak kokoh dan lebih berpori.

Maka dari itu velg replika pada umumnya memiliki daya tahan yang lebih rendah pada kekuatan tarikan, torsi atau tekanan kaki-kaki mobil selama pemakaiannya.

Selain kualitas proses manufaktur yang lebih rendah, velg replika biasanya hanya melewati pengujian fisik yang ringan atau bahkan tidak sama sekali, demikian dikutip CarThrottle.

Produsen velg orisinal aftermarket sekaligus OEM ternama seperti BBS misalnya, mengharuskan setiap velg yang diproduksi melalui serangkaian pengujian ketat seperti berikut:

  1. Dynamic Fatigue Testing

Ini adalah bentuk pengujian berupa simulasi pengemudian pada kondisi jalan normal dimana roda ditempatkan di bawah beban tertentu, dengan sensor yang menampilkan bagaimana velg menghadapi torsi dan tekanan dari kontak dengan jalan.

  1. Cornering Testing

Ini adalah bentuk pengujian berupa velg yang diputar secara horizontal untuk menguji tingkat efektivitasnya, ketika berhadapan dengan beban mobil yang biasanya mengalami weight transfer dari satu sisi ke sisi lain ketika menikung.

  1. Impact Testing

Ini adalah bentuk pengujian berupa beban yang secara tiba-tiba diberikan pada velg untuk menguji kekuatan velg ketika menghajar lubang atau polisi tidur.

Kualitas Finishing Velg Replika

Tiap desain velg biasanya hanya cocok dan dirancang khusus serta spesifik untuk tipe PCD (Pitch Circle Diametre) tertentu. Nah banyak produsen velg replika yang nakal meniru desain kemudian menjejali velg dengan tipe PCD yang berbeda tanpa melakukan riset atau penyesuaian desain secara drastis. Ini tentu akan berdampak pada struktur ketahanan velg secara keseluruhan.

Karena velg replika dibuat atau terbuat dari material yang jauh lebih berpori, maka kualitasnya jauh lebih rentan terhadap keretakan dan dalam situasi ekstrim dimana velg mungkin pecah atau hancur ketika dihadapkan dengan hantaman keras. Bagian face atau palang velg adalah focal point untuk penyerapan tenaga yang diterima velg dan velg replika rentan pecah pada bagian spesifik ini.

Adapun finishing produksi dan daya tahan sebagian velg replika juga tidak mungkin sebaik velg ori.

“Velg ori biasanya diberi lapisan coating pelindung dan resin untuk melindungi dari kelembaban suhu, kotoran dan serpihan batu. Sentuhan akhir dari proses produksi ini akan melindungi velg dari potensi korosi dan kerusakan lainnya, selain tentu juga akan menjaga velg selalu tampak segar seperti baru,” ujar Bani Irhash, pemilik bengkel velg SS Wheels di Jakarta, baru-baru ini.

“Sementara velg replika cenderung dipoles dengan kualitas pemolesan yang tidak seperti velg ori. Velg akan terlihat bagus namun ketahanan finishing-nya biasanya tidak akan berlangsung lama,” sambungnya.

Perlu Diperhatikan

Jika Anda memutuskan untuk membeli velg replika, pastikan bahwa produknya adalah dari produsen velg yang memberuikan jaminan. Dengan kata lain velg telah lulus tes yang relevan dan telah dilapisi lapisan coating pelindung sebelum produknya dipasarkan.

Velg replika memiliki reputasi lebih rentan pecah atau retak dalam situasi pengereman keras, menghajar lubang atau polisi tidur, saat menikung dengan kecepatan tinggi. Atau ketika mobil dipacu dalam kecepatan tinggi di jalan tol, memberikan potensi yang membahayakan nyawa Anda.

Namun kini banyak produsen velg replika yang awalnya hanya melakukan plagiat desain dengan material murah. Kemudian benar-benar meningkatkan kualitas produknya baik dari sisi material maupun desain asli dari produsen.

Ada sejumlah produsen velg replika menjual produk yang telah memenuhi standar yang berkaitan dengan paten dan merek dagang dan dijual setelah melewati serangkaian pengujian kualitas. Maka dari itu jangan heran jika kini banyak brand velg replika yang digunakan di ajang motorsport kelas dunia.

Bagaimanapun membeli velg replika yang berbanderol murah tentu sebanding dengan risikonya. Harga tidak akan pernah berbohong. Jadi sangat disarankan Anda membayar lebih untuk kualitas. (dol)

Wahyu Perdana Putera

Berkarir di sejumlah online media sejak 2012 sebagai jurnalis teknologi, sains dan otomotif, kini di Carmudi Indonesia sejak Juli 2015 untuk mengulas & mempublikasikan kabar otomotif terkini dari perspektif lain. Menggilai mobil retro era '80-90an, modifikasi & kultur balap jalanan Jepang serta hobi modifikasi dengan aliran oldschool brutal seperti Shakotan, Kyusha & Kaido Racer. Email: wahyu.perdana@carmudi.co.id
Follow Me:

Related Posts