Sumber informasi

Sejarah Sirkuit Mandalika, Siap Jadi Tuan Rumah MotoGP 2022

Indonesia dipastikan akan menjadi salah satu tuan rumah ajang balap MotoGP 2022 yang digelar di Sirkuit Mandalika. Mungkin ada yang belum tahu ataupun penasaran dengan asal usul tempat gelaran MotoGP ini. Carmudi telah rangkum sejarah Sirkuit Mandalika yang dihimpun dari berbagai sumber.

Selain MotoGP 2022, Sirkuit Mandalika juga akan menjadi tuan rumah WSBK (World Superbike) yang rencananya akan digelar November 2021.

MotoGP 2022 akan digelar di Sirkuit Mandalika. (Foto: Ilustrasi)

Sirkuit tersebut mempunyai berbagai keunggulan yang tidak dimiliki sirkuit lain, seperti disuguhi pemandangan panorama perbukitan indah serta dikelilingi oleh laut berwarna biru jernih.

Tak hanya itu, sirkuit ini juga menggunakan aspal dengan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan sirkuit lain.

Untuk proses pembuatan aspal tersebut, Sirkuit Mandalika sudah mengandalkan teknologi aspal baru, yaitu SMA (Stone Mastic Asphalt) yang diklaim kualitasnya terbaik.

Nantinya, para pembalap WSBK 2021 maupun MotoGP 2022 bisa merasakan sensasi menyenangkan saat balapan di Sirkuit Mandalika.

Harga Tiket WSBK Mandalika

MotoGP. (Foto: Istimewa)

Wacana pergelaran MotoGP 2022 di Indonesia sebenarnya sudah terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini. Palembang sempat muncul sebagai kandidat tuan rumah ajang balap tersebut.

Tak ketinggalan, Sirkuit Sentul di Bogor juga menjadi kandidat tuan rumah MotoGP 2022 lainnya. Sebagai informasi, sirkuit ini pernah menggelar ajang MotoGP pada 1997 silam dimana pembalap legendaris, ykani Valentino Rossi masih bermain di ajang tersebut.

Namun, pada akhirnya Sirkuit Mandalika yang dipilih karena sirkuit ini adalah satu dari sekian tempat yang digarap pemerintah sebagai tujuan wisata unggulan.

Sejarah Sirkuit Mandalika

Sejarah Sirkuit Mandalika. (Foto: ITDC)

Mandalika merupakan kawasan wisata yang berada di bagian selatan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mandalika menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata melalui Peraturan Pemerintah (PP) no. 52 tahun 2014 dan sudah diresmikan sejak 2017 lalu.

Kawasan wisata ini tidak hanya mempunyai pesona pantai dan laut mempesona. Mandalika memiliki luas tanah sebesar 1.030-an Ha serta menghadap Samudera Hindia sehingga dapat menjadi kawasan wisata di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang potensial.

Nama Mandalika sendiri berasal seorang tokoh legenda, yakni Putri Mandalika yang dikenal mempunyai paras cantik dan menawan. Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah merayakan upacara Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Dengan adanya upacara ini, bisa menarik wisatawan lokal maupun internasional. Tidak heran, banyak yang menilai Mandalika dapat menjadi ‘The New Bali’.

Perlu diketahui, KEK Mandalika adalah proyek lama yang dirancang pada era Soeharto saat Direktur Jenderal Pariwisata dijabat oleh Joop Ave. Di tahun 1989, pemerintah menunjuk BUMN LTDC (Lombok Tourism Development Corporation) sebagai pelaksana proyek KEK Mandalika ini.

Pengembangan proyek tersebut mencakup area 1.175 hektar di pantai selatan Pulau Lombok yang mempunyai garis pantai sepanjang 9 km di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Pengembangan KEK Mandalika di Bawah SBY

Namun, proyek ini mengalami masalah pendanaan. LTDC pun dinyatakan bangkrut di tahun 1998. Asetnya diambil alih oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Pengembangan KEK Mandalika kembali dilanjutkan di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2011, SBY meresmikan kawasan pariwisata Mandalika  dengan dana sekitar Rp27 triliun.

Saat itu, beberapa investor nasional seperti MNC Group melalui PT Global Land Development ingin berpartisipasi di Mandalika dan berencana membangun sirkuit Formula 1, taman terpadu, dan lainnya.

Selain itu, ada Gobel Group yang juga ingin berpartisipasi dan berniat membangun beberapa fasilitas dengan teknologi ramah lingkungan, mulai dari pengolahan limbah, solar system, dan lainnya.

Bahkan, Gobel Group juga ingin membangun resort mewah di Mandalika. Tak hanya itu, ada investor nasional lain yang juga berminat berpartisipasi, Rajawali Group melalui PT Canvas Development, ingin membangun vila dan hotel, termasuk resort premium.

