Selenoid Matic: Fungsi, Gejala Kerusakan, dan Biaya Perbaikan
Selenoid pada mobil matic punya peranan yang sangat penting, atau bisa dibilang menjadi bagian kunci dari sistem transmisi otomatis.
Tanpa adanya selenoid, mobil matic bisa dipastikan tidak akan bisa mengontrol perpindahan gigi dan mengatur aliran oli transmisi.
Sebagai komponen elektromagnetik yang sering terlupakan, selenoid matic memiliki peran sentral dalam menjaga kinerja optimal transmisi.
Pada artikel ini kami akan membeberkan apa saja fungsi, gejala kerusakan, dan biaya perbaikan ketika selenoid pada mobil matic mengalami kerusakan.
Baca juga: Waspada! Ini Kerusakan yang Sering Dialami Mobil Matic
Isi Konten
Fungsi Selenoid Matic
Secara fungsi, komponen satu ini memiliki 4 fungsi utama yang terdiri dari beberapa poin di bawah ini.
Mengatur Perpindahan Gigi
Komponen yang terletak di dalam transmisi ini berfungsi mengatur perpindahan gigi yang diprogram untuk menggerakkan perangkat mekanis dengan katup.
Katup inilah yang nantinya akan mengatur aliran oli transmisi untuk mengatur perpindahan gigi yang tepat dan halus untuk menyesuaikan kondisi berkendara.
Kontrol Pengunci Kopling
Fungsi kedua yakni sebagai lock-up clutch control atau kontrol pengunci kopling.
Beberapa mobil matic dilengkapi dengan lock-up clutch yang membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar dan kinerja mesin.
Lock-up clutch mampu menghubungkan langsung dari mesin ke transmisi pada kecepatan tertentu, sehingga menghindari slip kopling dan mengurangi pemborosan tenaga.
Menghentikan Penyerapan Bahan Bakar
Fungsi selenoid yang lainnya yaitu untuk menghentikan penyerapan bahan bakar yang menuju idle port.
Bahan bakar yang ada di dalamnya tidak akan keluar dari idle port sehingga tidak menimbulkan dieseling saat mesin menyala atau dalam posisi terkunci kontak off.
Cara Kerja Selenoid Matic
Lalu, bagaimana cara kerja dari komponen satu ini? Apakah rumit seperti kelihatannya? Jawabannya, tidak.
Walaupun terlihat rumit, namun selenoid pada transmisi ini punya cara kerja yang bisa dibilang cukup unik.
Bila diartikan secara teknis, selenoid merupakan motor yang dapat menghasilkan gerakan bolak-balik atau linear ketika sebuah daya sedang diterapkan.
Komponen ini akan memberikan respons daya hidrolik, pneumatik, hingga aliran listrik yang dikirimkan.
Saat mesin mobil menyala, mesin dan komputer atau ECU akan menganalisis data dari engine speed sensor dan vehicle speed sensor.
Kedua sensor tersebut akan mengirimkan sinyal secara naik atau turun ke beberapa shift dari solenoid.
Mesin saat hidup atau posisi kontak ON akan menarik selenoid valve sehingga katup bisa terbuka.
Lubang dari katup tersebut berguna untuk menyalurkan bahan bakar secara lancar dari low speed circuit lalu mengeluarkannya dari idle port.
Lalu ketika mesin mobil mati atau posisi kontak OFF, maka akan sebaliknya. Katup selenoid akan menutup semua aliran bahan bakar.
Dengan demikian, bahan bakar tidak akan bisa keluar dari idle port sehingga mesin yang mati tidak akan mengalami dieseling sehingga awet disimpan dengan aman.
Ciri-ciri Selenoid Matic Rusak
Harus diingat, setiap komponen tentu memiliki usia pakai dan harus dijaga agar tidak cepat rusak ketika pemakaian.
Tetapi jika sudah rusak, ada beberapa ciri yang bisa Anda ketahui seperti di bawah ini.
Muncul Suara
Ciri pertama ketika selenoid mulai rusak atau melemah adalah munculnya suara-suara aneh seperti berisik dari mesin.
Biasanya suara ini akan terdengar di bagian bawah mobil, kemungkinan ada komponen yang mulai aus di dalamnya.
Hal ini bisa diketahui ketika Anda melakukan perpindahan transmisi. Misalnya saja saat memindah gigi N ke gigi D atau memindah gigi P ke gigi R.
Saat itulah, suara aneh akan muncul jika komponen ini mengalami masalah.
Performa Berat
Ciri selanjutnya adalah dari tarikan mobil. Anda bisa merasakannya ketika menghidupkan dan mengendarai kendaraan.