Namun sayangnya, kawasan parawisata Mandalika yang sudah diresmikan menemui beberapa kendala, termasuk pembebasan lahan. SBY tetep kekeuh membangun parawisata di Mandalika.

Di tahun 2014, beliau menerbitkan Peraturan Pemerintah no. 52 tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang sudah disinggung sebelumnya dengan harapan pengembangan parawisata di Mandalika tetap berjalan.

Diambil Alih oleh Jokowi

Setahun kemudian, pengembangan parawisata ini dilanjutkan oleh Joko Widodo (Jokowi). Pemerintah pun bergerak cepat. Mengenai masalah pembebasan lahan, langsung diantisipasi melalui Instruksi Presiden (Inpres).

Pembangunan KEK Mandalika dilanjutkan kembali yang kemudian diresmikan oleh presiden. Ia meminta pihak pengelola Mandalika untuk membuat aturan kontrak yang jelas dengan investor.

Sudah ada investasi yang mencapai sekitar Rp13 triliun. Hotel-hotel berbintang banyak dibangun di Mandalika, antara lain Hotel Club Med, Pullman, Roytal Tulip, dan sebagainya.

Infrastruktur dasar juga mulai dibangun, seperti instalasi pengolahan air bersih Batu Jai Praya 200 L/detik, Gardu Induk Kuta 150 Kv, Bandara Lombok, dan lainnya.

Tak ketinggalan, pemerintah menyiapkan insentif perpajakan bagi setiap investor, antara lain pemberian tax allowance, tax holiday, pembebasan bea masuk, dan lain sebagainya.

Ditambah, pemerintah juga mempermudah kepemilikan properti untuk orang asing di Mandalika.

Pembangunan Sirkuit Mandalika

Pada 2018, sirkuit Mandalika mulai dibangun dengan dilengkapi beragam fasilitas seperti wisata alam serta hotel-hotel.

Pembangunan sirkuit tersebut dipercayakan pada ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) yang bekerja sama dengan VCGP (Vinci Construction Grands Project). VCGP ini adalah anak perusahaan kontruksi global dari Prancis.

Biaya pembangunan sirkuit Mandalika diperkirakan sekitar Rp4,5 triliun. Sirkuit ini dibangun atas keinginan Indonesia agar bisa menjadi tuan rumah MotoGP.

Fakta Sirkuit Mandalika

Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai Sirkuit Mandalika sebagaimana dilansir berbagai sumber.

Sirkuit Kedua di Indonesia yang Gelar MotoGP

MotoGP akan diadakan dua kali di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Seperti diketahui, Sirkuit Mandalika memang direncanakan menjadi tuan rumah MotoGP 2022. Namun sebenarnya, Indonesia bukan pertama kalinya menjadi tuan rumah ajang balapan motor bergengsi tersebut.

Pada periode 1996 – 1997, Indonesia pernah menjadi tuan rumah MotoGP dimana spesifikasi mesin motor yang digunakan untuk balapan di ajang tersebut masih berkapasitas 500 cc. MotoGP ini diadakan di Sirkuit Sentul, Bogor.

Setelah sekitar 25 tahun berlalu, akhirnya MotoGP direncanakan akan kembali digelar di Indonesia, lebih tepatnya di Sirkuit Mandalika, NTB. Sayangnya, Valentino Rossi pensiun dari ajang balapan tersebut pada akhir musim 2021.

Memiliki 17 Tikungan

Valentino Rossi Pensiun MotoGP

Sirkuit Mandalika punya 17 tikungan. (Foto: Wikimedia)

Fakta selanjutnya adalah Sirkuit Mandalika mempunyai 17 tikungan. Selain itu, sirkuit tersebut juga mempunyai total panjang 4.310 km sehingga jarak ini dinilai cukup memadai untuk sirkuit bertaraf internasional.

Sirkuit Jalan Raya Pertama untuk MotoGP

Saat pertama kali digagas, Sirkuit Mandalika berencana dibuat dengan konsep sirkuit jalan raya. Sebagian dari sirkuit tersebut akan dibuka untuk umum sebagai jalan raya, sehingga menjadikannya sirkuit jalan raya yang pertama di MotoGP.

Padahal, konsep sirkuit ini biasanya tidak terlalu diterima dengan baik oleh kebanyakan pembalap.

Potensi Keuntungan MotoGP di Mandalika

 

Penulis: Nadya Andari 

Editor: Dimas

Nadya Andari

Memulai karir sebagai Content Writer di Carmudi Indonesia sejak awal tahun 2019. Lulusan Desain Komunikasi Visual yang suka sekali menulis, seperti cerpen, artikel, dan sebagainya.
Follow Me:

Related Posts