Rasanya mesin akan terasa seperti bergetar dan sedikit menghentak ketika pedal gas diinjak serta pedal rem dilepas.
Kondisi ini sangat berbahaya, karena mobil akan sulit dikendalikan dan bisa merusak transmisi solenoid.
Bahkan jika tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah lain seperti oli akan cepat habis.
Jika masih normal, tarikan mobil akan terasa halus.
Oli yang bocor sudah tidak sanggup melumasi gigi-gigi mesin saat melakukan perpindahan. Hal ini bisa menjadi awal tanda kerusakan pada transmisi matic mobil Anda.
Kehilangan Tenaga
Solenoid yang mulai rusak juga bisa dilihat dari kemampuan mobil yang mulai melemah, seperti kehilangan tenaga untuk menggerakkan mobil.
Akselerasi mobil akan melemah ketika melewati jalanan menanjak seperti perbukitan dan pegunungan di kecepatan tertentu.
Bahkan kecepatan mobil biasanya akan menurun drastis. Hal ini menjadi tanda serius yang mengharuskan Anda untuk segera mengecek komponen tersebut.
Kehilangan tenaga akan menyebabkan masalah yang berbahaya untuk kendaraan Anda nantinya.
Aliran Listrik Tidak Tersambung
Tanda terakhir yang perlu Anda perhatikan ketika solenoid rusak adalah tidak adanya aliran listrik yang menghubungkan semua komponen.
Jika ada salah satu komponen yang tidak tersambung listrik maka komponen tersebut tidak akan berfungsi.
Ketika fungsinya tidak berjalan, maka mesin juga tidak bisa beroperasi secara maksimal. Oleh karena itu, lakukan pengecekan terhadap aliran listrik yang terhubung di setiap komponen.
Kalau ada yang rusak, Anda bisa mengganti dengan kabel yang baru agar aliran listrik bisa mengalir dengan baik.
Baca juga: 9 Gejala Kerusakan Transmisi Mobil, Jangan Diabaikan!
Biaya Perbaikan Selenoid Matic
Ketika adanya kerusakan pada komponen transmisi otomatis, tentu akan muncul bayangan mengenai mahalnya biaya perbaikan.
Tapi jangan khawatir, setidaknya Anda bisa mendapatkan estimasi biaya perbaikan untuk memperbaiki selenoid tersebut.
Lalu, berapa biaya yang harus dikeluarkan pemilik untuk perbaikan ini? Jawabannya adalah tergantung dari jenis mobil.
Setiap mobil memiliki harga selenoid matic yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa dipastikan berapa dana yang harus disiapkan.
Untuk gambaran saja, selenoid body valve untuk mobil Daihatsu Terios, Toyota Avanza, Toyota Rush banyak dijual di harga Rp1,5 jutaan.
Sedangkan untuk mobil seperti Toyota Kijang Innova hingga Toyota Fortuner rata-rata memiliki harga selenoid di kisaran Rp5,4 jutaan.
Harus jadi catatan juga ya, biaya ini hanya untuk komponennya saja atau di luar biaya jasa yang diberikan oleh bengkel.
Umumnya biaya bengkel yang berlaku rata-rata di Rp1 jutaan hingga Rp2 jutaan untuk pengerjaan.
Sekali lagi, catatan ini tentunya akan berbeda-beda tergantung mobil dan bengkel yang Anda pilih nantinya.
Baca juga: Gampang! 3 Tips Perawatan Mobil Transmisi Manual Biar Awet
Kesimpulan
Segala informasi mengenai fungsi, gejala, dan biaya perbaikan dari selenoid matic di atas diharapkan bisa menambah pengetahuan Anda.
Ada baiknya Anda rutin mengganti oli transmisi otomatis setiap 20-30 ribu km sekali walaupun bengkel resmi mengatakan tak perlu mengganti oli transmisi selamanya.
Mengganti oli dan filter transmisi secara rutin tentu akan memperpanjang usia dan keawetan dari transmisi mobil.
Gunakan oli transmisi yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh mobil dengan cara melihat panduan yang diberikan pabrikan.
Lebih baik mengeluarkan uang untuk perawatan secara berkala agar awet dibandingkan mengeluarkan uang untuk perbaikan yang cukup mahal biayanya.
Sebagai gambaran, untuk overhoul matic secara total umumnya bisa mencapai lebih dari Rp13 jutaan.
Yuk, rutin ganti oli transmisi secara berkala.
Penulis: Rizen Panji
Editor: Dimas
Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini!